Assalamu’alaikum wr. wb. Pembaca.
Sebelum memulai pembicaraan ada baiknya saya bertanya, “What’s On Your Mind?”
untuk mengtahui apa sedang anda fikirkan, hehehe…. Siapa yang sering bertanya
pertanyaan seperti itu selain saya barusan?? Tak sedikit yang melihat tulisan
tersebut terpampang di halaman awal sebuah web, sebenarnya tak hanya satu,
sangat banyak yang seperti itu namun modelnya berbeda. Ya, siapa lagi kalau
bukan kata jejaring sosial?? Medsos a.k.a. media sosial tak lagi hal yang asing
untuk orang modern seperti yang sedang membaca tulisan ini *ya iyalah* karena
memang sengaja di share lewat jejaring media sosial. Tidak boleh sebut merk ya
sebut saja Facebook, Twitter, What’s Up, dan kawan-kawannya. Coba, syukur kalau
yang membuat dan memakai jejaring media sosial ini meniatkan untuk membantu dan
mempermudah orang lain lebih-lebih untuk menjalin silaturahim, untuk media
diskusi ilmiah dan dakwah online, mungkin benar-benar Alhamdulillah.
Tak sedikit ternyata orang-orang
yang membuat forum diskusi yang memang membawa manfaat, ada yang berbagai
ilmu-ilmu, sharing web link bermanfaat, dan lainnya. Itu sisi positifnya kan
lebih menyangkut orang banyak, sekarang coba dari sisi netralnya. Dalam sisi
netral lebih kepada diri sendiri, sebagai contoh sebagai media promosi jikalau
seseorang mempunyai barang yang ingin dipromosikan, bisa juga sekedar menulis
hal-hal yang menarik (tidak menyalahi aturan). Cukup sering kan? Termasuk penulis.
Namun ada juga pasti sisi negatifnya, ini susahnya ketika media sosial
dijadikan tempat untuk sharing dan promosi hal-hal yang dilarang, media sosial
yang dijadikan lahan ejek-ejekan, dijadikan senang-senang semata sampai lupa
kewajiban, daaaan masih banyak lainnya. Berhubung penulis adalah remaja maka
pembahasan tak jauh dari masalah remaja. Sebut saja media sosial sebagai tempat
dalam ajang mengekspresikan apa yang ada difikiran secara totalitas tak kenal
batas, istilahnya itu CURHAT. Betapa tak terbatasnya saat kita curhat, kata
orang, “ ngomong opo wae, pokok e puas, pokok e plong, gak ngganjel nang ati”.
Sebenarnya saya kurang sependapat bila saya berkata “tak kenal batas”. Apapun
itu pasti ada batas kewajaran penggunaan. Bagi mereka yang paham, banyak celah
dari hal ini yang bisa difikirkan lagi. Let’s check, ada 2 yang menjadi fokus saya….
Sebut saja “Foto Profil”…. Setiap
media jejaring sosial mencantumkan isian yang berupa foto atau gambar pengguna
tersebut. Batas kewajaran yang pasti yaitu pasang foto yang sopan. Jangan sampai
foto profil anda membawa pada fitnah, membawa pada kemudharatan. Sebagai contoh
berpakaian tak sesuai aturan, berpakaian yang “kekurangan bahan”, foto atau
gambar yang mengandung perspektif dan persepsi negatif. Khusus untuk yang
beragama islam, lebih khususnya lagi para perempuan, yang cantik, manis,
shalihah, PLIS!!! Usahakan berpenampilan sopan, tampil sebagai muslimah yang
baik, untuk yang sehari-hari berhijab ya gunakan jilbab atau kerudung jangan
sampai diluar berkerudung namun di media sosial lepas hijabnya deh,
naudzubillah, jangan pose alay yaaa
nanti lawan jenisnya jadi “illfeel”. Kalau tidak sanggup lebih baik download
gambar kartun muslimah yang cantik atau lucu terus dijadiin foto profil atau
apalah pokoknya yang baik-baik. Jangan biarkan sebuah foto mampu menumbuhkan
fikiran negatif bahkan fitnah. Jaga kehormatan diri itu penting sekalipun itu
hanya sebatas wujud 2 dimensi (foto). Muslimah yang cantik pasti paham ini :)
yang laki-laki juga jangan alay please, be a normal human being factually and
virtually. Kalau di ilmu psikologi mungkin sebuah foto bisa menjadi gambaran
jelas bagaimana kepribadian orang tersebut, so hati-hati akan persepsi orang
lain yang mungkin akan muncul :)
Yang paling krusial yaitu “Status”….
Sebenarnya status kan lebih pada status: lajang, single, double, triple, jomblo,
janda tua *nah lho, salah gaul*. Namun “status” disini kerap diartikan sebagai
apa yang kita tulis mencakup apa yang kita fikirkan, apa yang ingin kita
sampaikan, entah itu iseng-iseng atau jujur dari perasaan terdalam, yang
kesemuanya itu menjadi jawaban mutlak atas, “What’s On Your Mind?” dengan
output sebuah tulisan yang terpampang di jejaring media sosial tersebut, bisa
dilihat dan dibaca orang lain, tidak lupa tercantumkan isian untuk kita
berkomentar dan menyukai “status” tersebut. Apasih esensinya?? :)…. Penulis pribadi
secara subjektif lebih menganggap “status” itu esensinya adalah kepuasan
seseorang karena bisa menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan namun terhalang
suatu hal, maka dari itu dipilihlah jejaring media sosial untuk megungkapkan
sejelas mungkin, tentunya dengan suatu “batasan” tertentu.
Sejauh yang penulis tahu, status iu
isinya curhatan, kata-kata iseng, gombalan, pacaran, dan yang lebih oke seperti
kata-kata bijak, ajakan pada kebaikan, dakwah, tambahan ilmu dan lainnya. Untuk
yang suka curhat, ada baiknya tidak “loss” dalam berbicara. Tak sedikit curhatan
yang berlebihan berujung pada perselisihan beda pendapat, yang lebih gawat
adalah sebenarnya curhat masalah pribadi via jejaring sosial membuka celah selebar
mungkin kepada orang lain untuk mengetahuinya, dalam artian mengetahui masalah,
aib, rahasia anda. Bukankah kita tidak boleh mengumbar masalah dan aib kita
pada orang lain?? Kalau kata remaja itu, “ojo frontal” alias jangan terlalu
jelas dan terkesan mengumbar apa adanya tanpa difikirkan dahulu akibatnya. Kita
pribadi tak ingin kalau semisal ada hal-hal diluar kemauan kita dan itu tentang
diri kita beserta masalah kita sebagai hasil dari apa yang kita lakukan.
Berfikir dahulu, ya kalau “loss” itu jelas tidak berfikir, alias asal tulis.
Berikutnya, tak jarang lihat status
yang menjelek-jelekkan seseorang *biasanya habis putus pacaran, hehehe* tak
peduli apa yang ditulis yang penting tujuannya cuma satu, menyinggung!.
Benar-benar keterlaluan bila media sosial dijadikan tempat menjelek-jelekkan
seseorang apalagi dengan kata-kata yang kasar, ditambah tulisannya khas sekali
yang UuuWAL4Ynya, masyaAllah, kok ya masih ada umat seperti itu. Ada baiknya
kita menjaga mulut kita dan jemari kita yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi
dalam hal yang kurang berguna atau memang tidak berguna untuk dilakukan.
Fenomena status berikutnya adalah
hal-hal berbau pamer dan sok tahu. Maaf kalau saya lebih frontal dan tidak
bijaksana. Masih dengan fenomena remaja, penggila boyband girlband. Ada saja
yang bikin status senang karena dapat tiket menonton konser, senang bisa bertemu personilnya, “HOyeEe 4b!s LiH4t
k0NsErny4 SuJu *Super Judes*”. Sebenarnya hal-hal seperti ini tanpa disadari
mendekati pamer. Dikatakan pamer adalah ketika seseorang dengan bangganya
mempublikasikan sesuatu yang mana orang lain belum atau bahkan tidak
berkesempatan mendapat hal itu. Sebenarnya rugi jika kita seperti itu, lebih
baik kita mencoba menuliskan hal-hal yang berguna, memberikan link-link web
yang baik, mencoba berbagi ilmu bukan berbagi foto-foto atau video band-band
yang absurd *ups*.
Sebenarnya masih banyak hal-hal yang bisa dijadikan
bahan kajian ulang. Dari yang sudah penulis tulis diatas bahwa apa yang kita
ungkapkan itu bisa menjadi senjata yang akan membunuh diri kita sendiri apabila
salah dalam pemakaian. Begitu juga ketika menulis “status” atau apalah
dijejaring media sosial yang mana pasti dilihat oleh banyak orang entah orang
yang kita kenal atau tidak, entah orang baik-baik atau bahkan orang tidak baik,
entah seorang penjaga perkataan atau justru orang yang suka mengumbar perkataan
tanpa piker panjang, entah makhluk apa yang akan membuat apa yang anda tulis
menjadi faktor pembawa keburukan, menjadi pembawa masalah baru, membawa
kemudharatan bagi diri sendiri lebih-lebih jika menyinggung perasaan orang lain
yang tak bersalah, dan naudzubillah jangan sampai menjadi penurun bahkan
perusak pahala-pahala kebaikan kita yang justru tergantikan oleh tumpukan dosa
tiada henti, dan lainnya. Perlu dihati-hati, perkataan dan sikap sering kali
menjadi tolak ukur kepribadian seseorang. PERKATAAN ANDA ADALAH AIB DAN
KEPRIBADIAN ANDA, JANGAN BIARKAN JEJARING MEDIA SOSIAL MEMBERI CELAH UNTUK MEMBONGKARNYA….
Mohon maaf karena penulis memang subjektif, frontal, gak beraturan, atau
apalah, semoga bermanfaat dan membuka sedikit wawasan kita semua. Jazakumullah
khairon katsiron wa jazakumullah ahsanal jaza’, Wassalamu’alaikum wr. wb. ^_____^
No comments:
Post a Comment