Saturday, April 25, 2015

BULAN RAJAB, "MENANAM", DAN "BIBIT UNGGUL"

Assalamu’alaykum Pembaca, syukur alkhamdulillah selalu kepada Allah ta’ala yang selalu melimpahkan nikmat sehat, waktu, islam, dan iman. Syukur alkhamdulillah sebentar lagi kita dipertemukan dengan bulan yang super spesial. Hayooocount down to Ramadhan sudah H-berapa detik nih? Detik?? Iya detik, semoga setiap detik yang telah terlalui, bertambah pula kebahagiaan kita menyambut bulan Ramadhan, dan kita selalu berdo’a supaya dipertemukan dengan bulan ini, allahumma aamiin.


Oh ya, tak lupa saya ucapkan selamat memasuki bulan “menanam”! Menanam apa nih? Padi? Gandum? Sayur? Buah? Yups, bagi Pembaca yang punya usaha pertanian maupun perkebunan. Nah yang gak punya? Tenaaang tidak perlu iri, punya usaha tersebut maupun tidak, insyaaAllah Pembaca termasuk penulis tetap bisa “menanam”. Ya! selamat datang di bulan Rajab! suatu bulan yang diistilahkan sebagai bulannya “menanam”, sebelum nantinya masuk bulan “menyiram” dan bulan “memanen”.. if you know what I mean :)


So apa sih yang kita “tanam” di bulan Rajab ini? Sudah tentu “bibit”nya. Bibit kebaikan, bibitamar ma’ruf, bibit nahi munkar. Plus gak perlu tanggung-tanggung, tanam langsung bibit kualitas super alias bibit unggul, insyaaAllah hasilnya pun nomor wahid!


Pembaca,di bulan inilah kita mulai dengan sebenar dan sebaik-baik niat “menanam” halbaik yang diperintahkan Allah ta’ala dan hal yang diajarkan oleh Rasulullah Muhammad.


Kalau bulan Ramadhan sudah wajib kita berpuasa. Nah pada bulan Rajab ini ayo deh bersama-sama kita membiasakan puasa sunnah. Minimal puasa ayyamul bidh nih, pada tanggal 13, 14, 15 setiap bulan pada penanggalan Hijriyah yaaa bukan Masehi lho. Hanya 3x dalam 1 bulan lho, gak pingin? Nanti nyesel lho, hehe insyaaAllah dimudahkan, ciyus deh.


Atau kita berpuasa senin dan kamis, nih 2x dalam 1 pekan atau sekitar 8x dalam 1 bulan, asyik nih upgrade dari yang 3x.


Naaah kalau sudah siap nih ayo coba puasa sunnah yang utama, ya puasa Daud. Sehari berpuasa, sehari tidak, bisa dihitung tuh dapat berapa hari kalau lancar jaya. Hehe jujur nih penulis pribadi belum pernah mencoba puasa Daud. Tapiii alangkah baiknya kalau mulai detik ini mulai kita niatkan bahwa kita akan bisa puasa seperti puasanya Nabi Daud. Alangkah lebih baiknya lagi kalau kita tanam bibit unggulnya.


Bibit Unggul puasa? Pembaca yang dirahmati Allah ta’ala, kalau bibit biasa, puasa kita adalah puasa menahan lapar, dahaga, dan nafsu biologis saja, iya saja! Jadi yang kita rasakan tentunya hanya lapar, haus, dan itu tuh.


Naaah kalau versi bibit unggul, puasa kita adalah puasa menahan lapar, dahaga, nafsu biologis, dan plus plus. Plus menahan pandangan kita dari pandangan liar,menjaga sikap dan perilaku kita di depan orang lain.


Lhaaa ada lagi versi bibit super nih, syukur-syukur saat puasa justru kita menyenangkan orang lain, banyak membantu, banyak bersedekah tenaga, sedekah ilmu, sedekah waktu untuk hal yang jauh lebih bermanfaat. Perbanyak baca Al-Qur’an, perbanyak belajar ilmu-ilmu yang kita minati, kurangi bermain-main, kurangi berfoya-foya menghamburkan uang, tenaga, bahkan waktu.


Dan yang paling penting adalah betapa kita ikhlas berpuasa hanya mencari ridho Allahta’ala saja, iya saja! Bukan puasa karena kita ikut-ikut teman, bukan puasa karena kita sungkan tidak puasa sendiri, bukan puasa karena ingin hemat uang bulanan, apalagi puasa karena ingin diet ?!? Plis yo.


Yuuuk, Pembaca sekalian, yuk kita bersama saling mengingatkan dan kerjasama “menanam” salah satu macam bibit unggul atau bahkan bibit super, hehe masih satu nih. Kalau kita bisa menanam lebih dari satu macam bibit, why not? Pasti hasil “panen”nya jauh lebih banyak dan variatif.


Yuk kita mulai sadar dan segera mencari “bibit-bibit” lain yang, yang jelas tidak bakal tersedia di toko bibit kesayangan Anda maupun kebun bibit di daerah Pembaca sekalian. Yuk niatkan hal ini bukan sebagai latihan puasa, namun lebih sebagai ibadah sekaligus kita hidupkan sunnah Rasulullah Muhammad sedari dini, karena kita umatnya! Karena kita penerus perjuangan Beliau! HamasahSyemangats Kakaaaak :)


Karena sunnah itu bukan yang dilakukan berpahala dan ketika tidak dilakukan tidak apa-apa, namun sunnah adalah pelengkap dan penunjang ibadah wajib kita. Emang situ sudah merasa pantas dan yakin ibadah situ gak bermasalah blas? Apalagi puasa, Allah ta’alalangsung lho yang membalas amal ibadah spesial yang satu ini, kagak mau nih? Hehe.


Mohon maaf atas pemilihan kata atau diksi yang kurang berkenan maupun konten yang kurang berkenan untuk dibaca. Kritik dan saran yang membangun selalu dinanti, karena penulis tidak lebih baik dari Pembaca. Terima kasih, jazakumullahWassalamu’alaykum, Pembaca tercinta. (mw)