Assalamu’alaykum,
Pembaca. Syukur alkhamdulillah atas
segala nikmat yang diberikan Allah ta’ala
hingga diperkenankan sampai pada akhir tahun 2015 Masehi. Penulis mengucapkan
selamat hari jum’at, karena 1 Januari 2016 Masehi besok bertepatan pada hari
jum’at, setuju?
Pembaca
tercinta, tidak dimungkiri pergantian tahun baru ya begitu adanya. Tercium bau
khas hura-hura, bau khas pesta tiada henti, bau khas panggung hiburan malam,
bau khas campur baur dusel-duselan
tak terbendung, bau khas bubuk pelangi yang ditembakkan keatas, dan bau khas
yang lain yang mungkin unit K-9 milik polisi tidak sampai hati mengendusnya.
Sebagai seorang muslim, tentu kita patut prihatin apabila nyatanya
saudara-saudari kitalah yang tidak sampai hati diendus unit K-9. Tentu kita
patut prihatin bila ternyata kerabat maupun keluarga kitalah yang tidak sampai
hati diendus unit tersebut. Mungkin masih ada yang belum yakin akan makna dari
itu semua.
Namun
tidak sedikit kok muslim di Indonesia
ini yang peduli sama hal begituan, silahkan browsing
makna atribut yang biasa digunakan saat tahun baru. Silahkan browsing makna terompet. Silahkan browsing makna petasan/ kembang api.
Silahkan browsing makna dentuman jam
tanda pergantian tahun. Silahkan browsing
sejarah pergantian tahun baru di Indonesia pun di dunia. Saudara-saudari kita
merelakan harta, waktu, tenaga dan perasaannya untuk mengkaji dengan detail
hingga menyajikannya secara lugas hal-hal yang memang benar adanya secara
sejarah. Kini masyarakat kian sadar bukan, bagaimana menyadarkan
saudara-saudarinya yang mungkin terbius bau khas pergantian tahun baru? Patut
kita syukuri hal itu. Mungkin dulu kita seperti itu, lalu sadar atas ijin Allah,
melalui saudara-saudari kita.
Pembaca,
kini masyarakat kian sadar. Masyarakat semakin sadar betapa memanfaatkan waktu
pergantian tahun begitu penting. Ya, to the point, silahkan browsing betapa banyak orang yang malam
ini, ya malam ini, memanfaatkan waktunya untuk menghadiri majelis ilmu, kajian,
tabligh akbar di masjid. Silahkan browsing
bagaimana aparat negara sekelas PolRes mengadakan tabligh akbar. Silahkan browsing bagaimana mereka memasang
spanduk berisi ajakan untuk memanfaatkan malam tahun baru yang identik dengan
hura-hura, bising, mengotori lingkungan, menghabiskan uang, diganti dengan muhasabah bersama sekaligus bersedekah.
Silahkan browsing bagaimana seorang
walikota menginstruksikan pengurus masjid di kotanya untuk mengadakan doa
bersama serentak ba’da shalat isya. Silahkan browsing bagaimana ormas menggencarkan shalawat bersama, doa
bersama, dzikir bersama, muhasabah
akhir tahun, tidak tanggung-tanggung langsung menghadirkan sekian banyaknya
juru dakwah. Kini masyarakat kian sadar bukan, bagaimana secara bertahap namun
totalitas berusaha membuat iklim baru saat pergantian tahun? Patut kita
syukuri. Mungkin dulu lingkungan kita seperti itu, namun atas ijin Allah,
lingkungan kita menjadi lebih kondusif atas usaha saudara-saudari kita.
Pembaca
yang terhormat, penulis yakin trend pergantian
tahun baru berikutnya akan menjadi semakin baik. Semakin banyak yang
memanfaatkan waktunya dengan tepat. Semakin gencar amar ma’ruf nahi munkar,
esspecially saat pergantian tahun baru. Ketika kita sudah tersadar,
lingkungan semakin mendukung, pertanyaannya hanya satu, “Sudah siapkah diri
ini?”. Ya, sudah siapkah diri ini mengambil posisi strategis dalam mengawal
saudara-saudari kita yang lain? Sudah siapkah diri ini menjadi bagian dari
pioneer lingkungan yang semakin kondusif? Sudah siapkah saudara-saudari kita terdahulu
mengambil manfaatnya manakala kita mampu meneruskan perjuangannya?. Masihkah
kita berdiam diri duduk di depan laptop (penulis juga sih hehe) dan sekedar berangan-angan semata? Masihkah kita tidak mau
beranjak dari diri yang jahiliyah menuju diri yang terang benderang? Bukankah
seorang muslim dinanti kebermanfaatannya? Bukankah seorang muslim sudah
memiliki bekal yang rahmatan lil’alamin?
Alangkah baiknya seorang muslim sadar bahwa dirinya muslim. Sadar akan tanggung
jawab dan konsekuensinya, tidak hanya terhadap diri pribadi, namun terhadap
saudara-saudarinya. Bukankah masuk surga enaknya rame-rame?
Penulis
mohon maaf bila banyak teori semata, banyak bicara saja namun less action ever, no action. Mohon
maaf atas tulisan yang kemungkinan menyinggung hati Pembaca. Semoga dapat
diambil manfaatnya, meski hanya 1 kalimat yang membekas di hati. Semangat tahun
baru, bersama menjadi pribadi muslim yang utuh, yang kaffah. Bersama, mengingatkan akan nahi munkar. Bersama, membudayakan hal-hal yang nyatanya bermanfaat.
Bersama, meluruskan hal-hal yang nyatanya banyak mudharatnya. Wassalamu’alaykum.
No comments:
Post a Comment