Friday, July 18, 2014

FROM PLAYLIST TO PIKIRAN, MENTAL, DAN SEMANGAT

Assalamu’alaykum, Pembaca yang dirahmati Allah. Bagaimana kabar Anda? InshaaAllah sehat selalu ya. Bagaimana kabar semangat Anda di hampir 1/3 terakhir bulan Ramadhan ini? Semoga semakin semangat deh! Sedikit share penulis yang mendapat kesempatan mengikuti kajian ramadhan bersama seorang penulis, Pak Rifa’i Rif’an. Kajian utamanya tentang mempersiapkan diri menjadi yang “halal”, hehehe. Banyak hal yang penulis dapat, termasuk isi kajian utamanya, dan beberapa saran beliau yang wah sekali. Salah satu yang beliau singgung diakhir kajian adalah melemahnya pikiran, mental, dan semangat kita karena mendengarkan lagu-lagu yang ya minta ampyuuuun galaunya, melownya, sedihnya itu lho gak nguati iman. Nah, menurut penulis pribadi lagu-lagu model begitu biasanya menyampaikan pesan yang sulit diterjemahkan oleh Badan Inteligen, ahli enkripsi, bahkan hacker profesional belum tentu tahu isinya. Dan pesan tersebut akan lebih mudah diterjemahkan oleh seseorang yang terlanjur sedih dan galau akut tanpa alasan. Efeknya apa? Ya lagu itu seakan mengerti kita dan dengan setia menemani kita. Namun dilain sisi, sedikit demi sedikit menggerus pikiran, mental, dan semangat kita, karena negatif ketemu negatif bukan jadi postif tapi jadi double negatif dan alhasil mempengaruhi kehidupan kita. Sebelumnya mohon maaf karena akan banyak menyinggung yang galau-galau, hehe, kalau terlalu jleb dan gak kuat silahkan lambaikan tangan pada penulis.


Pembaca yang terhormat, memang benar sesuatu yang diperdengarkan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu bisa menyebabkan apa yang didengar menancap sampai ke inti sel (wah lebay!). Apa yang didengar seakan sudah mendominasi memori otak, sehingga yang diingat ya itu itu saja dalam segala keadaan. Contoh nih satu lagu yang mendayu bin melow bin galau binti alay didengarkan terus menerus bahkan sampai hafal, dalam setiap kegiatan bisa jadi terbesit di pikiran kita. Bayangkan! Anda mengerjakan tugas kemudian menyanyi-nyanyi ria, atau bahkan meneteskan air mata sampai tugas Anda berlumuran air mata bukan karena tugasnya tapi karena lagu melow yang terbesit dalam pikiran Anda, eman kertas e! Anda berkendaraan lalu tanpa sadar seakan di helm terpasang sound system lalu Anda karaokean sendiri, berhubung lagu yang diputar di otak adalah lagu galau sekalipun Anda ngakunya pembalap pun akan melaju 5 km/j. Apalagi kalau lagunya galau mungkin tanpa hujan badai sekalipun jalanan yang Anda lewati akan banjir! Itu mah biasa, nih ekstrem! Saat shalat, mulut Anda mengucap bacaan dalam shalat namun pikiran Anda asyik mendendangkan lagu galau yang bahkan Anda tak paham artinya alhasil shalat Anda gak semangat dan gak bisa move on! Gak lucu kan kalau shalat tiba-tiba lemas, lelah, letih, lunglai, lungset, dan akhirnya nyungsep di sajadah karena mendadak galau gak jelas. Yang masih niat belum bisa takbir, yang berdiri gak segera sujud, yang sujud gak segera bangun (eh jangan-jangan....!!). Pernahkan Anda membaca Al-Qur’an sesekali pikiran Anda seakan ada playlist lagu yang nyala sendiri dan tidak bisa dimatikan, lalu Anda menangis? Ya, bukan karena Anda paham ayat itu berisi ancaman yang pedih namun Anda menangis karena lagu galau ala jelangkung tadi (datang tak dijemput, tiba-tiba jadi iklan di pikiran kita). Hehehe, saya bilang menancap sampai inti ini karena efeknya bisa sampai pikiran kita tembus ke perbuatan kita juga. Nyatanya lagu yang sedih, galau, melow, atau apalah itu justru melemahkan mental kita, melemahkan pikiran kita, melemahkan fisik kita, benar??


Penulis utamanya mengingatkan pada diri sendiri yang juga masih suka lagu-lagu melow gitu dan pernah merasakan beberapa hal yang tertulis di paragraf sebelumnya. Tapi inshaaAllah sudah mulai berkurang, move on ke lagu-lagu yang membawa semangat. Penulis setuju dengan saran Pak Rifa’i Rif’an bahwa hapus lagu-lagu yang melow dan kawannya, lalu ganti dengan playlist lagu pembawa semangat. Contohnya lagu perjuangan yang inshaaAllah membakar semangat (bukan lagu supporter bola yaw), lagu yang memotivasi amar ma’ruf nahi munkar dan esensinya dapat (bukan lagu yang gak jelas maksudnya), lagu-lagu yang mengingatkan akan kebesaran Allah, lebih buuaaaaaaik lagi diisi dengan murottal Al-Qur’an. Saran yang terakhir ini lho, murottal Al-Qur’an, guyonan beliau mungkin awalnya telinga kita merasa panas, tapi lihat efek pada paragraf sebelumnya! Dalam segala aktivitas kita tak lagi lewat iklan lagu-lagu galau dkk, justru firman Allah yang akan menghiasi pikiran kita. Setelah kita terbiasa mendengar murottal, inshaaAllah, semoga bisa mengurangi pikiran kita dari ngrasani, nggosip, mikir sing ngeres, ngomong ngalor ngidul tanpa arah yang jelas. Lebih dari itu kalau sudah terbiasa mendengar itu saat kita membaca Al-Qur’an sedikit banyak kita terbantu dalam melafalkan dan menghafalnya, inshaaAllah. Mohon maaf atas banyak kekurangannya, mohon jangan dipuji bila ada lebihnya, mohon kritik dan sarannya, karena penulis tak lebih baik dari pembaca. Wassalamu’alaykum. (mw)