Friday, December 7, 2012

JANGAN BIARKAN AIB DAN KEPRIBADIAN TERGADAIKAN OLEH JEJARING MEDIA SOSIAL!!!!


Assalamu’alaikum wr. wb. Pembaca. Sebelum memulai pembicaraan ada baiknya saya bertanya, “What’s On Your Mind?” untuk mengtahui apa sedang anda fikirkan, hehehe…. Siapa yang sering bertanya pertanyaan seperti itu selain saya barusan?? Tak sedikit yang melihat tulisan tersebut terpampang di halaman awal sebuah web, sebenarnya tak hanya satu, sangat banyak yang seperti itu namun modelnya berbeda. Ya, siapa lagi kalau bukan kata jejaring sosial?? Medsos a.k.a. media sosial tak lagi hal yang asing untuk orang modern seperti yang sedang membaca tulisan ini *ya iyalah* karena memang sengaja di share lewat jejaring media sosial. Tidak boleh sebut merk ya sebut saja Facebook, Twitter, What’s Up, dan kawan-kawannya. Coba, syukur kalau yang membuat dan memakai jejaring media sosial ini meniatkan untuk membantu dan mempermudah orang lain lebih-lebih untuk menjalin silaturahim, untuk media diskusi ilmiah dan dakwah online, mungkin benar-benar Alhamdulillah.


Tak sedikit ternyata orang-orang yang membuat forum diskusi yang memang membawa manfaat, ada yang berbagai ilmu-ilmu, sharing web link bermanfaat, dan lainnya. Itu sisi positifnya kan lebih menyangkut orang banyak, sekarang coba dari sisi netralnya. Dalam sisi netral lebih kepada diri sendiri, sebagai contoh sebagai media promosi jikalau seseorang mempunyai barang yang ingin dipromosikan, bisa juga sekedar menulis hal-hal yang menarik (tidak menyalahi aturan). Cukup sering kan? Termasuk penulis. Namun ada juga pasti sisi negatifnya, ini susahnya ketika media sosial dijadikan tempat untuk sharing dan promosi hal-hal yang dilarang, media sosial yang dijadikan lahan ejek-ejekan, dijadikan senang-senang semata sampai lupa kewajiban, daaaan masih banyak lainnya. Berhubung penulis adalah remaja maka pembahasan tak jauh dari masalah remaja. Sebut saja media sosial sebagai tempat dalam ajang mengekspresikan apa yang ada difikiran secara totalitas tak kenal batas, istilahnya itu CURHAT. Betapa tak terbatasnya saat kita curhat, kata orang, “ ngomong opo wae, pokok e puas, pokok e plong, gak ngganjel nang ati”. Sebenarnya saya kurang sependapat bila saya berkata “tak kenal batas”. Apapun itu pasti ada batas kewajaran penggunaan. Bagi mereka yang paham, banyak celah dari hal ini yang bisa difikirkan lagi. Let’s check, ada 2 yang menjadi fokus saya….


Sebut saja “Foto Profil”…. Setiap media jejaring sosial mencantumkan isian yang berupa foto atau gambar pengguna tersebut. Batas kewajaran yang pasti yaitu pasang foto yang sopan. Jangan sampai foto profil anda membawa pada fitnah, membawa pada kemudharatan. Sebagai contoh berpakaian tak sesuai aturan, berpakaian yang “kekurangan bahan”, foto atau gambar yang mengandung perspektif dan persepsi negatif. Khusus untuk yang beragama islam, lebih khususnya lagi para perempuan, yang cantik, manis, shalihah, PLIS!!! Usahakan berpenampilan sopan, tampil sebagai muslimah yang baik, untuk yang sehari-hari berhijab ya gunakan jilbab atau kerudung jangan sampai diluar berkerudung namun di media sosial lepas hijabnya deh, naudzubillah,  jangan pose alay yaaa nanti lawan jenisnya jadi “illfeel”. Kalau tidak sanggup lebih baik download gambar kartun muslimah yang cantik atau lucu terus dijadiin foto profil atau apalah pokoknya yang baik-baik. Jangan biarkan sebuah foto mampu menumbuhkan fikiran negatif bahkan fitnah. Jaga kehormatan diri itu penting sekalipun itu hanya sebatas wujud 2 dimensi (foto). Muslimah yang cantik pasti paham ini :) yang laki-laki juga jangan alay please, be a normal human being factually and virtually. Kalau di ilmu psikologi mungkin sebuah foto bisa menjadi gambaran jelas bagaimana kepribadian orang tersebut, so hati-hati akan persepsi orang lain yang mungkin akan muncul :)


Yang paling krusial yaitu “Status”…. Sebenarnya status kan lebih pada status: lajang, single, double, triple, jomblo, janda tua *nah lho, salah gaul*. Namun “status” disini kerap diartikan sebagai apa yang kita tulis mencakup apa yang kita fikirkan, apa yang ingin kita sampaikan, entah itu iseng-iseng atau jujur dari perasaan terdalam, yang kesemuanya itu menjadi jawaban mutlak atas, “What’s On Your Mind?” dengan output sebuah tulisan yang terpampang di jejaring media sosial tersebut, bisa dilihat dan dibaca orang lain, tidak lupa tercantumkan isian untuk kita berkomentar dan menyukai “status” tersebut. Apasih esensinya?? :)…. Penulis pribadi secara subjektif lebih menganggap “status” itu esensinya adalah kepuasan seseorang karena bisa menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan namun terhalang suatu hal, maka dari itu dipilihlah jejaring media sosial untuk megungkapkan sejelas mungkin, tentunya dengan suatu “batasan” tertentu.


Sejauh yang penulis tahu, status iu isinya curhatan, kata-kata iseng, gombalan, pacaran, dan yang lebih oke seperti kata-kata bijak, ajakan pada kebaikan, dakwah, tambahan ilmu dan lainnya. Untuk yang suka curhat, ada baiknya tidak “loss” dalam berbicara. Tak sedikit curhatan yang berlebihan berujung pada perselisihan beda pendapat, yang lebih gawat adalah sebenarnya curhat masalah pribadi  via jejaring sosial membuka celah selebar mungkin kepada orang lain untuk mengetahuinya, dalam artian mengetahui masalah, aib, rahasia anda. Bukankah kita tidak boleh mengumbar masalah dan aib kita pada orang lain?? Kalau kata remaja itu, “ojo frontal” alias jangan terlalu jelas dan terkesan mengumbar apa adanya tanpa difikirkan dahulu akibatnya. Kita pribadi tak ingin kalau semisal ada hal-hal diluar kemauan kita dan itu tentang diri kita beserta masalah kita sebagai hasil dari apa yang kita lakukan. Berfikir dahulu, ya kalau “loss” itu jelas tidak berfikir, alias asal tulis.

Berikutnya, tak jarang lihat status yang menjelek-jelekkan seseorang *biasanya habis putus pacaran, hehehe* tak peduli apa yang ditulis yang penting tujuannya cuma satu, menyinggung!. Benar-benar keterlaluan bila media sosial dijadikan tempat menjelek-jelekkan seseorang apalagi dengan kata-kata yang kasar, ditambah tulisannya khas sekali yang UuuWAL4Ynya, masyaAllah, kok ya masih ada umat seperti itu. Ada baiknya kita menjaga mulut kita dan jemari kita yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam hal yang kurang berguna atau memang tidak berguna untuk dilakukan.


Fenomena status berikutnya adalah hal-hal berbau pamer dan sok tahu. Maaf kalau saya lebih frontal dan tidak bijaksana. Masih dengan fenomena remaja, penggila boyband girlband. Ada saja yang bikin status senang karena dapat tiket menonton konser, senang bisa  bertemu personilnya, “HOyeEe 4b!s LiH4t k0NsErny4 SuJu *Super Judes*”. Sebenarnya hal-hal seperti ini tanpa disadari mendekati pamer. Dikatakan pamer adalah ketika seseorang dengan bangganya mempublikasikan sesuatu yang mana orang lain belum atau bahkan tidak berkesempatan mendapat hal itu. Sebenarnya rugi jika kita seperti itu, lebih baik kita mencoba menuliskan hal-hal yang berguna, memberikan link-link web yang baik, mencoba berbagi ilmu bukan berbagi foto-foto atau video band-band yang absurd *ups*.


Sebenarnya masih banyak hal-hal yang bisa dijadikan bahan kajian ulang. Dari yang sudah penulis tulis diatas bahwa apa yang kita ungkapkan itu bisa menjadi senjata yang akan membunuh diri kita sendiri apabila salah dalam pemakaian. Begitu juga ketika menulis “status” atau apalah dijejaring media sosial yang mana pasti dilihat oleh banyak orang entah orang yang kita kenal atau tidak, entah orang baik-baik atau bahkan orang tidak baik, entah seorang penjaga perkataan atau justru orang yang suka mengumbar perkataan tanpa piker panjang, entah makhluk apa yang akan membuat apa yang anda tulis menjadi faktor pembawa keburukan, menjadi pembawa masalah baru, membawa kemudharatan bagi diri sendiri lebih-lebih jika menyinggung perasaan orang lain yang tak bersalah, dan naudzubillah jangan sampai menjadi penurun bahkan perusak pahala-pahala kebaikan kita yang justru tergantikan oleh tumpukan dosa tiada henti, dan lainnya. Perlu dihati-hati, perkataan dan sikap sering kali menjadi tolak ukur kepribadian seseorang. PERKATAAN ANDA ADALAH AIB DAN KEPRIBADIAN ANDA, JANGAN BIARKAN JEJARING MEDIA SOSIAL MEMBERI CELAH UNTUK MEMBONGKARNYA…. Mohon maaf karena penulis memang subjektif, frontal, gak beraturan, atau apalah, semoga bermanfaat dan membuka sedikit wawasan kita semua. Jazakumullah khairon katsiron wa jazakumullah ahsanal jaza’, Wassalamu’alaikum wr. wb. ^_____^

No comments:

Post a Comment