Wednesday, August 17, 2011

KEMERDEKAAN TIDAK SEPENUHNYA BEBAS

Sebelumnya, selamat Hari Kemerdekaan yang ke-66 buat Indonesia! Semoga Indonesia bisa menjadi negara yang senantiasa berpegang pada Pancasila demi memajukan kehidupan rakyat-rakyat yang menaunginya ini. Semoga keistimewaan Indonesia sebagai negara yang terkenal dengan budaya sopan dan menghargai serta menghormatinya ini tetap terjaga, saya berharap itu.

Pembaca, apa yang akan saya jabarkan berikut ini ada kaitannya dengan harapan saya tadi, yahh budaya sopan dan saling menghargai serta menghormati kita. Berikut ini merupakan contoh riil yang baru saja saya alami tepat tanggal 17 Agustus 2011 ini ketika mengikuti upacara memperingati hari Kemerdekaan. Bagi pihak yang merasa terlibat, mohon mengerti dan jadikan ini sebagai bahan tela’ah untuk kedepannya saja.

Mojokerto, 17 Agustus 2011, upacara hari Kemerdekaan yang diadakan kecamatan sooko tepatnya di lapangan yang bersebelahan dengan SMAN 1 Sooko, MAN 1 Sooko, dan SD Japan ini memang berjalan lancar pada awalnya. Upacara diikuti dengan baik oleh peserta upacara dari SD, SMP, SMA dan yang sederajat.. juga dari guru-guru pengajarnya.. pegawai desa, kecamatan, daerah dan lainnya. Lalu dimana letak kekurangannya???....

Sebagai peserta upacara apalagi dalam rangka hari besar Indonesia yang harusnya menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma yang baik, berikut adalah yang perlu diperhatikan:


1.      Jangan ramai sendiri saat acara! dengan suasana yang sedikit panas, dengan waktu yang agak lama, dan sedang berpuasa bagi yang menjalankan, tentunya peserta acara akan merasa lelah sendiri. Kalau sudah lelah dan bosan, apalagi dibarisan paling belakang (kebetulan Penulis dibarisan belakang, hhehehe…) yang sulit sekali fokus ke acara karena memang prosesi acara tidak terlihat jelas karena tertutupi ribuan punggung warna-warni dari pojok timur anak SD putih-merah, putih-hijau, putih-biru, putih-abuabu, coklat, batikbiru-hitam, biru sampai paling pojok barat itu warna hijau alias bagian keamanan dan sipil, alhasil akan berbicara sendiri dengan sekitarnya (Penulis juga kog…) . Saya yakin dan percaya hal ini memang wajar terjadi di acara apa saja. Namun hal ini justru menunjukkan tidak ada rasa hormat terhadap acara tersebut, otomatis juga mengurangi suasana kemerdekaan ini, bukan berarti merdeka dan bebas berbicara tanpa lihat situasi lowhh yaaa….


2.      Tetaplah fokus!! kalau sudah friendly sama lawan bicara pasti akan terbawa suasana baru yang senantiasa membuat kita terus berbicara juga (lagi-lagi Penulis mengalami…) . Bayangkan jika 1 peserta sibuk akan kemauannya sendiri tanpa pandang dulu sekitarnya pasti akan merangsang dan menggoda peserta lainnya untuk tidak fokus juga, laiknya 1 virus yang mampu menginfeksi semua software dan hardware 1 komputer. Saya ambil contoh, kebetulan selama upacara berlangsung banyak siswi yang tumbang, alias pingsan, umumnya siswi SMP dan SMA (salut buat siswi SD yang tak pernah tumbang…) kebetulan juga saat perwakilan sedang membacakan do’a. Waaah, niat berdo’a namun agak bergeser 180 derajat menjadi niat ingin tahu. Banyak yang menoleh kebelakang kesamping dan kemana-mana ingin melihat yang pingsan tadi. Sekali lagi, ini memang wajar terjadi, namun juga menimbulkan kesan tidak menghormati acara. Biarlah yang bersangkutan (tim medis atau PMR) yang bertindak, kita cukup membantu bila sekiranya perlu. Itu saja, tak usah dilebih-lebihkan, bahkan sampai jadi bahan pembicaraan. Fikiran memang merdeka karena boleh ingin tahu, namun fikiran tetap tak boleh untuk tidak fokus pada apapun acaranya….


3.      Ikuti dengan baik sampai selesai!!! awal acara sudah, pertengahan sudah, ini nihh yang terakhir. Lagu yang sebelumnya dibawakan oleh tim paduan suara sebagai penutup memanglah bagus, menarik perhatian, namun tak hanya itu, beberapa siswa-siswi gabungan, mengadakan semacam teatrikal tentang perjuangan rakyat Indonesia terdahulu. Awal teaternya memang Indonesia dari sudut barat yang bersenjatakan bambu runcing kalah n terpukul mundur oleh penjajah dari sudut timur yang bersenjatakan senapan (dari bambu juga sihh…), kemudian juga ada teatrikal penyiksaan terhadap kaum perempuan oleh para penjajah (padahal perempuannya abis pulang belanja lowh…) mereka dipukuli, dihina, disiksa habis-habisan (kasihan yaah…), namun kubu Indonesia disemangati kembali dan dengan jumlah armada yang besar, mereka berani melawan penjajah yang entah kenapa jadi sedikit, dan……….. (maaf, Penulis keburu meninggalkan tempat, hhehehe…). Inilah yang janggal dan benar-benar tidak punya sikap menghargai dan menghormati!!! Awalnya diprovokasi dari pihak guru yang mana mereka bubar duluan entah kenapa. Kemudian disusul siswa-siswi (termasuk Penulis…), pegawai dan peserta lainnya. Alhasil, drama teatrikal yang heroik ini lama kelamaan kehabisan penonton!!!. Entah apa yang ada dalam fikiran penonton, yang jelas penonton memang tak berpendidikan kewarganegaraan yang baik!!! dimana letak penghormatan kita?? Dimana letak penghormatan kita terhadap perjuangan merebut kemerdekaan ini sekalipun hanya teatrikal?? Dimana letak kesadaran bahwa mereka sama saja telah menghina dan meremehkan perjuangan terdahulu?? Berapa nilai Pkn dan Sejarah kita?? Inikah cerminan bangsa yang besar?? Bangsa yang menjunjung tinggi sejarahnya?? Pantaskah itu menjadi emblem kita?? Pantaskah itu kita lakukan setelah hormat pada sang saka merah putih berani nan suci kita?? Lalu apa gunanya kemerdekaan diperingati?? Padahal kenyataan berbicara lain!!! Hai para warga Indonesia, ini memang hari kemerdekaan, namun bukan kemerdekaan yang mana kita seenaknya berbuat tanpa aturan, tanpa nilai dan norma!!! Apakah kita bebas sebebas bebasnya?? Apakah arti sebenarnya “KEMERDEKAAN” dimata kalian?? Apaa?? Apaaa?? Apaaaa???....


Pembaca, 3 sikap yang saya jelaskan tadi (baik dan buruknya) adalah realita, jangan dimungkiri. Pun Penulis mengakui kesalahannya juga sebagai peserta acara tersebut. Untuk kesekian kalinya, itu wajar terjadi, namun kewajaran yang sebenarnya tak sesuai dan tak wajar. Sebagai warga negara yang baik, mari.. ayo.. perbaiki kualitas diri ini.. perbaiki kualitas pemahaman kita.. perbaiki segalanya.. malulah pada negara jika kita menyalahi aturan negara.. malulah pada diri sendiri jika kita menyalahi ilmu yang kita dapat.. malulah pada pejuang terdahulu, tanpa mereka mungkin kita sekarang pantas menerapkan sistem romusha, kerja paksa dan lain lainnya itu.. malulah pada Tuhan yang telah memberi kita ilmu dan akal jika tak kita kombinasi dengan baik..

Bismillahirahmanirahim.. KEMERDEKAAN ini menjadi awal perubahan bagi segalanya..
Semoga bermanfaat, Penulis yang ikut terlibat juga minta maaf karena tak dapat memberikan contoh yang baik, namun ada baiknya kita sama-sama ambil sisi positifnya saja sesuai penjabaran saya tadi….

Selamat hari Kemerdekaan bagi Indonesia!!! Bagi umat muslim, jangan lupa kalau hari ini juga hari besar islam, Nuzulul Qur’an!!, Umat islam, mari memerdekakan juga Al-Qur’an dengan setia membaca, mengerti dan memahami serta menerapkannya…. Syukron katsiran :)

No comments:

Post a Comment