Assalamu’alaykum,
Pembaca. Syukur alkhamdulillah kita
kepada Allah SWT yang selalu melimpahkan nikmat kesehatan dan nikmat waktu
sehingga kita bisa beraktivitas dengan semestinya. Pembaca yang terhormat,
beberapa waktu lalu kita disuguhi sebuah fenomena yang menarik nan dianggap
kontroversial, bukan Gunung Kelud lagi, namun tentang pemberitaan shalat
berhadiah mobil, umroh, dan haji, hehe.
Iya menarik, terbukti ratusan jamaah tertarik tuh. Program yang dilakukan ini diniatkan untuk membuat masyarakat
giat beribadah shalat lebih-lebih berjamaah. Tidak tanggung-tanggung 2 unit
mobil, dan kesempatan umroh/haji dananya telah disiapkan. Karena dianggap
kontroversial, pro kontra pun pasti ada.
Pembaca terhormat, kekhawatiran beberapa masyarakat, termasuk kekhawatiran penulis pribadi hadir bilamana niat sudah sedikit keluar dari rel nya. Memang benar niat hanya diri pribadi dan Allah SWT yang tahu, sedangkan berspekulasi negatif seenaknya sendiri juga tidak dibenarkan, namun tetap saja khawatir. Akankah niat pergi ke masjid (mohon maaf) mulai tergeser dengan kesibukan ke tukang fotokopi??.. Akankah niat mengambil air wudhu (mohon maaf) mulai tergeser dengan kesibukan fotokopi dan mengumpulkan KTP??.. Dan yang paling dikhawatirkan bagaimana bila niat ibadah karena Allah SWT (mohon maaf) mulai tergeser dengan mobil mewah dan kesempatan umroh/haji??.. Oh Meeen, bukan maksud bersu’udzon, tetapi apa daya pikiran tak sampai hati nurani terdalam. Dan yang membuat penulis heran, apakah program berhadiah ini berlanjut ketika sudah ada yang menang? Apakah berlanjut sampai seluruh jamaah mendapatkan masing-masing 1 unit mobil dan tiket umroh/haji? Lucu rek kalau memikirkan jawabannya, setiap 40 hari harus menyediakan 1 unit mobil baru, dananya diambil dari APBD, nah itu uang loe dipakai beliin mobil baru buat orang lain, ckckck. Ini heranku, mana heranmu? ^_^
Satu
lagi, ini yang lebih membuat penulis bingung. Dari sebuah pemberitaan di
televisi yang namanya penulis samarkan menjadi “bunga”, ada yang menyebut bahwa
cara menarik umat untuk beribadah dengan memberikan hadiah itu pernah dilakukan
pada jaman Nabi SAW ketika mengadakan kompetisi shalat dengan khusyu’ dan
menghadiahkan salah satu barang milik beliau. Sehingga fenomena seperti itu
dianggap tidak menyalahi aturan. Oke
itu pendapat orang, bagaimana pendapat Anda? Jangan tanya pendapat saya ya,
masih bingung mencari relasinya.
Overall,
yuk kita apresiasi salah satu bentuk
usaha saudara kita. Sulit memang mengajak, lebih sulit lagi membiasakan, dan
alangkah sulitnya mempertahankan, namun manakala murni kita niatkan karena
Allah SWT, kita niatkan sebagai jalan dakwah, bismillah, Allah SWT pasti akan menunjukkan kebenaran dan
kebermanfaatan semua perintah-Nya kepada kita, entah itu sekarang ataupun
nanti. Dan yang terpenting, yuk
selalu berdo’a agar niat kita selalu diluruskan oleh Nya, bila kita merasa mau
akan hampir saja nyaris mepet-mepet (#alay)
keluar rel jangan lupa beristighfar dan meniatkan kembali dengan sepenuh nyawa.
Penulis belumlah menjadi orang yang sebaik-baiknya telah dikatakan, masih
belajar menjadi orang yang baik sebenar-benarnya, pun penulis tak lebih baik
dari pembaca terhormat sekalian. Kurang lebihnya mohon maaf, semoga bermanfaat,
terima kasih, Wassalamu’alaykum,
Pembaca. :)