Sunday, August 18, 2013

MAKNA "KEMERDEKAAN", DULU?.. SEKARANG?..

Assalamu’alaikum, Pembaca. Bagaimana kabarnya?? Semoga sehat ya disana. Mumpung masih ada bau-bau peringatan Hari Kemerdekaan ke-68 Indonesia, plis rek bukan Hari kemerdekaan Indonesia ke-68 lho ya, maknanya beda ini, Indonesia di dunia cuma ada 1 tidak sampai 68. Saya ucapkan “MERDEKAAA!!” untuk memperingati hari Kemerdekaan Indonesia tentunya terlepas dari hal-hal lain yang bagi orang tertentu mungkin menyebabkan kata merdeka belum saatnya disebut, oke? Yaaa apalagi untuk sebagian orang ini sudah tidak merdeka lagi karena libur panjang telah berlalu dan digantikan rutinitas kerja atau sekolah seperti biasa, ya kan? Ya kan? Ya kan? sabar ya sabar. Lebih sabar lagi kalau mau membaca ini, karena sangat panjang tapi semoga tidak membosankan. Have fun!


Penulis curhat sedikit ya, hanya subjektivitas penulis yang belum paham, sering saya heran ketika 17 Agustus, kita memperingati Hari Kemerdekaan kan? Tapi tak sedikit orang yang bilang Indonesia belum merdeka. Tak hanya segelintir orang saja yang berpendapat bahwa Indonesia justru semakin rumit masalahnya. Padahal kita patut menghargai, menghormati, dan mengenang jasa pejuang-pejuang Indonesia terdahulu, salah satunya dengan cara memperingati Hari “Kemerdekaan” tersebut. Setidaknya berkat usaha beliau semua, salah SATU makna “kemerdekaan” bisa tercapai, ya, merdeka karena tak lagi dijajah habis-habisan oleh bangsa lain. Seiring berkembangnya jaman, berkembangnya masalah, berkembangnya mindset, makna merdeka itu juga semakin luas, sehingga banyak orang yang menganggap belum saatnya merdeka, lha karena memang syaratnya semakin banyak e. Bagaimana menurut Anda??.... wes ya curhatnya :)


Hayooo, siapa yang ikut upacara spesial memperingati Hari Kemerdekaan RI?? Curhat lagi deh ya plis baca, kalau mau sih, hehe. Bagi penulis pribadi, upacara ini cukup penting. Secara umum upacara dilakukan sebagai bentuk penghormatan. Ada yang berpendapat pasti ya seperti upacara biasanya. Eits, pasti beda! Beda prosesi pengibaran? Beda kompetensi pengibar? Beda pidato? Beda bendera? Wooo jangan sampai beda bendera, warga negara mana you?!! Hahaha. Pembaca, secara khusus beda dalam pemaknaannya. Kalau upacara rutin pagi dengan upacara Hari Kemerdekaan itu sama-sama saja feel nya yaaa apalah arti penghormatan. Apalagi kalau upacara rutin saja kurang serius, lha how about upacara yang spesial? Eh terbalik gak ya? Hehe. Pak, Bu, Mas, Mbak, lebih dari itu upacara kan juga melatih kita untuk disiplin, kalau upacara yang serius, kalau ada pidato ya mendengarkan tidak hanya dengar, menghormati peserta lain, nah kalau terlalu lama berdiri boleh pingsan kok pasti banyak followernya, nah lho. Suatu kehormatan juga kebetulan penulis mendapat kesempatan secara langsung mengikuti jalannya upacara di Istana Merdeka! Alhamdulillah, via televisi. Tapi tetap saja keeeeyeeeeen. Oke ah, bagaimana menurut Anda, seberapa penting upacara tersebut?? :)


Pembaca yang terhormat, curhatan terakhir. Dulu jamannya penulis masih aaawwuunyu-unyu imoet-imoet, sebenarnya sekarang masih sih hanya saja imut-imut kadaluwarsa jadi amit-amit, sering diadakan lomba-lomba untuk memeriahkan lho. Siapa yang tidak tahu lomba makan karung? Lomba balap pinang? Lomba panjat kerupuk? Lomba merias kampung? Perang bantal guling kasur? Hwiiiih. Siapa sangka ya kompak-kompaknya masyarakat, kumpul-kumpul, senang bersama, tertawa bersama, bahagia menjadi satu, serasa mendapatkan berbagai makna lain dari “Kemerdekaan” yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Bagaimana dengan daerah Anda? Apakah hal yang saya sebutkan diatas masih eksis?? I hope so ^_^


Oke, sekarang saatnya saya suguhi apa kata orang dan apa kata penulis. Orang menganggap Indonesia belum laik disebut negara yang merdeka. Hukum? Hwooo siapa yang tidak tahu kalau Indonesia itu negara hukum? Pernah dengar istilah mafia hukum?... HAM? Berapa banyak manusia yang hingga saat ini diperlakukan tidak sepantasnya?... Korupsi Kolusi Nepotisme? Semakin banyak yang terungkap, alhamdulillah, kerugian ditanggung rakyat? So pasti… Ekonomi? Masih menemui orang yang meminta-minta diperempatan? Masih menemui anak-anak yang dipaksa bekerja? Miris kalau iya... Strata sosial? Atas, tengah, bawah? Urusan rakyat kecil ya urusan mereka sendiri, yang penting urusan petinggi tercapai… Pendidikan? Kalau sudah sip gak bakal ada social movement dibidang pendidikan, tidak akan ada anak-anak yang tidak menikmati pendidikan minimal sampai kuliah, hehe… Kesehatan? Masih ada orang sakit yang tersisihkan… Kebudayaan? Tak sedikit anak kecil yang tak tahu permainan tradisional, tak sedikit yang tak tahu nama pakaian adat khas daerah, bahkan ada yang dengan sengaja acuh bila kebudayaan kita diambil bangsa lain… Bagaimana dengan Agama??? Saya belum bisa memberi contoh... Daaaaaan masih banyak sektor dengan permasalahannya masing-masing ya ^_^


Pembaca terhormat, mungkin Anda memiliki kriteria “merdeka”nya jaman sekarang?? Penulis pribadi meyakini bahwa orang-orang yang membaca ini memiliki kompetensi masing-masing. Pasti ada yang kompeten dibidang hukum, sosial politik, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, agama, dan lainnya, plis yakinlah pada kemampuan kalian. Okelah sekarang fakta menyuguhkan permasalahan diberbagai sektor kian sulit, rumit, komplit pula dari A sampai Z, beeuuuhh. Tentunya tak bisa jika kita berusaha merestorasi semua permasalahan tersebut, secaraaa ilmunya beragam. Namun ingatlah, berapa banyak teman, keluarga, maupun masyarakat yang kita kenal, pasti memiliki visi misi yang sama. Puluhan sektor ya harus dengan puluhan, ratusan, ribuan, ratus ribu, juta, milyar, triliyunan, pokoknya pokok ayam berkokok itu banyak orang alias mau tidak mau BEKERJA SAMA. Kau dengan kompetensimu dibidangmu, saya dengan kompetensi saya dibidang saya, mereka dengan dengan kompetensi mereka ya dibidang mereka. Visinya satu, Indonesia merdeka. Misinya itu tadi mengatasi permasalahan diberbagai sektor sekalipun masalah itu tak akan berhenti datangnya. Setidaknya semangat pejuang-pejuang terdahulu “seakan” kita warisi, sehingga kita akan memiliki mindset pada perubahan yang lebih baik. Mulai dari diri sendiri memang. Tidak etis kalau pejuang terdahulu bajunya robek-robek, tumpah darah begitu banyak, namun semangat juangnya tak pernah padam, sedangkan kita sekarang maunya serba instan, ketumpahan air saja sudah jerit-jerit, semangat juang runtuh dengan mudahnya kalau terkena efek galau, dan lainnya deh apalah itu.



Pembaca, jangan lupa kalau kita akan mewariskan bumi Indonesia kepada generasi berikutnya. Beri contoh yang baik, benar, dan nyata. Selalu beri motivasi untuk ikut mengusahakan makna kemerdekaan “yang belum tercapai”, oke? Kurangnya saya mohon maaf, perkataan yang meninggung, membelenggu, mencekik, menusuk, maupun membunuh mohon dimaklumi dan dimaafkan (harus!). Semoga bermanfaat meskipun gak jelas manfaatnya… MERDEKAAA!!!... Terima kasih, wassalamu’alaikum ^_^

No comments:

Post a Comment