Assalamu’alaikum,
Pembaca. Bagaimana kabar Anda? Semoga sehat selalu. Pembaca, pernahkah Anda
menghitung berapa jam, berapa menit, bahkan berapa detikkah perjalanan dari
tempat Anda ke sekolah, tempat perkuliahan, kerja, belanja, dan lainnya?.. Saat
dalam perjalanan ke tempat tersebut, apa saja yang Anda pikirkan dan lakukan?..
Pernahkah dalam perjalanan Anda tidak memikirkan apa-apa (blank)?.. Hehe, tak
dimungkiri dalam suatu perjalanan kita mikirkan banyak hal (iya kalau yang
baik, kalau negative thinking?) atau
bahkan justru pikiran kosong!! Tentunya sama saja kita membuang tenaga dan
waktu kita untuk hal yang tak bermanfaat. Oke sekarang, pernahkah Anda
berdzikir? Tolong Anda berdzikir sekali saja, berapa detikkah yang dibutuhkan??
Hehe. Dan penulis yakin bahwa Pembaca
mengerti dzikir itu untuk apa tujuannya.. Lalu korelasi antara perjalanan dan
dzikir??.. Apakah Anda takut kalau berdzikir tiba-tiba Anda tidak konsentrasi
dalam perjalanan? Apa Anda berpikir bahwa saat berdzikir kita bisa mengantuk di
perjalanan? Apakah dengan berdzikir kita menjadi tertidur pulas di tengah
jalan, nah!?.. TIDAK! Justru dengan berdzikir selama perjalanan, inshaAllah
hati lebih tenang sehingga perjalanan lebih santai dan waktu lebih dimanfaatkan
sebaik mungkin!
Ketika
naik kendaraan dan berhenti di persimpangan jalan menunggu lampu merah dengan 3
digit (ratusan detik), saat orang lain lelah letih lesu lunglai lungset mulai
mainan klakson menggerutu gak jelas
ingin cepat-cepat, kita yang berdzikir inshaAllah akan tenang (keep calm and stay cool) menikmati
hitungan mundur dari ratusan hingga nol, setiap detiknya adalah dzikir. Pun
teriknya matahari tak terasa meskipun kulit dan rambut kita sudah terbakar.
Juga tak terasa lampu merah yang berganti hijau telah berganti merah lagi dan
kita masih menikmati diam ditempat, wooow
jangan sampai ya. Dan yang terpenting, perjalanan pun inshaAllah terasa
lebih cepat, nyaman, tenang, damai, asri, teduh, tentram, kondusif, apalah itu.
Atau
saat perjalanan malam dan hujan deras, dengan dzikir kita tetap tenang
menikmati berkah yang melimpah ruah (hujan kan berkah!). Dingin cuaca justru
tak membuat mengantuk karena hati dan pikiran kita stay ON. Tapi kalau sudah mengantuk ya harus tidur! Daripada
dzikirnya ngelantur gak karuan
diikuti juga kendaraan kita yang ngelantur
gak karuan, bahayanya sampai tumpeh-tumpeh
tuh! Safety first.
Ketika
perjalanan yang ditempuh perjalanan antar rumah, RT, RW, perumahan, desa, kota,
provinsi, pulau, negara, benua, planet, bahkan antar galaksi yang notabene
sangat jauh, nah betapa banyak waktu yang kita habiskan diperjalanan apabila
tidak kita manfaatkan sebaik mungkin. Perjalanan sama halnya waktu luang yang
mungkin kurang kita sadari sehingga dengan wajah innocent kita memikirkan
berbagai “hal” yang mungkin penting. Kalau bukan memikirkan hal yang tidak
penting, minimal mulut kita komat-kamit (baca mantra kali ya) alias lipsinc
sampai dukun yang lewat didekatnya minder
gara-gara komat-kamitnya yang lipsinc
kekuatan magisnya lebih powerful
dibanding dukun. Kepala mengangguk-angguk gak jelas mengikuti irama musik. Lalu
kedua tangannya mulai gerak sendiri sampai pengguna jalan didekatnya kena jotos, upper-cut, smash, smack-down
(parah!). Kakinya ikut-ikut pula alhasil berapa mobil bahkan truk terguling dan
terpental masuk gawang akibat tendangan mautnya bahkan membuat seluruh striker sepak bola di dunia migrasi ke
planet lain karena tendangan mereka sudah kalah telak. Pada akhirnya mendeklarasikan
diri sebagai The Next Raja Dangdut! The Next Mentalist pun kalah pamor -_-
Pembaca,
yuk sama-sama memanfaatkan waktu
sebaik mungkin. Ketika pikiran mulai tidak terarah, ketika pikiran kita mulai
kosong, sesegera mungkin mengingat Allah via
dzikir. Selain untuk mengisi kekosongan pikiran lebih-lebih menambah ibadah.
Kuantitas dzikir memang tak terbatas, tetapi kita harus tetap menjaga kualitas
dzikir kita, minimal sesuai tuntunan sunnah Rasul maupun yang tertera pada
Al-Qur’an. Sedikit-sedikit, yang penting istiqomah. Semoga bermanfaat, mohon
maaf bila yang penulis sampaikan bertentangan dengan pemikiran Pembaca semua.
Penulis tak lebih baik dari yang membaca. Terima kasih dan wassalamu’alaikum.