Thursday, August 29, 2013

"BERI AKU 10 PEMUDA, AKAN...." KUJADIKAN BOY BAND


Assalamu’alaikum, Pembaca. Pernah dengar kalimat berikut, “Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”? Mungkin Anda pernah browsing internet lalu menemukan kalimat yang intinya seperti itu kata Father Founding Indonesia. Kalimat yang entah bagaimana akan Anda maknai.... Postingan berikut mungkin terlalu mendiskreditkan suatu objek eemmm bisa jadi subjek. Yang jelas ini sudah bukan menjadi rahasia publik.


Pernah ada yang memlesetkan (maaf tidak tahu bahasa Indonesianya) kalimat tersebut menjadi “Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kujadikan boy band!”, ya ampuuuun BOY BAND!!.. Terdengar lucu juga tetapi kalau di Indonesia, bisa jadi bisa jadi bisa jadi, ya! Bisa jadi!. Boy Band pada dasarnya adalah sekumpulan lelaki (notabene masih sangat muda kan “Boy” bukan “Man/men”) yang memadukan antara menyanyi dan gerakan-gerakan tertentu sebut saja modern dance, hehe maaf itu dalam paham penulis mungkin beda dengan pendapat Pembaca semua. Tetapi entah mengapa setahu saya boy band di Indonesia lagunya seputar cinta, cinta, dan cinta, benar? Apa saya salah?.... Hal ini seperti merepresentasikan boy band itu ya lagunya selalu cinta bin galau bin selow binti melow bikin wow. Ditambah lagi penampilan yang wew banget. Rambutnya seperti sarang burung, ada yang seperti brokoli, ada yang seperti helm, lalu pakaiannya juga kata orang-orang “sooo cool” macam trendsetter gitu. Lalu gaya bicaranya wuuuih loe gue loe gue, ya memang sudah lingkungan. Kebayang bagaimana bila ada boy band yang bicara haluuus, kaleeem, volumenya minimal, berasa jadi putri solo. Hahaha, bagaimana menurut Anda?? Antara sooo cool atau sooo odd....


Lalu tentang “Fans” sebut saja penggemar berat lah. Tak sedikit juga lho fans para boy band. Kalau saya lihat dari televisi tuuuh, mulai dari perempuan yang sepertinya masih SD atau SMP SMA, ibu-ibu, bahkan laki-lakiiii!!! Why mengapa saya shock bila fans nya laki-laki? Maklum termakan omongan orang yang sering beranggapan bahwa itu tidak normal. Apalagi kalau mereka berdesak-desakan, joget-joget, apalagi kalau teriak gak jelas pasti itu kakinya keinjak. Lalu waktu artisnya turun panggung mau ke toilet langsung dihadang ribuan fans yang antri kebelet foto dan minta tanda tangan padahal si artis sudah kebelet banget, hohoho bisa jadi kan ini terjadi??.... Kalau dari televisi saya juga pernah tahu sebutan “Fanatik”, fans yang fans banget pokoknya, si artis jalan kesini fansnya ikut, si artis kesana fansnya kesana, si artis kesana kemari, fansnya Ayu Ting-ting deh ituuu. Nah sekarang juga sudah mulai nih televisi yang menampilkan acara khusus pada mereka entah mau diisi apa itu acara. Pagi siang malam ada itu. Setiap hari ada. Plis rek wahai manusia.... Pembaca, apakah Anda termasuk fans biasa? Atau mungkin yang sudah fans berat? hihihi....


Ngapain sih pakai bahas-bahas masalah boy band segala???.... Mungkin tag line Avatar the Last Airbender bisa dipakai, “Namun semua berubah ketika boy band menyerang”. Jujur nih banyak pendapat orang di luar sana yang mengatakan boy band itu “gak pantes” apalagi kalau gayanya aneh-aneh, gerakannya juga aneh, lagunya cuma cinta-cintaan tooook ae dari jaman jahiliyah sampai sekarang apalagi kalau sudah lip sync. Tetapi ada juga yang berpendapat itu gayanya keren modern banget, gerakannya harmonis, lagunya mengenaaa (yaiyalaaah orang yang ndengarin orangnya galauwers gitu).... Hahaha apapun pendapat mereka, saya yakin Anda pasti punya pendapat masing-masing tentang fenomena ini. Atau mungkin yah cuek cuek saja ngapain dipikirin -_-....


Saya membayangkan, bagaimana bila boy band itu identik dengan hal-hal yang bisa dianggap baik. Boy band yang tidak dianggap tidak “normal”. Lagunya bukan lagu cinta-cintaan biasa, upgrade lah jadi lagu pemberi semangat, liriknya penuh motivasi, lagu yang meng-Esa kan Tuhan, lagu yang mencerminkan kecintaan pada bangsa, dan semacam itulah. Membayangkan bilamana ada boy band yang penampilannya rapi, kalau tampil pakai jas (hwohoho eksekutif muda dong). Boy band yang perkataannya tidak sensasional kontroversial. Dan boy band yang inspiratif bagi perkembangan bangsa. Eaaaa yang saya bayangkan bukanlah boy band masa kini.. entah masa kapan itu akan terjadi.. boy band yang di cap “bener”, mungkin bukan sebutan boy band lagi deh yang pantas ^_^


Sudah deh.... capek ngerasani para boy band yang mungkin juga lebih baik dari saya akhlaknya, itulah fakta yang sering ditampilkan. Husnudzan saja kan oke mungkin kita bisa mengambil contoh perjuangan mereka dari nol sampai dianggap sukses dan terkenal seperti sekarang, Semoga bermanfaat, semoga bisa lebih memahami kebutuhannya. Mohon maaf bila ada yang merasa didiskeditkan, atau mungkin yang jadi fans ini ngambek ke saya ya monggo toh fans saya pasti membela *preeet. Penulis tak lebih baik dari pembaca tentunya.... terima kasih, and keep smileee.... Wassalamu’alaikum ^_^ 

Sunday, August 18, 2013

MAKNA "KEMERDEKAAN", DULU?.. SEKARANG?..

Assalamu’alaikum, Pembaca. Bagaimana kabarnya?? Semoga sehat ya disana. Mumpung masih ada bau-bau peringatan Hari Kemerdekaan ke-68 Indonesia, plis rek bukan Hari kemerdekaan Indonesia ke-68 lho ya, maknanya beda ini, Indonesia di dunia cuma ada 1 tidak sampai 68. Saya ucapkan “MERDEKAAA!!” untuk memperingati hari Kemerdekaan Indonesia tentunya terlepas dari hal-hal lain yang bagi orang tertentu mungkin menyebabkan kata merdeka belum saatnya disebut, oke? Yaaa apalagi untuk sebagian orang ini sudah tidak merdeka lagi karena libur panjang telah berlalu dan digantikan rutinitas kerja atau sekolah seperti biasa, ya kan? Ya kan? Ya kan? sabar ya sabar. Lebih sabar lagi kalau mau membaca ini, karena sangat panjang tapi semoga tidak membosankan. Have fun!


Penulis curhat sedikit ya, hanya subjektivitas penulis yang belum paham, sering saya heran ketika 17 Agustus, kita memperingati Hari Kemerdekaan kan? Tapi tak sedikit orang yang bilang Indonesia belum merdeka. Tak hanya segelintir orang saja yang berpendapat bahwa Indonesia justru semakin rumit masalahnya. Padahal kita patut menghargai, menghormati, dan mengenang jasa pejuang-pejuang Indonesia terdahulu, salah satunya dengan cara memperingati Hari “Kemerdekaan” tersebut. Setidaknya berkat usaha beliau semua, salah SATU makna “kemerdekaan” bisa tercapai, ya, merdeka karena tak lagi dijajah habis-habisan oleh bangsa lain. Seiring berkembangnya jaman, berkembangnya masalah, berkembangnya mindset, makna merdeka itu juga semakin luas, sehingga banyak orang yang menganggap belum saatnya merdeka, lha karena memang syaratnya semakin banyak e. Bagaimana menurut Anda??.... wes ya curhatnya :)


Hayooo, siapa yang ikut upacara spesial memperingati Hari Kemerdekaan RI?? Curhat lagi deh ya plis baca, kalau mau sih, hehe. Bagi penulis pribadi, upacara ini cukup penting. Secara umum upacara dilakukan sebagai bentuk penghormatan. Ada yang berpendapat pasti ya seperti upacara biasanya. Eits, pasti beda! Beda prosesi pengibaran? Beda kompetensi pengibar? Beda pidato? Beda bendera? Wooo jangan sampai beda bendera, warga negara mana you?!! Hahaha. Pembaca, secara khusus beda dalam pemaknaannya. Kalau upacara rutin pagi dengan upacara Hari Kemerdekaan itu sama-sama saja feel nya yaaa apalah arti penghormatan. Apalagi kalau upacara rutin saja kurang serius, lha how about upacara yang spesial? Eh terbalik gak ya? Hehe. Pak, Bu, Mas, Mbak, lebih dari itu upacara kan juga melatih kita untuk disiplin, kalau upacara yang serius, kalau ada pidato ya mendengarkan tidak hanya dengar, menghormati peserta lain, nah kalau terlalu lama berdiri boleh pingsan kok pasti banyak followernya, nah lho. Suatu kehormatan juga kebetulan penulis mendapat kesempatan secara langsung mengikuti jalannya upacara di Istana Merdeka! Alhamdulillah, via televisi. Tapi tetap saja keeeeyeeeeen. Oke ah, bagaimana menurut Anda, seberapa penting upacara tersebut?? :)


Pembaca yang terhormat, curhatan terakhir. Dulu jamannya penulis masih aaawwuunyu-unyu imoet-imoet, sebenarnya sekarang masih sih hanya saja imut-imut kadaluwarsa jadi amit-amit, sering diadakan lomba-lomba untuk memeriahkan lho. Siapa yang tidak tahu lomba makan karung? Lomba balap pinang? Lomba panjat kerupuk? Lomba merias kampung? Perang bantal guling kasur? Hwiiiih. Siapa sangka ya kompak-kompaknya masyarakat, kumpul-kumpul, senang bersama, tertawa bersama, bahagia menjadi satu, serasa mendapatkan berbagai makna lain dari “Kemerdekaan” yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Bagaimana dengan daerah Anda? Apakah hal yang saya sebutkan diatas masih eksis?? I hope so ^_^


Oke, sekarang saatnya saya suguhi apa kata orang dan apa kata penulis. Orang menganggap Indonesia belum laik disebut negara yang merdeka. Hukum? Hwooo siapa yang tidak tahu kalau Indonesia itu negara hukum? Pernah dengar istilah mafia hukum?... HAM? Berapa banyak manusia yang hingga saat ini diperlakukan tidak sepantasnya?... Korupsi Kolusi Nepotisme? Semakin banyak yang terungkap, alhamdulillah, kerugian ditanggung rakyat? So pasti… Ekonomi? Masih menemui orang yang meminta-minta diperempatan? Masih menemui anak-anak yang dipaksa bekerja? Miris kalau iya... Strata sosial? Atas, tengah, bawah? Urusan rakyat kecil ya urusan mereka sendiri, yang penting urusan petinggi tercapai… Pendidikan? Kalau sudah sip gak bakal ada social movement dibidang pendidikan, tidak akan ada anak-anak yang tidak menikmati pendidikan minimal sampai kuliah, hehe… Kesehatan? Masih ada orang sakit yang tersisihkan… Kebudayaan? Tak sedikit anak kecil yang tak tahu permainan tradisional, tak sedikit yang tak tahu nama pakaian adat khas daerah, bahkan ada yang dengan sengaja acuh bila kebudayaan kita diambil bangsa lain… Bagaimana dengan Agama??? Saya belum bisa memberi contoh... Daaaaaan masih banyak sektor dengan permasalahannya masing-masing ya ^_^


Pembaca terhormat, mungkin Anda memiliki kriteria “merdeka”nya jaman sekarang?? Penulis pribadi meyakini bahwa orang-orang yang membaca ini memiliki kompetensi masing-masing. Pasti ada yang kompeten dibidang hukum, sosial politik, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, agama, dan lainnya, plis yakinlah pada kemampuan kalian. Okelah sekarang fakta menyuguhkan permasalahan diberbagai sektor kian sulit, rumit, komplit pula dari A sampai Z, beeuuuhh. Tentunya tak bisa jika kita berusaha merestorasi semua permasalahan tersebut, secaraaa ilmunya beragam. Namun ingatlah, berapa banyak teman, keluarga, maupun masyarakat yang kita kenal, pasti memiliki visi misi yang sama. Puluhan sektor ya harus dengan puluhan, ratusan, ribuan, ratus ribu, juta, milyar, triliyunan, pokoknya pokok ayam berkokok itu banyak orang alias mau tidak mau BEKERJA SAMA. Kau dengan kompetensimu dibidangmu, saya dengan kompetensi saya dibidang saya, mereka dengan dengan kompetensi mereka ya dibidang mereka. Visinya satu, Indonesia merdeka. Misinya itu tadi mengatasi permasalahan diberbagai sektor sekalipun masalah itu tak akan berhenti datangnya. Setidaknya semangat pejuang-pejuang terdahulu “seakan” kita warisi, sehingga kita akan memiliki mindset pada perubahan yang lebih baik. Mulai dari diri sendiri memang. Tidak etis kalau pejuang terdahulu bajunya robek-robek, tumpah darah begitu banyak, namun semangat juangnya tak pernah padam, sedangkan kita sekarang maunya serba instan, ketumpahan air saja sudah jerit-jerit, semangat juang runtuh dengan mudahnya kalau terkena efek galau, dan lainnya deh apalah itu.



Pembaca, jangan lupa kalau kita akan mewariskan bumi Indonesia kepada generasi berikutnya. Beri contoh yang baik, benar, dan nyata. Selalu beri motivasi untuk ikut mengusahakan makna kemerdekaan “yang belum tercapai”, oke? Kurangnya saya mohon maaf, perkataan yang meninggung, membelenggu, mencekik, menusuk, maupun membunuh mohon dimaklumi dan dimaafkan (harus!). Semoga bermanfaat meskipun gak jelas manfaatnya… MERDEKAAA!!!... Terima kasih, wassalamu’alaikum ^_^

Friday, August 16, 2013

H-1 BULAN VS H+11 BULAN

Assalamu’alaikum, Pembaca. Ketika suara petasan tergantikan oleh kumandang takbir, ketika pawai motor berganti pawai obor dan takbiran, ketika makanan di dapur disulap menjadi opor dan ketupat, ketika tangan yang biasa mencelakai semua makhluk di dunia ini sudah tak sabar untuk berjabat tangan penuh hasrat untuk memaafkan. Sebelumnya ijinkan saya mengucapkan selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri untuk Anda yang merayakannya. Memang Hari Raya Idul Fitri ini dilaksanakan pada tanggal 1 bulan Syawal, namun siapa sangka penetapan tanggal 1 Syawal di Indonesia kali ini hampir semua jatuh pada tanggal dan hari yang sama, Alhamdulillah. Meskipun begitu kita harus tetap menghargai siapapun itu yang mungkin merayakan hari besar islam ini lebih dahulu, oke? Oke? Oke? :)

Pembaca terhormat, semoga ibadah-ibadah yang insyaAllah 1 bulan kemarin kita laksanakan bisa berbuah baik untuk 11 bulan berikutnya. Memang ya, bulan ramadhan kemarin laiknya charger super cepat namun diharapkan bisa mengaktifkan hingga waktu yang cukup lama. Yang mungkin saat tidak sedang di bulan ramadhan ternyata shalatnya masih kurang tepat waktu, naaah saat bulan ramadhan gencar-gencarnya ini shalat tepat waktu berjama’ah pula. Yang biasanya tidak terbiasa puasa sunnah, saat bulan ramadhan yang notabene puasa adalah hal yang wajib bisa menjadi sarana latihan juga kan meskipun kita wajib serius puasanya. Yang dulunya kurang melihat, menyentuh, membuka, apalagi membaca Al-Qur’an, saat bulan ramadhan siapa sangka khatam 30 kali, subhanallah. Apalagi jodohnya puasa pasti berzakat. Ada zakat fitrah, zakat maal, ada sedekah, nah begitu banyak opsi untuk beribadah via harta yang kita miliki kan. Apalagi saat bulan ramadhan juga semakin sering bersedekah, apalagi setelah bulan penuh berkah ini? Masih rajin sedekah atau malah harus disedekahi?? Jeng jeeeng, siapa tahu, hehehe.

Kabarnya juga ada yang namanya malam lailatul qodar, malam yang lebih baik dari seribu malam, iya kah? Jujur nih penulis pribadi belum tahu bagaimana tanda orang-orang yang dengan jelas memperoleh berkah dari malam yang katanya ekstra spesial ini. Ada yang bilang sih turun di tanggal ganjil pada 10 malam terakhir. Nah berhubung tidak tahu pasti, semoga yang kemarin rajin ibadah di malam hari, tak hanya 10 malam terakhir deh, semoga yang bahkan 30 malam rutin beribadah, bisa mendapat faedahnya.

Oke bagaimana perasaan Anda saat meninggalkan bulan ramadhan?? :) senang? Mungkin karena bisa makan minum sepuasnya lagi? Atau mungkin sedih karena merasa tidak puas terhadap ibadah yang dilakukan? Atau malah biasa-biasa saja karena merasa setiap tahun sudah seperti rutinitas umum?.... Pembaca, bersedihlah karena belum tentu kita akan menemui bulan ramadhan berikutnya. Namun berbahagialah karena kita diberi kesempatan menikmati bulan ramadhan kali ini.


Apapun alasannya please welcome bulan Syawal. Mentang-mentang bulan ramadhan itu spesial lalu bulan lain dicuekin? Jangan deh yaaa. Bulan Syawal maupun bulan-bulan lainnya juga sama baiknya. Yaaah karena bulan-bulan ini sebagai sarana kita berbuat kebaikan, menerapkan dan mengistikhomahkan kebaikan yang kita latih saat bulan ramadhan. Berkaitan dengan bulan Syawal, bagi siapapun yang meyakini perintah puasa sunnah di bulan Syawal ini silahkan melaksanakan yaaa, semampu Anda. Bukan sebuah kewajiban kok, namanya juga puasa sunnah, sesuai kemampuan pribadi deh. Di gabung dengan puasa sunnah lainnya juga makin oke lah yaaw…. Pembaca oh pembaca, cukup sekian yah, semoga bermanfaat. Penulis mohon maaf bila banyak perkataan yang tak berkenan di hati Anda, mohon maaf bila tulisan-tulisan saya menyerempet Anda sampai jatuh tewas. Penulis tak lebih dari manusia yang setiap harinya melakukan kesalahan…. Meskipun tak dapat bertemu dan saling berjabat tangan, bahkan saya tak tahu artinya, ijinkan saya mengucap “Minal aidzin wal faidzin”…. Saya tidak akan meminta maaf, tapi yuuuk sama-sama kita saling memaafkan tanpa diminta sekalipun, hehehe. CEMUNGUUUTHH EAAACH MUACH MUACH UNTUK 11 BULAN KEDEPAN QAQAAAA’ (Alay wooo alay) Terima kasih!!! Kalau punya makanan banyak jangan lupa dikirim ke penulis via email atau sms juga boleh, hahaha ^_^