Saturday, December 29, 2012

SEMERBAK HEDONISME TAHUN BARU MASEHI


Assalamu’alaikum Wr. Wb., Pembaca. Sebentar lagi kita akan berpisah dengan tahun 2012 dan siap-siap say hello untuk tahun 2013. Seperti biasa, tentunya akan ada Event untuk merayakan Tahun Baru ini. Banyak orang-orang yang pastinya sudah siap-siap. Siap-siap apa? Mari kita lirik tempat-tempat perbelanjaan, sebut saja Supermarket dan Mall, berbagai gebrakan tidak baru yang diadakan pihak tempat tersebut. Seringnya adalah diskon yang pasti akan menghipnotis banyak orang untuk datang membeli barang-barang yang telah didiskon, membeli ini itu, segalanya diambil bahkan karena hebohnya diskon sampai 90% mereka rela berebut dan datang setiap hari. Kita lirik juga supermarket level menengah sebut saja market (Pasar) untuk memeriahkan, disini dilengkapi juga penjual terompet, kembang api, petasan, bahkan lebih ekstrem lagi petasan berdaya ledak nuklir *yang jual teroris*. Semuanya serba dihiasi kesenangan, kemeriahan, kehebohan bersama akan datangnya tahun baru. Itu sisi yang mungkin dianggap baik oleh sebagian besar masyarakat, namun ada juga yang menghiasi perayaan tahun baru dengan kesenangan yang negatif, Sebagai contoh pesta miras, pesta narkoba, konvoi motor “knalpot jebol”, clubbing dan lainnya, Naudzubillah bila masih ada yang seperti itu. Pembaca, apakah anda merasa Perayaan Tahun Baru pantas kalau hanya dibuat bersenang-senang?? Untuk pembaca yang muslim, apakah anda pernah melihat perayaan Tahun Baru Islam semeriah itu?? Lalu sebenarnya apa makna Tahun Baru beserta perayaan-perayaannya itu?....


Pembaca, mungkin “hampir” semua Negara di dunia ini merayakan Tahun Baru, ya memang karena ada sistem penanggalan. Dalam bahasan ini adalah sistem penanggalan Masehi, yaitu berkaitan dengan revolusi bumi terhadap matahari. Sejauh yang penulis dengar dan ketahui, penanggalan Masehi itu buah karya pemikiran bangsa Romawi. Dan kaitannya dengan Perayaan Tahun Baru itu adalah salah satu wujud penghormatan bangsa Romawi terhadap Dewa (kalau tidak salah, Dewa Janus, Dewa pembuka tahun). Disitulah berbagai macam kesenangan duniawi terjadi, pada intinya perayaan tersebut hanya bersenang-senang saja. Maka tak perlu kaget lagi ketika Tahun Baru identik dengan pesta, serba meriah, kesenangan bersama, entah itu dalam hal baik maupun buruk. Sebagai seorang muslim saya bandingkan juga dengan ajaran islam.


Dalam Islam juga ada tahun baru, yaitu Tahun Baru Hijriah. Kalau masehi berdasar Matahari, kalau hijriah insyaAllah berdasar Bulan *kalau salah tolong koreksi :)* Penulis sering bingung, mengapa perayaan tahun baru islam tidak semeriah tahun baru masehi?? Salah dua dari Hari Besar Islam yang Identik dengan Perayaan adalah Idul Fitri dan Idul Adha. Disitulah perayaan bagi Islam. Sebagai pembanding adalah Tahun Baru biasa mungkin penuh dengan senang-senang semata, namun dalam islam lebih dari itu. Senang dan bahagia memang harus, namun perayaan dalam Islam lebih mengutamakan kekeluargaan dan kebersamaan demi keutuhan dan kebaikan masyarakat sendiri. Idul Fitri dan Idul Adha sudah pasti menunjukkan kebersamaan yang sebaik-baiknya, sebagai contoh saling meminta maaf dan memaafkan, saling silaturahim dengan kerabat serta tetangga, saling berbagi serta makan-makan bersama, dan terutama adalah Ibadah bersama. Sangat jelas tujuan Allah akan adanya 2 perayaan ini.


 Cukup kontras bila dibandingkan dengan Tahun Baru masehi yang tujuannya samar-samar. Berkaitan dengan itu apa tidak sebaiknya kita merubah paradigma kita akan Perayaan Tahun Baru yang akan kita lakukan? Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ya lakukan secara wajar. Senang akan pergantian Tahun itu wajar, namun tetap harus dibarengi dengan pemahaman dan perbaikan pribadi. Jangan sampai kita larut dalam kesenangan semata, atau bisa disebut hedonisme. Jangan sampai di awal tahun itu kita awali dengan maksiat, mabuk, mengganggu ketentraman dan keamanan, berbuat yang tidak sesuai syariat agama. Seringnya masyarakat sekarang rela tidak tidur, rela keluar malam hanya untuk hal yang telah penulis sebutkan, padahal banyak hal yang masih bermanfaat. Contoh mudah adalah tidur, setidaknya tidur lebih baik daripada melakukan hal yang kurang bermanfaat. Atau lebih baiknya tidur lalu bangun malam dibarengi ibadah shalat malam serta muhasabah (evaluasi diri) yang mana insyaAllah lebih disukai Allah, lebih bermanfaedah, dan yang terpenting diri juga lebih aman. Atau mungkin dengan dzikir, memohon ampun pada Allah atas kesalahan-kesalahan kita selama setahun ini. Serta mulai berfikir apa saja tujuan kita ditahun berikutnya, apa saja planning kedepannya, dengan harapan itu menjadi titik start kita tentunya dibarengi dengan berdo’a memohon agar tercapai.


Menurut penulis, “Jangan sampai kita tergoda dengan kesenangan semata, jangan sampai tergoda oleh orang-orang diluar sana, itu adalah propaganda sifat senang-senang samata (Hedonisme). Kita harus mempunyai pendirian yang tegas, harus punya pandangan yang jelas, punya pemahaman yang jelas akan apa yang dilakukan orang lain. JANGAN BIARKAN SEMERBAK HEDONISME TERHIRUP MASUK QOLBU KITA UNTUK MENGAWALI TAHUN. Disinilah sebenarnya peran keyakinan akan ajaran agama yang benar!! Diakhir jaman ini tentunya tantangan hidup lebih sulit, manakala kita tidak memiliki pondasi agama yang jelas dan kuat, bersiaplah roboh aqidah kita. Bagi siapa yang mampu menangkal dan menjauhi godaan-godaan tersebut, itulah mereka yang beruntung!!”. Awali Tahun 2013 ini dengan sesuatu yang telah PASTI manfaatnya. Penulis mohon maaf apabila setahun ini banyak salahnya *pasti*, mohon maaf bila posting saya Sungguh Terlaaaaaalu…. Semoga bermanfaat, jazakumullah khoiron katsiron wa jazakumullah ahsanal jaza’, akhirul qalam Wassalamu’alikum Wr. Wb. 

Friday, December 7, 2012

JANGAN BIARKAN AIB DAN KEPRIBADIAN TERGADAIKAN OLEH JEJARING MEDIA SOSIAL!!!!


Assalamu’alaikum wr. wb. Pembaca. Sebelum memulai pembicaraan ada baiknya saya bertanya, “What’s On Your Mind?” untuk mengtahui apa sedang anda fikirkan, hehehe…. Siapa yang sering bertanya pertanyaan seperti itu selain saya barusan?? Tak sedikit yang melihat tulisan tersebut terpampang di halaman awal sebuah web, sebenarnya tak hanya satu, sangat banyak yang seperti itu namun modelnya berbeda. Ya, siapa lagi kalau bukan kata jejaring sosial?? Medsos a.k.a. media sosial tak lagi hal yang asing untuk orang modern seperti yang sedang membaca tulisan ini *ya iyalah* karena memang sengaja di share lewat jejaring media sosial. Tidak boleh sebut merk ya sebut saja Facebook, Twitter, What’s Up, dan kawan-kawannya. Coba, syukur kalau yang membuat dan memakai jejaring media sosial ini meniatkan untuk membantu dan mempermudah orang lain lebih-lebih untuk menjalin silaturahim, untuk media diskusi ilmiah dan dakwah online, mungkin benar-benar Alhamdulillah.


Tak sedikit ternyata orang-orang yang membuat forum diskusi yang memang membawa manfaat, ada yang berbagai ilmu-ilmu, sharing web link bermanfaat, dan lainnya. Itu sisi positifnya kan lebih menyangkut orang banyak, sekarang coba dari sisi netralnya. Dalam sisi netral lebih kepada diri sendiri, sebagai contoh sebagai media promosi jikalau seseorang mempunyai barang yang ingin dipromosikan, bisa juga sekedar menulis hal-hal yang menarik (tidak menyalahi aturan). Cukup sering kan? Termasuk penulis. Namun ada juga pasti sisi negatifnya, ini susahnya ketika media sosial dijadikan tempat untuk sharing dan promosi hal-hal yang dilarang, media sosial yang dijadikan lahan ejek-ejekan, dijadikan senang-senang semata sampai lupa kewajiban, daaaan masih banyak lainnya. Berhubung penulis adalah remaja maka pembahasan tak jauh dari masalah remaja. Sebut saja media sosial sebagai tempat dalam ajang mengekspresikan apa yang ada difikiran secara totalitas tak kenal batas, istilahnya itu CURHAT. Betapa tak terbatasnya saat kita curhat, kata orang, “ ngomong opo wae, pokok e puas, pokok e plong, gak ngganjel nang ati”. Sebenarnya saya kurang sependapat bila saya berkata “tak kenal batas”. Apapun itu pasti ada batas kewajaran penggunaan. Bagi mereka yang paham, banyak celah dari hal ini yang bisa difikirkan lagi. Let’s check, ada 2 yang menjadi fokus saya….


Sebut saja “Foto Profil”…. Setiap media jejaring sosial mencantumkan isian yang berupa foto atau gambar pengguna tersebut. Batas kewajaran yang pasti yaitu pasang foto yang sopan. Jangan sampai foto profil anda membawa pada fitnah, membawa pada kemudharatan. Sebagai contoh berpakaian tak sesuai aturan, berpakaian yang “kekurangan bahan”, foto atau gambar yang mengandung perspektif dan persepsi negatif. Khusus untuk yang beragama islam, lebih khususnya lagi para perempuan, yang cantik, manis, shalihah, PLIS!!! Usahakan berpenampilan sopan, tampil sebagai muslimah yang baik, untuk yang sehari-hari berhijab ya gunakan jilbab atau kerudung jangan sampai diluar berkerudung namun di media sosial lepas hijabnya deh, naudzubillah,  jangan pose alay yaaa nanti lawan jenisnya jadi “illfeel”. Kalau tidak sanggup lebih baik download gambar kartun muslimah yang cantik atau lucu terus dijadiin foto profil atau apalah pokoknya yang baik-baik. Jangan biarkan sebuah foto mampu menumbuhkan fikiran negatif bahkan fitnah. Jaga kehormatan diri itu penting sekalipun itu hanya sebatas wujud 2 dimensi (foto). Muslimah yang cantik pasti paham ini :) yang laki-laki juga jangan alay please, be a normal human being factually and virtually. Kalau di ilmu psikologi mungkin sebuah foto bisa menjadi gambaran jelas bagaimana kepribadian orang tersebut, so hati-hati akan persepsi orang lain yang mungkin akan muncul :)


Yang paling krusial yaitu “Status”…. Sebenarnya status kan lebih pada status: lajang, single, double, triple, jomblo, janda tua *nah lho, salah gaul*. Namun “status” disini kerap diartikan sebagai apa yang kita tulis mencakup apa yang kita fikirkan, apa yang ingin kita sampaikan, entah itu iseng-iseng atau jujur dari perasaan terdalam, yang kesemuanya itu menjadi jawaban mutlak atas, “What’s On Your Mind?” dengan output sebuah tulisan yang terpampang di jejaring media sosial tersebut, bisa dilihat dan dibaca orang lain, tidak lupa tercantumkan isian untuk kita berkomentar dan menyukai “status” tersebut. Apasih esensinya?? :)…. Penulis pribadi secara subjektif lebih menganggap “status” itu esensinya adalah kepuasan seseorang karena bisa menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan namun terhalang suatu hal, maka dari itu dipilihlah jejaring media sosial untuk megungkapkan sejelas mungkin, tentunya dengan suatu “batasan” tertentu.


Sejauh yang penulis tahu, status iu isinya curhatan, kata-kata iseng, gombalan, pacaran, dan yang lebih oke seperti kata-kata bijak, ajakan pada kebaikan, dakwah, tambahan ilmu dan lainnya. Untuk yang suka curhat, ada baiknya tidak “loss” dalam berbicara. Tak sedikit curhatan yang berlebihan berujung pada perselisihan beda pendapat, yang lebih gawat adalah sebenarnya curhat masalah pribadi  via jejaring sosial membuka celah selebar mungkin kepada orang lain untuk mengetahuinya, dalam artian mengetahui masalah, aib, rahasia anda. Bukankah kita tidak boleh mengumbar masalah dan aib kita pada orang lain?? Kalau kata remaja itu, “ojo frontal” alias jangan terlalu jelas dan terkesan mengumbar apa adanya tanpa difikirkan dahulu akibatnya. Kita pribadi tak ingin kalau semisal ada hal-hal diluar kemauan kita dan itu tentang diri kita beserta masalah kita sebagai hasil dari apa yang kita lakukan. Berfikir dahulu, ya kalau “loss” itu jelas tidak berfikir, alias asal tulis.

Berikutnya, tak jarang lihat status yang menjelek-jelekkan seseorang *biasanya habis putus pacaran, hehehe* tak peduli apa yang ditulis yang penting tujuannya cuma satu, menyinggung!. Benar-benar keterlaluan bila media sosial dijadikan tempat menjelek-jelekkan seseorang apalagi dengan kata-kata yang kasar, ditambah tulisannya khas sekali yang UuuWAL4Ynya, masyaAllah, kok ya masih ada umat seperti itu. Ada baiknya kita menjaga mulut kita dan jemari kita yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam hal yang kurang berguna atau memang tidak berguna untuk dilakukan.


Fenomena status berikutnya adalah hal-hal berbau pamer dan sok tahu. Maaf kalau saya lebih frontal dan tidak bijaksana. Masih dengan fenomena remaja, penggila boyband girlband. Ada saja yang bikin status senang karena dapat tiket menonton konser, senang bisa  bertemu personilnya, “HOyeEe 4b!s LiH4t k0NsErny4 SuJu *Super Judes*”. Sebenarnya hal-hal seperti ini tanpa disadari mendekati pamer. Dikatakan pamer adalah ketika seseorang dengan bangganya mempublikasikan sesuatu yang mana orang lain belum atau bahkan tidak berkesempatan mendapat hal itu. Sebenarnya rugi jika kita seperti itu, lebih baik kita mencoba menuliskan hal-hal yang berguna, memberikan link-link web yang baik, mencoba berbagi ilmu bukan berbagi foto-foto atau video band-band yang absurd *ups*.


Sebenarnya masih banyak hal-hal yang bisa dijadikan bahan kajian ulang. Dari yang sudah penulis tulis diatas bahwa apa yang kita ungkapkan itu bisa menjadi senjata yang akan membunuh diri kita sendiri apabila salah dalam pemakaian. Begitu juga ketika menulis “status” atau apalah dijejaring media sosial yang mana pasti dilihat oleh banyak orang entah orang yang kita kenal atau tidak, entah orang baik-baik atau bahkan orang tidak baik, entah seorang penjaga perkataan atau justru orang yang suka mengumbar perkataan tanpa piker panjang, entah makhluk apa yang akan membuat apa yang anda tulis menjadi faktor pembawa keburukan, menjadi pembawa masalah baru, membawa kemudharatan bagi diri sendiri lebih-lebih jika menyinggung perasaan orang lain yang tak bersalah, dan naudzubillah jangan sampai menjadi penurun bahkan perusak pahala-pahala kebaikan kita yang justru tergantikan oleh tumpukan dosa tiada henti, dan lainnya. Perlu dihati-hati, perkataan dan sikap sering kali menjadi tolak ukur kepribadian seseorang. PERKATAAN ANDA ADALAH AIB DAN KEPRIBADIAN ANDA, JANGAN BIARKAN JEJARING MEDIA SOSIAL MEMBERI CELAH UNTUK MEMBONGKARNYA…. Mohon maaf karena penulis memang subjektif, frontal, gak beraturan, atau apalah, semoga bermanfaat dan membuka sedikit wawasan kita semua. Jazakumullah khairon katsiron wa jazakumullah ahsanal jaza’, Wassalamu’alaikum wr. wb. ^_____^

Tuesday, August 28, 2012

ANAK, "POSISI MENENTUKAN PEMAHAMAN"


Assalamu’alaikum, Pembaca. Sudahkah anda saling meminta maaf saat Idul Fitri kemarin? Khususnya pada keluarga sendiri, bapak ibu adik kakak? Anak ke orang tua, juga anak ke anak :)… Posting kali ini sedikit banyak membahas tentang diri kita sebagai seorang ANAK, ini bukan berarti karena ingin punya anak yaa, tapi ini untuk menambah pemahaman dan tambahan pemikiran saja, hehehe.

Salah satu masalah yang sering saya hadapi adalah posisi seorang anak, dalam artian “anak keberapa kah kita??” dikaitkan dengan hak, kewajiban, tanggung jawab, pemahaman diri dan lain-lain. Seringkali perbedaan pendapat antara si sulung, si bungsu, dan si tengah-tengah. Sebelumnya mohon maaf apabila ada yang tidak sependapat yaaa karena ini pendapat penulis pribadi :).


Anak Pertama alias si sulung…

“Kenapa aku tidak punya kakak?” pasti tidak asing dengan pertanyaan tersebut, ya biasanya terpikirkan apabila kita mempunyai masalah, biasanya untuk kita yang kesulitan dalam belajar bahkan masalah pribadi, mereka ingin bertanya pada kakak/mbaknya yang seharusnya lebih paham. Lalu juga untuk orang-orang yang merasa terbebani bila anak pertama mempunyai seorang adik yang notabene tanggung jawab ada pada anak pertama.

Oke, berhubung penulis juga anak pertama, menurut saya bila kita menjadi anak pertama dan kita mempunyai adik, seharusnya kita harus tetap bersyukur, karena apa?? Karena kita telah dijamin dan dipercaya oleh Tuhan untuk bertanggung jawab pada adik kita, hitung-hitung bentuk tanggung jawab kita itu adalah ibadah juga kan, bukankah Tuhan memberi cobaan tidak melebihi kemampuan kita?? :).

“Kenapa aku harus punya adik yang ekstra baweeel??” untuk kakak/mbak yang tersiksa oleh hadirnya seorang adik. Suka jahilin, kalau adik menangis target ceramah orang tua adalah anak pertama, nakalnya tak bisa diatur, dan lainnya. Menurut saya ya, tetap bersyukurlah apapun bentuk adik kita itu, ada 2 hal yang insyaAllah akan menyemangati kita. Pertama adalah ADIK seperti TEMAN paling SETIA saat kita kesepian, untuk yang galau di rumah tak ada teman, adiklah solusi paling aman, ya hitung-hitung bisa diajak main, diajak komunikasi, diajak makan-makan juga bisa asal jangan diajak yang aneh-aneh bin ekstrem binti berbahaya yaaa. Apalagi kalau adiknya baik, nurut, lucunya masyaAllah, saya jamin kita di rumah itu lebih betah!! ^____^…
Kedua adalah ADIK sebagai pengubah POLA PIKIR, POLA HIDUP, juga KEPRIBADIAN kita. Kok bisa?? Seringkah berbagi makanan dengan adik? Sering mengajaknya komunikasi? Sering membimbingnya? Saya rasa jawabannya haruslah sering :). Juga kepribadian, bisa menjadi pribadi yang lebih ramah, halus, pengertian, bertanggung jawab, yang paling penting adalah sabarnya itu harus mantap :) :) Jadi sebenarnya tak seburuk itu menjadi anak pertama kan!!! Jangan mencari kekurangan kalau sangat banyak kelebihannya ^_____^V


Anak Terakhir a.k.a si bungsu…

Biasanya anak terakhir itu lebih diperhatikan orang tua, sekolah bisa dibayarin sama kakak/mbaknya, daaan masih banyak keuntungan lainnya, iya apa iya? Sungguh enak mungkin ya? :) ohh jangan salah, derita seorang adik biasanya seperti ini…
“Kenapa ya kok aku sering disuruh-suruh sama kakak/mbak??” pasti pernah, seenggaknya disuruh ambilin ini itu, disuruh beliin, disuruh nemanin, ya? :) memang disuruh itu rasanya tidak enak, apalagi kalau yang disuruh sudah besar pula, mungkin penolakan itu ada. Apakah disuruh-suruh itu takdir seorang adik? Tidak!! Itu sebuah kewajaran, siapa sih yang tak mau membahagiakan kakak/mbaknya? Bukankah kakak/mbaknya seenggaknya sudah banyak berkorban juga seperti pada pembahasan anak pertama?? ^_____^…

“Kenapa ya mesti jadi kalah-kalahan, dijahilin, diapain lah??” menurut saya sekali lagi itu adalah sebuah kewajaran, maklum kan seorang kakak/mbak jahilin adiknya, bukan karena ingin menyiksa, saya yakin itu bukti rasa sayang dan “care”nya seorang kakak/mbak pada adiknya, kecuali kalau memang dijahatin ya si adik terkena wajib lapor pada orang tua!! :) dilain hal, itu lho bisa melatih diri kita juga untuk lebih mengerti keadaan, mengerti akan pribadi kita sekarang seperti apa dan seharusnya seperti apa… Juga dilatih untuk menghormati… So? Masih betah menjadi seorang adik?? Kalau tidak betah, jangan protes pada orang tua yaaa ^_____^V


Anak Pertengahan (sesudah anak pertama sebelum anak terakhir)…

Kalau anak pertama susah, anak terakhir senang, asumsi orang biasanya anak pertengahan itu seimbang antara hak kewajiban susah senangnya itu sama alias gabungan dari 2 penjelasan sebelumnya mungkin gitu. Hehehe, jujur saya belum pernah ada pengalaman anak tengah-tengah punya masalah kompleks selain gabungan dari 2 posisi anak sebelumnya :). Tapi tetap ya, harus bisa hormat pada kakak/mbaknya juga harus bisa menjadi pribadi yang baik untuk adiknya, balance semua ^_____^


Anak Tunggal bin home alone…

Tak punya kakak, tak punya adik, ada sisi baiknya lho, dapat uang saku dari orang tua leeeebih, perhatian orang tua benar-benar focus pada 1 anak saja, WARISAN TUNGGAL!! dan lain-lain. Hanya itu? Kita lihat yang tak enaknyaaa…
“Kesepian rek :’(…“, “Hee ayo keluar bareng”, “Tanya siapa ya iki tugas susah-susah?”, “(Dan masih baaaanyak keluhan lainnya)”… Kesepian, siapa yang tak butuh komunikasi sekalipun itu sebentar? Apalagi dilingkup keluarga apabila bapak dan ibu kerja, apa kita tak butuh teman untuk sharing? Mungkin seorang kakak dan adik adalah jawabannya, tapi yang sangat mungkin adalah adik, ya karena kita sudah pasti anak pertama. Sosialisasi itu penting lebih penting dari harta kan, pengembangan diri, sikap mental, pola pikir, pola hidup, itu semua sebaiknya berkembang kan, atau kita ingin menjadi seorang individualis nonsosialis?? :)… Sekalipun tak punya adik, ya bersyukur berarti Tuhan telah mempersiapkan segalanya untuk pemenuhan segala kebutuhan materiil dan nonmateriil itu, dan juga harus tetap berusaha bersosialisasi dengan baik dengan tetangga atau teman diluar rumah… Nah, bangga jadi anak tunggal?? ^_____^V


Cukup banyak hikmah dari diciptakannya kita entah menjadi anak keberapakah dari orang tua kita :) yang pasti semua ada baik dan buruknya, namun optimalkanlah untuk mencari segala kebaikannya… tetap sabar, tetap baik sangka… ANAK, POSISI MENENTUKAN PEMAHAMAN… terimakasih, wassalamu’alaikum ^_____^

Sunday, July 22, 2012

PEMAHAMAN DAN RUTINITAS, SURVIVE DAN SUKSES RAMADHAN

Bismillahirahmanirahim. Pembaca, marhaban ya ramadhan, ya itulah yang mungkin diucap bagi mereka yang menyambut datangnya bulan Ramadhan ini dengan gembira bin ceria binti bahagia, alhamdulillah. Pembaca apa anda senang dengan datangnya bulan ini? Apa saja yang akan anda lakukan atas hadirnya bulan ini? Dan bagaimana anda memaknai hadirnya bulan ini? Bulan yang sangat spesial bagi umat islam :)

Mari mulai, Ramadhan merupakan bulan yang ditunggu? Ditunggu kenapa? Yahh ditunggu karena bakal berbuka puasa dan sahur kembali bersama keluarga. Bagi banyak orang, siapa yang ingin melewatkan buka puasa bersama dengan keluarga?? Pasti semua ingin, sekalipun mereka-mereka yang telah ditinggalkan. Ataaaau bisa main petasan! Khusus bagi yang masa kecilnya kurang bahagia karena gak pernah main petasan *seperti penulis* mungkin akan melampiaskan keinginannya dengan mainan kecil nan ekstrem salah satunya petasan *penulis gak berani*, yaaa maklum kan memang banyak yang jual. Atau ada alasan lain?? Hehehe…

Kemudian berlanjut pada kegiatan dari alasan diatas. Oke, kalau Ramadhan kegiatan yang harus dilakukan bagi kebanyakan orang adalah harus rajin! rajin bangun lebih pagi *buat sahur sih*, hahaha rela bangun jam 2 untuk menyiapkan hidangan. Kemudian sembari menanti imsyak bisa lihat acara di tv susahnya kalau malah tertidur, Subuh shalat. Nah fatalnya setelah shalat biasanya mengantuk, alhasil kembali tarik selimut sampaaaaaai Dhuhur bangun, hahaha. Mungkin kepikiran mainan petasan juga memeriahkan siang bolong. Sampai akhirnya menjelang Maghrib pasti sudah duduk manis di depan meja makan atau kulkas. *Allahuakbar Allahuakbar…* capcuuus minum es atau sirup 1 liter biasanya terus langsung makan besar tanpa ampun disabet sepiring-piringnya. Selesai makan, perut berat banget dengan jalan santainya shalat Maghrib, terus Isya, naaahh Tarawih dan Witir nya ini kan sunnah lhaaa, bertepuk sebelah tangan pula soalnya sudah pada mengantuk, oke bubuk dehh menanti hari berikutnya :)…

Nahh lalu bisa disimpulkan bagaimana pemaknaan hadirnya bulan Ramadhan dari apa yang ditunggu dan apa saja yang dilakukan :) overall kalau seperti itu yaaa dalam bulan Ramadhan melakukan hal-hal seperti itu serasa sudah cukup kan ya? Bukannya apapun yang dilakukan di bulan Ramadhan asalkan sesuai aturan dan memenuhi persyaratnya itu sudah merupakan ibadah yang lebih dari ibadah lain :) hihihi iya apa iya? Hahaha :)…


Pembaca yang tercinta, *mungkin* ada diantara kita yang merasa dan tergambar dari apa yang saya tulis diatas, tidak menutup kemungkinan. Nah tapi insyaAllah saya percaya bahwa orang-orang jaman sekarang tidak lagi berfikir sesingkat-singkatnya berfikir seperti penjabaran saya. Maka dari itu perlunya akan pemahaman diri terhadap hadirnya suatu hal apalagi istimewa, dalam konteksnya bulan Ramadhan. Apasih yang ditunggu?? Sewajarnya, yang ditunggu adalah berkah, bulan dimana berkah didalamnya lebih lebih dan lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Mereka yang percaya bahwa pintu ampunan-Nya terbuka lebar pasti menunggu malam, ya disetiap malamnya akan senantiasa dengan ikhlas rela bersujud sembari menitihkan air mata penghambaan, seraya berdo’a meminta ampunan Allah. Mereka yang percaya bahwa pahala kebaikan dilipat gandakan akan berlomba-lomba pagi siang malam mengisinya dengan kegiatan yang bermanfaat. Ada juga yang dengan kesadarannya, ingin meng-khatamkan Al-Qur’an, ingin bersedekah lebih dari biasanya, ingin berbuka puasa bersama di panti asuhan atau pondok, dll. daripada hanya sekedar tidur di rumah yang “katanya” juga berpahala *tapi gak mungkin tidur terus kan, saya bahas berikutnya*. Nahh semuanya itu dilakukan demi berkah bulan Ramadhan, NAMUN saya konkritkan lebih tepatnya adalah demi mencari ke-Ridho-an Allah, karena apapun yang dilakukan, apapun hasilnya, semua itu datang dari Allah, sekalipun berkah yang melimpah dihadirkan pada kita pun itu juga atas ridho Allah. Jadi hendaknya jangan berpacu pada usaha banyak-banyakan pahala, namun berpaculah untuk mendapat ridho-Nya yang buuuuuwanyak :)

Kalau sudah mantap menanti Ramadhan untuk mencari berkah, rahmat, dan ridho dari-Nya insyaAllah kegiatan kita juga akan terarah. Terarah dan terjadwal, bagi mereka yang tidak terjadwal pasti sudah ada kegiatan rutin kok, apa itu? Khususnya saya menyinggung soal Tiduuuur!!! ^_^… lanjutan sebelumnya,, Pembaca, kata pak ustadz, “tidurnya orang berpuasa adalah pahala”, saya yakin 100% anda yang tidur pasti menggunakan dalil terkenal ini, YA kan? :)… Oke, tapi saya konkritkan lagi yaa, ini juga menurut ulama agama kok dengan pemahaman yang lebih luas. Tidurnya orang berpuasa “di siang” hari adalah ibadah berpahala JIKA “di malam” harinya orang tersebut tidak akan tidur! Tidur  siang berpahala kalau saat MALAMnya kita gunakan untuk BERIBADAH, entah mau mengaji, tadarus bersama, shalat malam, dan ibadah-ibadah lainnya yang mungkin kurang sanggup kita lakukan pada siang harinya! Maka dari itu sebenarnya tidur siang bukan semata-mata untuk men-skip waktu siang hari agar cepat masuk waktu maghrib, gunakan waktu sebijak mungkin, kalau semisal memang waktu longgar dan malas beribadah ritual, tetap bisa diisi dengan hal-hal bermanfaat seperti membaca buku, novel, majalah *bukan majalah gossip*, baca buku masakan *hahaha*, belajar, atau hanya sekedar berdzikir itupun lumayan bermanfaat kaaan??? Hahaha daaan jangan sampai anda termasuk paragraph ke-3… Nah ini mungkin sedikit untuk kegiatan yang bisa kita lakukan :)

Dengan niat dan tujuan yang jelas, kemudian membuat jadwal yang tertata baik dan bermanfaat, nah sedikit banyak kualitas pemaknaan dan pemahaman seseorang bisa dilihat. Niat dan tujuan jelas plus kegiatan realistis terjadwal ya insyaAllah bulan Ramadhan ini benar-benar akan merubah diri seseorang biasanya menjadi lebih baiiiiik lagi selepas bulan Ramadhan, insyaAllah faedah dapat dan pahala tetap jalan, amiiin. Begitu juga sebaliknya niat asal-asalan dan tujuan abstrak plus gak ada kegiatan yang ya bisa dipastikan puasanya tidak bermanfaat, ya hanya menahan lapar haus nafsu tapi tak dapat pahalanya, alias rugi, naudzubillah ^_^

Pembaca yang suka membaca, kalau saya tidak salah dengar, sering ada yang bilang “beribadah yang terbaik adalah di seminggu malam awal dan seminggu malam akhir Ramadhan”, mungkin kalian pernah mendengar juga. Ini menurut saya saja yaa… sebenarnya namanya ibadah itu kapanpun baik lho mau awal tengah akhir yang penting itu kan niatnya, jadi jangan hanya mengkhususkan ibadah malam di awal dan akhir saja, sebaiknya tetap lakukan ibadah semaksimal mungkin, kalau bisa rutin 1 bulan ibadah terus di malam harinya :)

Lalu ada juga statement, “ibadah di tanggal ganjil dalam seminggu terakhir Ramadhan yang insyaAllah di salah satu malamnya ada 1 malam yang “spesial”. Bukannya saya tidak percaya, namun tetap sebaiknya beribadah saja untuk mencari ridho Allah, tak perlu susah-susah ke masjid hanya untuk menunggu hadirnya “suatu berkah”, sebenarnya cukup di rumah asalkan kita khusyuk dalam ibadah, ikhlas hanya demi Allah saja, dan dilakukan secara rutin menurut saya insyaAllah “suatu berkah” tersebut akan datang sebagai hadiah atas apa yang kita lakukan :)

Dan, anda pasti sering mendengar ceramah tentang manfaat, faedah khusus, dan kemuliaan di setiap tanggalnya dalam bulan Ramadhan, mulai dari 1 Ramadhan sampai 29/30 Ramadhan, iya? Entah itu benar atau tidak, tapi semoga saja benar *Amiiin* berbagai kemuliaan itu. Yang bisa kita lakukan hanyalah yakin, yakin apa? Yakin bahwa setiap hari pasti ada faedahnya, apalagi di bulan yang diistemewakan dalam agama islam ini, jadikanlah “kemuliaan-kemuliaan” tersebut sebagai MOTIVASI kita untuk lebih rajin beribadah dan mendekatkan diri pada Allah, jangan sampai kita terbebani dalam melaksanakan suatu ibadah hanya untuk mendapat kebaikan, bukankah islam itu indah? So lakukan dengan tenang, santai, sabar, khusyuk ibadah, benar-benar rindu akan kedekatan dengan Mahapencipta :)

Semoga bermanfaat yaaahh, semoga puasa 1 bulan lancar yaa bagi yang laki-laki ini bagi yang perempuan meskipun ada halangan, tapi itu juga insyaAllah termasuk suatu ibadah apabila anda memanfaatkannya dengan baik dan benar… "RUTINITAS dan PEMAHAMAN serta LAHIRIYAH dan RUHANIYAH" itu penting dalam bulan Ramadhan ini jika inginSURVIVE dan SUKSES menjalani puasa selama kita diberi kehidupan ini… Jazakumullah khairan katsiron wa jazakumullah ahsanal jaza ya akhi ya ukhti, marhaban ya ramadhan  ^________^

Sunday, April 22, 2012

R.A. KARTINI ABAD 21


Pembacaaa, tanggal 21 April :) ada peringatan apakah pada tanggal tersebut?? Kalau 21 Agustus itu tanggal lahirku lho *curhat*, kalau 21 April? Nahh, sebagai warga Negara Indonesia yang baik yang seenggaknya tahu meskipun tidak mengerti tentang pahlawan-pahlawan bangsanya, yaaa siapa yang tidak kenal Raden Ajeng Kartini?? Yang belum kenal silakan kenalan dahulu :) Seorang Kartini yang lahir pada tanggal 21 April tahuuuun???.... Ya! Salah satu pejuang bangsa khususnya dari dan untuk kaum perempuan!


Sekedar curhat ya, dulu waktu penulis (aku) TK dan SD, pada saat hari Kartini (21 April) kami diharuskan memakai busana daerah/ pakaian tradisional. Hari itu juga diadakan berbagai macam lomba. Hal ini tidak lain untuk menghormati jasa dari ibu Kartini sendiri. Itu dulu, bagaimana dengan sekarang? Kemarin banyak pemberitaan bahkan jenjang SMP, SMA, pegawai pun tetap melakukan budaya yang ada pada hari itu, mengenakan busana tradisional, mulai dari para pelajar, staf guru, staf perkantoran, bahkan pegawai rumah sakit melakukannya, sungguh bahagia melihat budaya bangsa ini tetap lestari ditengah era global dengan model-model dan trend yang amburadulnya minta ampuuuuun.


Berlepas dari kebudayaan yang harus tetap dijaga, ada lainnya juga yang tak kalah penting, apakah ituuu?? Jawabannya adalah SEMANGAT AKAN PERUBAHAN (bukan semboyan partai Nasdem *Partai Panas Adem* lho!!!),, yaa semangat akan perubahan yang ditunjukkan dan dibuktikan oleh figur seorang R.A. Kartini!! :) “Dari gelap, terbitlah terang” siapa yang tak kenal kalimat ini?? Sebuah kalimat yang menunujukkan semangat Kartini mengubah suatu keadaan dimana pada saat itu terjadi ketimpangan akan status sosial kaum perempuan, menjadi keadaan sebaliknya, hak perempuan yang semakin terangkat dari keterpurukan. Dan alhasil lihatlah betapa derajat kaum perempuan di Indonesia sekarang ini sudah bias sejajar dengan laki-laki! Dalam fakta perempuan berhak sekolah tinggi, berhak mendapat penghidupan yang layak, berhak mendapat pekerjaan, dll. Yang mana jaman dahulu tidak bias di dapatkan dengan mudah. Berterimakasihlah pada beliau, atas jasa beliau juga anda, para perempuan, mendapat seperti sekarang ini, Alhamdulillah yaaa sesuatu :)


Pembaca, khususnya kaum perempuan, sekarang kehidupan berbeda, tak ada lagi namanya ketimpangan sosial kaum perempuan! Kalian berhak mendapat penghidupan yang layak, tentu bukan berarti sekarang kalian merdeka, namun kalian harus tetap menjaga semangat perubahan dari seorang Kartini!... Semangat perubahan yang seperti apa?? Semangat untuk terus memperbaiki kehidupan masyarakat yang sekarang ada, jangan kalian kira kehidupan yang sekarang berjalan baik, belum! Kehidupan sekarang masihlah bermasalah, maka dari itulah anda dibutuhkan di dunia ini, untuk memperbaiki keadaan :) hai para perempuan yang cantik cantik, jangan hanya mempercantik wajah kalian, tapi percantiklah sikap kalian, kelakuan kalian, terhadap sesama, terhadap orang lain, terhadap masyarakat. Tunjukkan kecantikan kalian dalam wujud sebuah pengabdian kepada masyarakat banyak, tidak lain tidak bukan sebagai cara untuk memperbaiki.


Perempuan itu haknya lebih dari laki-laki? Ya! Kok bisa? Lihatlah ada yang namanya Komisi Perlindungan Wanita dan Anak, dan tidak ada Komisi Perlindungan Laki-laki! Perempuan Wajib dilindungi tapi juga berhak melindungi, dan laki-laki “pasti wajib” melindunginya. Bahkan lucunya lagi dalam kehidupan ekonomi rumah tangga ada yang bilang “Uangnya istri ya uangnya istri, uangnya suami ya uangnya istri”, nah terus laki-laki gimanaaa???? (Penulis bingung juga!) hahahaha… Dengan adanya beberapa kelebihan ini tentunya digunakan untuk menunjang kaum perempuan itu sendiri, tapi menunjang bukan dibuat senang-senang saja, harus dibuat untuk kebaikan bersama!! :)


SEMANGAT AKAN PERUBAHAN, kaum perempuan, berkaryalah! Tunjukkan bahwa kalian itu adalah manusia-manusia bangsa yang sangat berguna dan berharga bagi siapapun itu.
Hai para perempuan disegala bidang, bekerjalah dengan ikhlas tetap dengan semangat perubahan.

Para perempuan bidang pendidikan, jadikanlah dunia pendidikan saat ini menjadi penuh makna penuh tujuan baik demi generasi-generasi penerus.

Para perempuan bidang kesehatan, bantulah mereka-mereka yang membutuhkan, tanpa mengenal status sosial, berikan yang terbaik demi kelangsungan kegiatan dimasyarakat.

Para perempuan bidang industri, buktikan bahwa industri bukanlah pekerjaan lelaki, wanita juga berhak berkarir dibidang ini untuk kelancaran industri atas menengah bahkan menengah kebawah.

Para perempuan dibidang hukum, jadilah seorang yang bijaksana, jadilang perempuan yang mengusahakan keadilan sesamanya lebih-lebih orang banyak, tegakkan pilar-pilar hukum yang bersih kokoh tegak menjunjung negara.

Para perempuan bidang sosial politik, berpolitiklah dengan baik, lihatlah masyarakat sebagai bukti rasa sosial yang tinggi, pecahkan permasalahan-permasalahan yang ada.

Para perempuan bidang ekonomi, ciptakan keseimbangan ekonomi masyarakat daaan ekonomi rumah tangga yang baik dan bertanggung jawab.

Para perempuan bidang keagamaan, jadilah seorang yang religius sosialis, seorang wanita yang ahli agama juga tetap memandang perlunya keseimbangan hidup sosial dan beragama, jadilah wanita penegak agama yang baik dan benar sesuai syariat, ketentuan dan norma yang ada juga tak lupa tetap berorientasi kepada Tuhan.


Khusus:
Para pelajar perempuan dimanapun anda berada, sekarang anda adalah generasi penerus bangsa. Anda bersekolah, anda berpendidikan, maka tolong jadikanlah peringatan hari Kartini sebagai salah satu motivasi, sugesti, juga semangat kalian demi pembangunan, pembangunan masyarakat yang baik, masyarakat yang religius sosialis.
Kata seseorang, “Perempuan itu tiangnya negara”.. Aku percaya, aku yakin akan kebenaran kalimat tersebut, maka buktikanlah!!! Kelak, beberapa tahun mendatang, aku akan lihat berbagai macam perempuan yang sukses dibidangnya masing-masing dan dalam rangka memperbaiki kehidupan menjadi lebih baik, “R.A. KARTINI ABAD 21” dan seterusnyaaa!!!!! ^____^

UJIAN NASIONAL + KEJUJURAN = BUKAN FORMALITAS


SALINLAH KALIMAT INI, “SAYA MENGERJAKAN UJIAN INI DENGAN JUJUR”


Pembaca, anda tahu kalimat diatas?? Bagi para siswa se-Indonesia yang sudah mengikuti Ujian Nasional atau akan mengikutinya, pasti akan menemukan kalimat seperti di atas. Yaaa, memang kalimat tersebut terdapat pada salah satu kolom isian yang tersedia dalam LJK. Betapa hebatnya seseorang yang mempunyai gagasan untuk menyertakan kalimat tersebut kedalam lembar jawaban kita!! Kenapa saya bilang hebat? Karena orang yang mempunyai gagasan menyertakan kalimat tersebut berarti memiliki rasa kepercayaan yang tinggi kepada siswa-siswinya!! Namuuuun, dilain sisi, apakah kalimat tersebut hanya sebatas isian belaka??? :)


Seseorang melakukan sesuatu tentu ada alasannya, andaikata melakukan sesuatu tanpa tujuan itu sama saja sia-sia, pun dengan disertakannya kalimat tersebut. Saya yakin dan saya percaya TIDAK SEDIKIT siswa-siswi yang MEREMEHKAN adanya kalimat tersebut!! Perlu bukti? Tanyakan pada diri anda, hehehehe :) Ya, tidak sedikit diantara mereka yang menganggap kalimat tersebut sekedar isian biasa yang harus ditulis dalam LJK demi kelengkapan isian data. Mereka yang seperti itu tak menyadari arti penting kalimat singkat tersebut, sungguh disayangkan.


Pembaca, “Saya mengerjakan ujian ini dengan jujur”, apasih pentingnya kalimat ini?? Menurut saya, kalimat ini adalah bukti kepercayaan pembuat soal kepada siapa saja yang mengerjakan soal tersebut. Mereka percaya bahwa kita (pelajar) mampu mengerjakan soal-soal ujian yang diberikan dengan cara yang baik dan benar daaaan dispesifikkan dalam kata “jujur”. Memang UN kerap kali diwarnai masalah contek massal, kebocoran soal, kebocoran jawaban, bahkan parahnya sampai para pelajar otaknya bocor!! :) Dan dipastikan mengapa terjadi demikian ya memang mereka belum mengerti apa maksud dituliskannya kalimat ini. Pembuat soal merasa optimis dan yakin bahwa pelajar pasti jujur, tapi entah kenapa sepertinya harapan mereka sirna dengan adanya fakta dilapangan dimana berbagai kasus terungkap.


Krisis kejujuran inilah yang sebenarnya membuat citra pendidikan di Indonesia menjadi buruk, mungkin bisa saya katakan SEKOLAH TERAKREDITASI “A,B,C,D” namuuuun SISWAnya TERAKREDITASI “Z”, dalam artian sebaik-baik dan seburuk apapun sekolahnya, pelajarnya tetap lebih buruk. Kejujuran bukanlah suatu hal yang mudah, bahkan tingkatannya lebih dari Ujian Nasional kemarin lho… Terbukti!!! Mereka bias menjawab soal Ujian namun mereka belum bias Jujur, nahh berarti kan jujur lebih sulit. Tapi untungnya apabila berbicara masalah dunia saja, kayaknya nilai kejujuran itu tak menentukan syarat lulus tidaknya seorang pelajar. Alhasil banyak yang beranggapan UN sah sah saja melakukan kecurangan yang penting hasilnya baik, lulus, buat masuk PTN oke banget dehh. Atau mungkin mereka berdalil melakukan kecurangan demi “kebersamaan”, heeeiii!!! Kalian merusak citra nama sebuah kebersamaan!! :( lebih bodohnya lagi yaaa kecurangan dilakukan karena ikut-ikutan atau bahkan gengsi :/ ya ampyuuuun…. Kok ya masih ada pelajar macam gitu.


Mari kita konkritkan, dengan adanya kalimat di atas maka:

1.      Pembuat soal percaya pada kita untuk berbuat jujur.
2.      Kita pasti diminta mengerjakan dengan jujur.
3.      Kita sengaja dibiasakan untuk berlaku jujur.
4.      Kita harusnya paham kalimat tersebut.
5.      KALIMAT TERSEBUT BUKAN FORMALITAS BELAKA!!!!...


Hai para pembaca yang setia, seharusnya kita tahu dan paham akan kalimat tersebut. Kita menulis kalimat tersebut harus dilandasi dengan niatan baik, kita harus menulis kalimat tersebut dengan penuh keyakinan akan benar2 menjalankan apa yang kita tulis. Karena apa?? Tentunya karena kita dipercaya, kita telah diberi amanat, amanat dari pembuat soal. Tentunya apabila amanat tidak dijalankan atau amanat tersebut dilanggar, maka tidak lain tidak bukan kesalahan lah yang sebenarnya kita lakukan. Bukan kesalah kecil biasa yang tiada guna, namun juga masalah besar yang ada hubungannya dengan Tuhan, ya! Dengan Tuhan! Siapa yang member kalian nilai? Siapa yang meluluskan kalian? Guru? Tim korektor UN?? Tentunya TUHAN!!! :)


Yang saya tahu bahwa semua ini sudah telanjur. Apa yang kita lakukan tak bias diulang, yang penting sekarang kita mengerti mengapa di LJK ujian tertulis “Saya mengerjakan ujian ini dengan jujur” yaa ini semata-mata bukanlah untuk formalitas pengisian data, lebih dari yang kalian pikirkan, ini semua adalah bentuk tanggung jawab kita akan sebuah amanat yang sangat berat, ya, itu adalah amanat tentang KEJUJURAN.. karena sebaik-baik hasilnya diakhir, bahkan nilai sempurna sekalipun, apabila cara yang dilakukan salah yaaa tinggal disimpulkan hasilnya adalah “NOL” alias tak berguna! useless! Gak penting!.. saya tidak berbicara masalah dunia, saya berbicara masalah akhirat, semoga kalian sadar, dan semoga generasi-generasi penerusku ada bahkan bertambah...
saya istilahkan “MUJAHID KEJUJURAN”… Allahuma amin :)

Saturday, March 24, 2012

ORIENTASI DUNIA - AKHIRAT


Banyak kita lihat orang sukses dimana-mana. Ada yang menjadi pengusaha yang sukses, ada yang pebisnis, ada yang jadi artis terkenal, dokter yang langganan pasiennya banyak, pekerja dengan kekayaan yang melimpah, pengacara dan hakim ternama dikalangan petinggi, ada juga pejabat menteri dan lainnya, bahkan para ulama kondang yang sering nampang di TV (burek) yang sekilas kita lihat mereka sukses dalam berkarir di dunia. Maukah kita jadi seperti mereka??? Uangnya banyaaaak J rumahnya mewah, megah, eksotis, hidupnya serba glamour, serba ada, rumah 2 mobil 2 anak 2 istri 2 *ups* J siapa yang mauuuuuu, angkat tangan!! Pasti banyak yang mau….


Pembaca, kata SUKSES identik dengan keberhasilan seseorang dalam meraih suatu tujuan yang telah ditetapkan, ada yang bertujuan mencari pendapatan banyak, ada yang ingin menjadi orang yang berguna, ada yang ingin sukses UN (buat pelajar yahh kayak penulis), ingin sukses membangun ini itu, membuat ini itu bermacam-macam hal baru yang pada intinya membuat diri kita ini bahagia, benaaar??? J


Anda tahu, sukses itu sebenarnya tidak hanya sukses di dunia. Pernahkah anda terbayang orang yang sukses di akhirat kelak? Apakah mereka adalah pebisnis yang sukses? Artis? Hakim? Dokter? Ulama? Entah kita tidak tahu apakah merekalah itu. Yang terpenting itu bukan sukses dunianya, tapi sukses di akhirat. Orang yang sukses di dunia belum pasti sukses di akhirat. Orang yang sukses di akhirat sudah pasti sukses di dunia.


Orang yang sukses di dunia belum pasti sukses di akhirat? Mengapa? Konteks kata “sukses” yang disini saya maksud “sukses orientasi dunia”. Otomatis mereka hanya memikirkan mencapai kesuksesan di dunia dan bahagia pada suatu hari nanti karena usaha-usahanya. Memang kita harus berusaha dengan “baik dan benar” untuk mencapai suatu tujuan yang telah kita tetapkan. Tapi ada baiknya apabila kita mengubah pola pikir kita yang NDESOnya MENDUNIA. Mari kita ubah dengan “sukses orientasi akhirat”. Mengapa kita perlu mempunyai pikiran semacam ini?? Karena memang kita hidup di dunia ini hanyalah sementara. Istilahnya kita di dunia itu hanya mampir minum saja, lalu melanjutkan perjalanan menuju tujuan akhir kita. Yang jelas tujuan akhir kita bukan hanya dunia, tapi yang paling penting adalah kehidupan di akhirat. Kita hidup didunia ini mungkin kisaran 70 tahun, coba hitung berapa hari??? Sedangkan di akhirat di ibaratkan hidup 1 hari di akhirat sama dengan 1000 tahun di dunia, WOOOOW! Berapa hari cobaaaa!! Inilah kenapa di akhirat itu dikatakan kekal J
Maka dari itu sia-sia belaka kalau kita hanya berorientasi pada kesuksesan di dunia saja padahal hidup di dunia sangaaaaaatlah singkat. Kita harus mulai berorientasi hidup di dunia untuk hidup di akhirat kelak. Jadi dunia ini itu semacam alat transportasi untuk mencapai tujuan akhir kita itu.


Pembaca, dunia itu alat transportasi??? Ya J dunia itu semacam fasilitas. Apa yang kita tetapkan di dunia, ya harusnya berakhir di akhirat. Kalau dunia itu sebuah bus, maka saat sampai tujuan kita tidak mungkin tetap berada di bus itu, mau tidak mau kita harus turun bus jika sudah tiba di tujuan akhir. Ketika naik bus otomatis kita harus membawa uang (baca: harta) nahh pastinya digunakan untuk membayar bus tersebut (baca: sedekah) kan, kalau tidak mau membayar ya jangan harap mau sampai tujuan akhir dengan lancar tanpa dimarahi (baca: diberi cobaan) oleh petugasnya. Terus di bus juga banyak kejahatan kriminalitas (baca: godaan setan) nahh ini gimana caranya kita harus pintar-pintar menjaga barang berharga kita (baca: iman, ihsan, islam) jangan sampai 3 hal ini dicuri (baca: hilang karena kelalaian). Dalam perjalanan seringkali kita tidak tahan, alhasil kita sakit, nahh dalam hal ini kita harus menguatkan diri (baca: tawakal, ikhtiar) atau kita bawa obatnya selalu (baca: sabar dan ikhlas). Dan suatu waktu bus tersebut dinaiki seorang yang tua renta, lagi sakit, wanita hamil, anak-anak (baca: orang yang membutuhkan), kita harus menolong mereka bukan? Mempersilahkan mereka menempati tempat duduk kita (baca: mungkin hanya cobaan sesaat penguji keimanan) juga kita harus bersikap baik pada penumpang lainnya (baca: toleransi) hingga akhirnya kita merasa tenang (baca: mendapat lindungan-Nya) dan lancar-lancar saja dalam perjalanan kita (baca: ucap syukur). Sampai di tujuan dengan selamat (baca: selamat di akhirat). Turun dari bus dengan wajah tersenyum gembira, puas, juga bangga J
Betapa tidak mudah bukan??? Tentunya hal ini sudah harus kita pikirkan matang-matang, kita pikirkan jangka panjangnya, lupakan sejenak kehidupan yang berorientasi duniawi saja.


Hidup di dunia, bernafas, makan, minum, membantu orang, mencari ilmu, kerja, ibadah… dan masih banyak lainnya, ini sewajarnya selaiknya dan memang seharusnya tidak semata-mata ditujukan untuk kehidupan dunia, ingatlah ada dunia setelah dunia yang kita tempati sekarang ini musnah, ya Dunia Akhirat lah tujuan akhir hidup kita, tujuan akhir segala pengorbanan tenaga, pikiran, waktu kita, ORIENTASI AKHIRAT J

Wednesday, March 21, 2012

AKU BERMASALAH


Disaat kau putus asa, lihatlah! disini, sosok manusia penuh ketegaran, penuh pengorbanan, penuh niatan baik. Manusia dengan beribu kekuatan rela melakukan apapun dan yang pasti terbaik untuk membuatmu kembali bersemangat.... Papa  ^____^

Disaat kau sedang sedih, marah, juga kecewa, lihatlah! disini seorang manusia dengan kesabaran ekstra tinggi, siap menjadi contoh untuk kebaikanmu, juga rela membantumu, menjadi tempat keluhmu dan pasti selalu memberi nasehat yang membangun.... Mama ;')

Disaat kau kesepian, lihatlah! disini seorang atau lebih manusia bertugas menghiburmu. Manusia dengan segala keceriaan akan mengantarmu menemanimu. Siap mengisi waktumu pagi, siang, sore, malam, tatkala waktu kau bangun hingga kau tertidur.... Adik n Kakak  n____n

Disaat kau mengalami semua itu tadi, Ingatlah! ada penguasa dari segala manusia yang telah banyak membantu dalam setiap masalahmu tadi, penguasa atas segalanya, termasuk atas dirimu itu. Yang Mahamengetahui, atas apa yang kau alami; Yang Mahapenyayang dan pengasih, atas apa yang kau butuhkan; Yang Mahakuasa, atas yang terjadi; Yang Mahapelindung dari segala keburukan dan kejahatan yang kau dapatkan kapanpun dimanapun.... Allah SWT ;') ;')

....Disaat kau sudah membaik, bantulah aku disini ;) ;) ;)....