Monday, May 20, 2013

ANDA MERASA BOSAN......DALAM BERIBADAH???


Assalamu’alaikum, Pembaca. Bertemu lagi dengan postingan saya, semoga tidak bosan ya soalnya kalau bosan ini susah pasti baru membaca satu huruf saja sudah berbusa itu mulutnya, hehe ya ampun.

Pembaca, pernahkah kita merasa bosan?? Bosan itu saat kita sudah terlalu sering melakukan suatu hal yang sama dalam jangka waktu stagnan/tetap sehingga kita jenuh merasa lelah, ingin sesekali mengganti hal tersebut dengan hal lain yang berbeda sehingga dari titik puncak kejenuhan menjadi titik balik agar kita kembali tidak bosan. Kembali ke pertanyaan, pasti jawabannya pernah, dari bosan bangun tidur (nah gak mau bangun?), bosan makan (beda tipis sama diet???), bosan belajar (alhasil belajar kalau ujian saja), bosan mandi (iya soalnya sehari mandi 7 x 60 menit), sampai ada yang bosan hidup pasti pernah terbesit dipikiran, iya apa iya? Hehe :). Yang sengaja belum saya sebutkan sekaligus yang ingin penulis bicarakan adalah “ibadah”, alias pertanyaan “Pernah gak merasa bosan dalam beribadah?? Huuwayoooo ngaaakuuuu!!”. Pembaca yang terhormat, setiap hari kita beribadah, setiap hari pula kita lakukan diwaktu yang sama, setiap hari pula kita merelakan waktu kita pekerjaan kita tugas kita hanya untuk beribadah! Nah apa anda-anda sekalian gak bosan?? ^_^ Kebetulan yang saya maksud ibadah dalam kalimat sebelumnya adalah contoh ibadah yang bersifat ritual seperti shalat 5 waktu yang memang dilakukan diwaktu tertentu, tiap hari pula. Atau pernahkah kita merasa bosan bersedekah? Pernah bosan membaca Al-Qur’an? Pernah bosan mengikuti majelis ilmu? Bosan mengikuti berbagai kegiatan sosial? Bosan melakukan umroh dan haji? (What the????)….

Hahaha jangan dianggap penulisnya menghasut yang aneh-aneh yaaaaaw nanti dibilang sesat lak susah sendiri hidup saya :) Namun kembali lagi pada umumnya, islam itu cakupannya luas, pun juga ibadah memiliki bentuk yang variatif, tidak monotone pada satu hal saja. Ibadah itu tak hanya shalat woooe, kita pasti tak asing dengan yang namanya memberi, membantu, belajar, berfikir, bahkan senyum ramah saja sudah ibadah lho. Tidur dan bangun tidur pun adalah ibadah untuk kita karena memberi kesempatan istirahat bagi tubuh yang mungkin lelah setelah belajar seharian (Nah belajar alias mengikuti majelis ilmu juga sudah ibadah). Kita merapikan tempat tidur toh juga ibadah termasuk menjaga kebersihan (kebersihan pangkal keimanan, nah???) Kita makan pagi siang sore malam itu juga akan menjadi ibadah bila kita niat makan untuk dapat beraktivitas. Beraktivitaspun juga ibadah manakala kita melakukan hal-hal positif dan berusaha menghindari hal-hal negatif. Bertemu teman di jalan lalu kita sapa mengucap salam sambil senyum ramah senyum manis (whaaa modus iki, apalagi kalau ke lawan jenis, hihihi). Menyelesaikan tugas tepat waktu juga ibadah lho kan kita termasuk menghargai waktu bisa kita gunakan untuk melakukan hal baik lainnya. Dan masih banyak lagi deh hal-hal kecil lainnya yang mungkin belum mampu kita artikan sebagai ladang dan kesempatan untuk beribadah, never mind lah yaw, yang penting mulai sekarang kita juga harus fokus dengan hal-hal kecil yang ringan untuk dilakukan namun bila dilakukan berulang kali insyaAllah manfaatnya juga nomer satu deh :)

Lalu apakah kita mengesampingkan ibadah yang memang wajib untuk kita?? Oh tidaaaak. Ibadah wajib itu tetap saja menjadi “kewajiban” kita. Kenapa saya beri tanda kutip? “Kewajiban” disini tidak serta merta kewajiban yang harus dipenuhi saja. Kewajiban ini adalah kewajiban yang memang harus dipenuhi, plus “dimengerti”. (Tuh tanda kutip lagi?) Dimengerti supaya tidak menjadi beban untuk kita. Sesuai tema “Bosan”, pasti terkait dengan kita merasa tertekan harus melakukan sesuatu yang itu itu itu dan ituuuu saja setiap waktu. Pembaca, ibadah yang rutin kita lakukan itu sebenarnya lho ya sebenarnya justru akan membuat kita terbiasa, kita sholat akan melatih gerak tubuh kita apalagi kalau dilakukan se-detail mungkin seperti yang telah dicontohkan Rasulullah. Kita membaca Al-Qur’an juga melatih kemampuan berbicara kita mengucap dengan lafal yang benar dan tepat sesuai aturan. Kita berzakat juga bersedekah itu melatih jiwa sosial kita. Kita mempercayai serta mengimani adanya qodlo’ qodar hari kiamat malaikat jin syaitan dan lainnya itu juga melatih mental dan pikiran kita supaya teguh pendirian. Bahkan Allah memberikan cobaan dan berbagai masalah setiap hari itu pun melatih kita untuk berfikir, bersabar, berusaha. Kita diwajibkan berdo’a tidak lain ya untuk kebaikan kita dan orang lain sampai-sampai do’a yang baik yang kita tujukan pada orang lain pasti akan kita rasakan dahulu sebelum orang lain tersebut merasakannya. (fiuuuh baaaanyaknyaaa… yaiyalah banyak hal baik di dunia ini yang mungkin belum kita pahami tujuannya, mau contoh lagi?? Cari sendiri yaaa, kan kita harus mengoptimalkan otak kita, alias berfikir, positive thinking, critical thinking, deep thinking ^_^)

Maka dari itu butuh pemahaman yang super duper dan ekstra untuk mengorientasikan segala yang kita lakukan hanya untuk kebaikan serta ibadah pada Allah. Manakala kita lelah, manakala kita bosan dalam beribadah itu bukan karena ibadahnya yang membosankan lhooo tapi memang karena kita sendirilah yang belum sanggup memaknai secara utuh maksud setiap perbuatan yang telah atau akan kita perbuat. Penulis pribadi masih belum sanggup memaknai secara utuh itu juga sih, makannya kita semua harus terus belajar “Long Life Learning”, belajar memaknai setiap perbuatan. Kita fikirkan baik buruknya, benar salahnya, sumber-sumbernya kita kaji, manfaatnya, mudhorotnya. Belajar menghubungkan tindakan satu dengan tindakan lainnya pasti ada sinergitas maksud antara keduanya.

Dan jangan sampai juga kita cepat bosan dengan sesuatu apalagi sesuatu yang pada hakikatnya adalah kebaikan, kalau perlu tiada kata bosan untuk melakukan kebaikan bagi pelaku kebaikan. Sebelumnya juga kita ingat, kita camkan dalam hati dan pikiran, kita berusaha terapkan kalimat berikut, pasti tidak asing “Berlomba-lombalah dalam kebaikan”. Semoga sedikit banyak cerewetannya penulis ini bermanfaat meskipun sedikit, mohon maaf apabila ada salah kata, kalimat maupun huruf. Jazakumullah khairon katsiron wa jazakumullah ahsanal jaza’ akhirul kalam wassalamu’alaikum, Pembaca tercinta (aseeek) ^_^

No comments:

Post a Comment