SALINLAH
KALIMAT INI, “SAYA MENGERJAKAN UJIAN INI DENGAN JUJUR”
Pembaca, anda tahu kalimat diatas?? Bagi para siswa
se-Indonesia yang sudah mengikuti Ujian Nasional atau akan mengikutinya, pasti
akan menemukan kalimat seperti di atas. Yaaa, memang kalimat tersebut terdapat
pada salah satu kolom isian yang tersedia dalam LJK. Betapa hebatnya seseorang
yang mempunyai gagasan untuk menyertakan kalimat tersebut kedalam lembar
jawaban kita!! Kenapa saya bilang hebat? Karena orang yang mempunyai gagasan
menyertakan kalimat tersebut berarti memiliki rasa kepercayaan yang tinggi
kepada siswa-siswinya!! Namuuuun, dilain sisi, apakah kalimat tersebut hanya
sebatas isian belaka??? :)
Seseorang melakukan sesuatu tentu
ada alasannya, andaikata melakukan sesuatu tanpa tujuan itu sama saja sia-sia,
pun dengan disertakannya kalimat tersebut. Saya yakin dan saya percaya TIDAK
SEDIKIT siswa-siswi yang MEREMEHKAN adanya kalimat tersebut!! Perlu bukti? Tanyakan
pada diri anda, hehehehe :) Ya, tidak sedikit diantara mereka yang menganggap
kalimat tersebut sekedar isian biasa yang harus ditulis dalam LJK demi
kelengkapan isian data. Mereka yang seperti itu tak menyadari arti penting
kalimat singkat tersebut, sungguh disayangkan.
Pembaca, “Saya mengerjakan ujian ini dengan jujur”,
apasih pentingnya kalimat ini?? Menurut saya, kalimat ini adalah bukti
kepercayaan pembuat soal kepada siapa saja yang mengerjakan soal tersebut. Mereka
percaya bahwa kita (pelajar) mampu mengerjakan soal-soal ujian yang diberikan
dengan cara yang baik dan benar daaaan dispesifikkan dalam kata “jujur”. Memang
UN kerap kali diwarnai masalah contek massal, kebocoran soal, kebocoran jawaban,
bahkan parahnya sampai para pelajar otaknya bocor!! :) Dan dipastikan mengapa
terjadi demikian ya memang mereka belum mengerti apa maksud dituliskannya
kalimat ini. Pembuat soal merasa optimis dan yakin bahwa pelajar pasti jujur,
tapi entah kenapa sepertinya harapan mereka sirna dengan adanya fakta
dilapangan dimana berbagai kasus terungkap.
Krisis kejujuran inilah yang
sebenarnya membuat citra pendidikan di Indonesia menjadi buruk, mungkin bisa saya
katakan SEKOLAH TERAKREDITASI “A,B,C,D” namuuuun SISWAnya TERAKREDITASI “Z”,
dalam artian sebaik-baik dan seburuk apapun sekolahnya, pelajarnya tetap lebih
buruk. Kejujuran bukanlah suatu hal yang mudah, bahkan tingkatannya lebih dari
Ujian Nasional kemarin lho… Terbukti!!! Mereka bias menjawab soal Ujian namun
mereka belum bias Jujur, nahh berarti kan jujur lebih sulit. Tapi untungnya
apabila berbicara masalah dunia saja, kayaknya nilai kejujuran itu tak
menentukan syarat lulus tidaknya seorang pelajar. Alhasil banyak yang
beranggapan UN sah sah saja melakukan kecurangan yang penting hasilnya baik,
lulus, buat masuk PTN oke banget dehh. Atau mungkin mereka berdalil melakukan
kecurangan demi “kebersamaan”, heeeiii!!! Kalian merusak citra nama sebuah
kebersamaan!! :( lebih bodohnya lagi yaaa kecurangan dilakukan karena
ikut-ikutan atau bahkan gengsi :/ ya ampyuuuun…. Kok ya masih ada pelajar macam
gitu.
Mari kita konkritkan, dengan adanya kalimat di atas
maka:
1. Pembuat
soal percaya pada kita untuk berbuat jujur.
2. Kita
pasti diminta mengerjakan dengan jujur.
3. Kita
sengaja dibiasakan untuk berlaku jujur.
4. Kita
harusnya paham kalimat tersebut.
5. KALIMAT
TERSEBUT BUKAN FORMALITAS BELAKA!!!!...
Hai para pembaca yang setia, seharusnya kita tahu
dan paham akan kalimat tersebut. Kita menulis kalimat tersebut harus dilandasi
dengan niatan baik, kita harus menulis kalimat tersebut dengan penuh keyakinan
akan benar2 menjalankan apa yang kita tulis. Karena apa?? Tentunya karena kita
dipercaya, kita telah diberi amanat, amanat dari pembuat soal. Tentunya apabila
amanat tidak dijalankan atau amanat tersebut dilanggar, maka tidak lain tidak
bukan kesalahan lah yang sebenarnya kita lakukan. Bukan kesalah kecil biasa
yang tiada guna, namun juga masalah besar yang ada hubungannya dengan Tuhan,
ya! Dengan Tuhan! Siapa yang member kalian nilai? Siapa yang meluluskan kalian?
Guru? Tim korektor UN?? Tentunya TUHAN!!! :)
Yang saya tahu bahwa semua ini
sudah telanjur. Apa yang kita lakukan tak bias diulang, yang penting sekarang
kita mengerti mengapa di LJK ujian tertulis “Saya mengerjakan ujian ini dengan
jujur” yaa ini semata-mata bukanlah untuk formalitas pengisian data, lebih dari
yang kalian pikirkan, ini semua adalah bentuk tanggung jawab kita akan sebuah
amanat yang sangat berat, ya, itu adalah amanat tentang KEJUJURAN.. karena
sebaik-baik hasilnya diakhir, bahkan nilai sempurna sekalipun, apabila cara
yang dilakukan salah yaaa tinggal disimpulkan hasilnya adalah “NOL” alias tak
berguna! useless! Gak penting!.. saya tidak berbicara masalah dunia, saya
berbicara masalah akhirat, semoga kalian sadar, dan semoga generasi-generasi
penerusku ada bahkan bertambah...
saya istilahkan “MUJAHID KEJUJURAN”… Allahuma amin
:)
No comments:
Post a Comment