Ujian dari Tuhan. Hal
ini oleh mayoritas masyarakat tentu identik dengan suatu bentuk cobaan yang
membuat orang tersebut kesusahan, merasa sengsara, merasa kehilangan seseorang
atau mungkin harta bendanya. Ya, memang ini adalah bentuk ujian dari Tuhan. Ini
adalah contoh bentuk ujian yg “menyusahkan” menurut kita. Namun sebenarnya
Tuhan sangatlah adil dalam memberi ujian. Ujian/cobaan tidak hanya sekedar yang
menyusahkan kita, namun juga cobaan yang membuat kitaa merasa senang, bangga,
merasa dihormati, dll. Bisa saya katakan hal ini sebagai “Ujian Kenikmatan”.
Pembaca,
ujian kenikmatan bisa dimaknai “ujian” yang sebaliknya malah membuat orang
senang, lebih sempit lagi senang dan puas akan “kenikmatan duniawi”. Kenikmatan
duniawi memang banyak, secara umum yang biasa kita sadar seperti halnya harta,
wanita, pangkat/jabatan. Bahkan 3 hal tersebut menjadi “kenikmatan” yang
sebenarnya paling berbahaya yang diberikan oleh Tuhan. Macam seperti ini mampu
menjerumuskan kita kearah duniawi yang lebih dari apapun itu. Banyak contohnya:
yang gila harta, mereka berlomba-lomba mengumpulkan memperbanyak atau bahkan
menggandakan harta mereka tanpa tujuan yang jelas mengapa hal-hal tidak berguna
semacam itu dilakukan, lupa jika sebenarnya mereka dianjurkan atau bahkan
diharuskan untuk bersedekah dan berzakat. Mereka yang punya pangkat dan
kekuasaan saking senangnya hingga membuat bawahannya sendiri kesusahan hanya
demi menyenangkan atasan, mereka lupa tentang adanya kesamaan hak, lupa akan
penghargaan atas jasa orang lain dsb. Lebih-lebih (mohon maaf) mereka yang gila
akan pasangannya, hingga tega dan berani melakukan hal-hal yang tak patut
dilakukan. Naudzubillah….
Sejauh
ini, kenikmatan yang tersebut diatas tentunya hanya bisa dilakukan karena
adanya kenikmatan akan “kesehatan” dan “waktu luang”. Mengapa demikian?....
Pembaca,
Kesehatan, salah satu hal yang penting untuk beraktivitas atau melakukan
kegiatan. Saat Tuhan memberikan kesehatan, maka kita diminta untuk menjaganya.
Karena betapa sulitnya apabila kesehatan itu sudah diambil kembali oleh Sang
Pencipta. Haruslah kita jaga kesehatan itu dengan melakukan aktivitas yang baik
untuk kesehatan biasanya melakukan olah raga rutin dan mengkonsumsi makanan
yang bergizi baik. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati???. Dengan
kesehatan yang alhamdulillah baik, maka tidak ada alasan bagi kita untuk
bermalas-malasan. Dalam artian saat tubuh kita fit haruslah kita berniat untuk
melakukan suatu aktivitas, tentunya aktivitas yang bermanfaat. Lebih-lebih kita
saaaaaangat dianjurkan untuk beribadah dengan kondisi tubuh yang alhamdulillah
sehat.
Ini yang lebih saya
tekankan. Namun saat kesehatan kita diambil oleh Tuhan sebut saja saat kita
sakit, entah itu sakit apa, tetaplah berorientasi bahwa kita tetap bisa
melakukan aktivitas meskipun tidak maksimal. Mungkin aktivitas yang biasanya
kita lakukan bisa terganggu akibat sakit, tapi tetap, jangan lupakan tujuan
diberikannya kesehatan adalah untuk mendukung ibadah kita. Saat sakit betapa
baiknya Tuhan memberikan keringanan pada kita. Kita jadi bisa tetap beribadah
seperti biasa maupun kondisi fisik kita agak terganggu. Mulailah punya fikiran “Sakit
itu bukan halangan, namun adalah untuk penyemangat”. Anda tahu? Saat kita
sakit, banyak saya baca referensi yang mengatakan bahwa sakit itu sebagai
kenikmatan, mengapa demikian? Ada yang berpendapat bahwa Tuhan berusaha
mengurangi dosa-dosa kita terdahulu dengan memberikan sakit tersebut,
alhamdulillah. Tentunya orang yang paling beruntung adalah orang-orang yang tetap
sabar dan optimis akan hidupnya sekalipun dalam kondisi tubuh yang tidak
mumpuni. Berlanjut dari tujuan kesehatan adalah waktu.
Lalu,
Waktu, Tuhan melengkapi kehidupan kita dengan sesuatu yang disebut waktu. Tidak
lain tidak bukan waktu digunakan untuk penentu segala hal. Adanya waktu telah
mengungkapkan berbagai macam sejarah serta detailnya; waktu digunakan untuk
mengetahui suatu estimasi tertentu seperti waktu kelahiran, waktu melakukan kegiatan,
waktu untuk ini dan itu; bahkan waktu digunakan sebagai penanda sesuatu yang
tidak kita ketahui mulainya. Waktu untuk mengatur. Waktu untuk menertibkan.
Waktu sebagai alat bantu segala kegiatan. Dalam melakukan kegiatan kita pasti
mengacu pada waktu, jam berapa? tanggal berapa? bulan apa? kapan? Berakhir kapan?
Dll. Lepas dari kegiatan, maka kita pasti mempunyai suatu kelonggaran antara
kegiatan satu dengan lainnya yang biasa disebut “waktu luang”.
Sebenarnya seluruh
waktu kapanpun itu adalah waktu luang apabila tidak kita isi dengan kegiatan.
Nahh, pembaca, kegiatan inilah yang perlu dipertanyakan. Sebagai ujian dari
Tuhan, saya dapat berasumsi ujian waktu luang adalah bagaimana dan untuk apa
waktu kita gunakan dalam kehidupan ini. Entah melakukan kegiatan yang baik
entah yang buruk kembali pada individu masing-masing. Hal ini semua pasti dan
tentu akan dipertanggungjawabkan pada Tuhan kelak. Oleh karena itu, marilah
kita “manage” waktu kita dengan baik khususnya lagi lakukan hal-hal yang
bermanfaat saja, bermanfaat bagi diri sendiri serta orang lain yang mana akan
kembali lagi sebagai manfaat untuk kita kelak di hari akhir.
24 jam adalah waktu
yang sering menjadi acuan kita dalam kehidupan sehari-hari. Entah bagaimana
kita membaginya pasti sesuai individu dengan kegiatannya masing masing. Gunakan
waktu untuk hal yang bermanfaat seperti sekolah, les dan bekerja, hal ini seakan
kita sudah berjuang di jalan Tuhan tentunya dengan niat dan tujuan yang benar.
Selepas itu, bisa kita mungkin ada kegiatan di rumah. Nah, setelah semua
kegiatan inti selesai, maka adakalanya kita manfaatkan waktu luang, biasanya
untuk bersantai, berkumpul dengan keluarga atau dengan teman, mengisinya untuk
hobby kita, sekedar membaca, dll. Bagi umat islam, mungkin lebih bermanfaat
lagi seperti melakukan ibadah shalat sunnah disamping shalat wajib, mungkin
bisa shalat dhuha, qab’liyah ba’diyah, dll. atau bisa juga membaca Al-Qur’an
bila ada waktu luang. Barulah jika kita sudah lelah maka kita bisa benar-benar
beristirahat (tidur) hal ini juga demi alasan kesehatan untuk melakukan
kegiatan hari berikutnya.
Hal
yang paling . . . . . adalah tentang hidup kita. Kapan kita akan kembali pada
Pencipta??? Tentu kita tidak akan tahu. Kesehatan kita tak dapat menjadi
penentu, karena tak sedikit orang sehat justru kembali dahulu. Pun waktu tidak
dapat menjawab pertanyaan ini karena Tuhan lah yang merahasiakan dan mahatahu
segalanya termasuk hal yang tidak diketahui manusia. Jadi mulai sekarang
sebelum terlambat, mari kita siapkan segalanya, kita gunakan nikmat kesehatan
dan waktu luang untuk melakukan segala hal yang seharusnya lebih berorientasi
untuk kehidupan kelak. Mari kita siapkan bekal untuk masa depan (kehidupan
sebenarnya) tentunya dengan amalan ibadah. Ibadah, semua hal baik adalah
ibadah, maka gunakanlah kesehatan juga waktumu untuk beribadah dengan baik.
Terima kasih, syukran….