Assalamu’alaykum,
Pembaca tercinta. Bismillah, semoga
kita selalu mendapat nikmat sehat secara gratis, nikmat bernafas gratis, juga
nikmat waktu yang inshaaAllah juga
gratis. Alkhamdulillah kita masih
diberi kesempatan bertemu dengan bulan April. Bagi yang merasa memiliki
semboyan “Jas Merah” pasti akan ingat ibunda yang harum sekali namanya, ya,
ibunda Kartini. Bagi yang tidak merasa masih kecil dan nduweso plus sukanya menjahili orang lain pasti akan ingat istilah “April
Mop” (masih eksis nih istilah???).
Kata Avatar the Last Airblender,
“namun semua berubah saat ParPol menyerang”. Pemilihan presiden-wakil presiden
sudah di depan mata (ya karena di depan kita ada kalendar). Siapa sangka tanggal
9 April 2014 dan entah tanggal berapa lagi akan menjadi nafas segar bagi
Indonesia? Atau bahkan menjadi nafas akhir? *ups. “milih sopo?”, “golput ae ya?”, “wes pokok e milih iku ae”, “mboh
wes sopo ae iso”, dan masih banyak contoh respon yang keluar dari mulut
kita bila disinggung masalah PilLeg
dan PilPres.
Kali
pertama mendengar ada saudara yang menyampaikan “5 menit untuk 5 tahun”, wow, iya juga ya?? Pembaca yang
terhormat, pemilihan seorang “Wakil Rakyat” apalagi Kepala Negara itu apakah
untuk 5 tahun saja? Memilih seorang pemimpin apakah hanya untuk 1 periode
kepemimpinan? Bila iya, maka jangan pilih saya (Nah lho??). Ada pula yang berpendapat, “5 menit untuk Indonesia 5,
10, 15, 20,..... tahun kedepan!!”. That’s
the point! Gue setuju. Karena hidup tidak berubah secara tiba-tiba, namun
bisa kita anggap tiba-tiba berubah. Meski nyatanya perubahan itu secara
bertahap dan perlahan, sayang sekali sayang tanpa kita sadari itu sudah
didesain sedari awal. Siapa sangka bom nuklir bisa mengkontaminasi suatu zona
dalam kurun waktu ribuan tahun hanya diawali ledakan dalam sekian detik?
Dan
mohon maaf sebelumnya, karena penulis bukan pakar dibidang personalia, HRD,
psikologi, dan sejenisnya, mungkin penulis pribadi kurang tahu bagaimana
seseorang laik disebut pemimpin, entah dari segi sikap, kebiasaan, watak, cover, dan sebagainya. Namun alangkah
baiknya kita berkaca pada seorang figur yang berpengaruh pada dunia, Rasulullah
Muhammad SAW. Kepribadian sederhana namun karismatik, memberikan teladan pribadi
baik yang nyata, enterpreneur muda,
ditambah gelar “al-amin”, jujur nan bertanggung jawab, negarawan nan visioner,
dan yang terpenting memegang teguh aqidahnya (dan masih banyak lainnya, kurang opoooooo???). Kepribadian yang dirasa
umum mungkin ya? namun dari segi penerapan hanya pelakunya yang inshaaAllah paham manis, asam, asin,
pedas, sepet, seret, hambar, hanyep, pahitnya seseorang yang diamanahi sebagai
pemimpin umat. Pemimpin itu
Pembaca
yang (apa lagi ya??), setidaknya dan semoga saja Anda sudah memiliki gambaran
yang nyata seperti apa sih seharusnya Indonesia 5, 10, 15, 20 tahun mendatang.
Dan Anda percaya bahwa apa yang Anda bayangkan pasti akan terjadi. Didukung
dengan kemauan Anda sebagai pilar bangsa untuk mensukseskan Indonesia. InshaaAllah, saya akan memilih Anda,
kelak pada PilLeg dan PilPres *aseeek. Mohon maaf bila banyak kalimat yang kurang dimengerti
ataupun redaksional yang kurang tepat. Karena penulis tak lebih baik dari
pembaca. Kurangnya silahkan dimaklumi, lebihnya silahkan dikembalikan ke
penulis, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Terima kasih dan wassalamu’alaykum, Pembaca
ter........... ^_^ (mw)