Assalamu’alaykum,
Pembaca yang dirahmati Allah. Bagaimana kabar Anda? InshaaAllah sehat selalu ya. Bagaimana kabar semangat Anda di
hampir 1/3 terakhir bulan Ramadhan ini? Semoga semakin semangat deh! Sedikit share penulis yang mendapat kesempatan mengikuti kajian ramadhan
bersama seorang penulis, Pak Rifa’i Rif’an. Kajian utamanya tentang
mempersiapkan diri menjadi yang “halal”, hehehe.
Banyak hal yang penulis dapat, termasuk isi kajian utamanya, dan beberapa saran
beliau yang wah sekali. Salah satu
yang beliau singgung diakhir kajian adalah melemahnya pikiran, mental, dan
semangat kita karena mendengarkan lagu-lagu yang ya minta ampyuuuun galaunya, melownya,
sedihnya itu lho gak nguati iman. Nah, menurut penulis pribadi lagu-lagu model begitu biasanya
menyampaikan pesan yang sulit diterjemahkan oleh Badan Inteligen, ahli
enkripsi, bahkan hacker profesional
belum tentu tahu isinya. Dan pesan tersebut akan lebih mudah diterjemahkan oleh
seseorang yang terlanjur sedih dan galau akut tanpa alasan. Efeknya apa? Ya
lagu itu seakan mengerti kita dan dengan setia menemani kita. Namun dilain
sisi, sedikit demi sedikit menggerus pikiran, mental, dan semangat kita, karena
negatif ketemu negatif bukan jadi postif tapi jadi double negatif dan alhasil mempengaruhi kehidupan kita. Sebelumnya
mohon maaf karena akan banyak menyinggung yang galau-galau, hehe, kalau terlalu jleb dan gak kuat silahkan lambaikan tangan pada penulis.
Pembaca
yang terhormat, memang benar sesuatu yang diperdengarkan terus-menerus dalam
jangka waktu tertentu bisa menyebabkan apa yang didengar menancap sampai ke inti
sel (wah lebay!). Apa yang didengar
seakan sudah mendominasi memori otak, sehingga yang diingat ya itu itu saja
dalam segala keadaan. Contoh nih satu lagu yang mendayu bin melow bin galau binti alay didengarkan terus menerus bahkan sampai hafal, dalam setiap
kegiatan bisa jadi terbesit di pikiran kita. Bayangkan! Anda mengerjakan tugas
kemudian menyanyi-nyanyi ria, atau bahkan meneteskan air mata sampai tugas Anda
berlumuran air mata bukan karena tugasnya tapi karena lagu melow yang terbesit dalam pikiran Anda, eman kertas e! Anda berkendaraan lalu tanpa sadar
seakan di helm terpasang sound system
lalu Anda karaokean sendiri, berhubung lagu yang diputar di otak adalah lagu
galau sekalipun Anda ngakunya pembalap pun akan melaju 5 km/j. Apalagi kalau
lagunya galau mungkin tanpa hujan badai sekalipun jalanan yang Anda lewati akan
banjir! Itu mah biasa, nih ekstrem! Saat shalat, mulut Anda mengucap bacaan
dalam shalat namun pikiran Anda asyik mendendangkan lagu galau yang bahkan Anda
tak paham artinya alhasil shalat Anda gak semangat dan gak bisa move on! Gak lucu kan kalau shalat tiba-tiba
lemas, lelah, letih, lunglai, lungset, dan akhirnya nyungsep di sajadah karena mendadak galau gak jelas. Yang masih
niat belum bisa takbir, yang berdiri gak segera sujud, yang sujud gak segera
bangun (eh jangan-jangan....!!). Pernahkan
Anda membaca Al-Qur’an sesekali pikiran Anda seakan ada playlist lagu yang
nyala sendiri dan tidak bisa dimatikan, lalu Anda menangis? Ya, bukan karena Anda
paham ayat itu berisi ancaman yang pedih namun Anda menangis karena lagu galau
ala jelangkung tadi (datang tak dijemput, tiba-tiba jadi iklan di pikiran kita).
Hehehe, saya bilang menancap sampai
inti ini karena efeknya bisa sampai pikiran kita tembus ke perbuatan kita juga.
Nyatanya lagu yang sedih, galau, melow, atau apalah itu justru melemahkan
mental kita, melemahkan pikiran kita, melemahkan fisik kita, benar??
Penulis
utamanya mengingatkan pada diri sendiri yang juga masih suka lagu-lagu melow gitu dan pernah merasakan beberapa
hal yang tertulis di paragraf sebelumnya. Tapi inshaaAllah sudah mulai
berkurang, move on ke lagu-lagu yang membawa semangat. Penulis setuju dengan
saran Pak Rifa’i Rif’an bahwa hapus lagu-lagu yang melow dan kawannya, lalu ganti dengan playlist lagu pembawa semangat. Contohnya lagu perjuangan yang inshaaAllah membakar semangat (bukan
lagu supporter bola yaw), lagu yang
memotivasi amar ma’ruf nahi munkar dan
esensinya dapat (bukan lagu yang gak jelas maksudnya), lagu-lagu yang
mengingatkan akan kebesaran Allah, lebih buuaaaaaaik
lagi diisi dengan murottal Al-Qur’an.
Saran yang terakhir ini lho, murottal
Al-Qur’an, guyonan beliau mungkin awalnya telinga kita merasa panas, tapi lihat
efek pada paragraf sebelumnya! Dalam segala aktivitas kita tak lagi lewat iklan
lagu-lagu galau dkk, justru firman Allah yang akan menghiasi pikiran kita.
Setelah kita terbiasa mendengar murottal,
inshaaAllah, semoga bisa mengurangi
pikiran kita dari ngrasani, nggosip, mikir sing ngeres, ngomong ngalor
ngidul tanpa arah yang jelas. Lebih dari itu kalau sudah terbiasa mendengar
itu saat kita membaca Al-Qur’an sedikit banyak kita terbantu dalam melafalkan
dan menghafalnya, inshaaAllah. Mohon
maaf atas banyak kekurangannya, mohon jangan dipuji bila ada lebihnya, mohon
kritik dan sarannya, karena penulis tak lebih baik dari pembaca. Wassalamu’alaykum. (mw)