Friday, December 13, 2013

DZIKIR.. ON THE WAY


Assalamu’alaikum, Pembaca. Bagaimana kabar Anda? Semoga sehat selalu. Pembaca, pernahkah Anda menghitung berapa jam, berapa menit, bahkan berapa detikkah perjalanan dari tempat Anda ke sekolah, tempat perkuliahan, kerja, belanja, dan lainnya?.. Saat dalam perjalanan ke tempat tersebut, apa saja yang Anda pikirkan dan lakukan?.. Pernahkah dalam perjalanan Anda tidak memikirkan apa-apa (blank)?.. Hehe, tak dimungkiri dalam suatu perjalanan kita mikirkan banyak hal (iya kalau yang baik, kalau negative thinking?) atau bahkan justru pikiran kosong!! Tentunya sama saja kita membuang tenaga dan waktu kita untuk hal yang tak bermanfaat. Oke sekarang, pernahkah Anda berdzikir? Tolong Anda berdzikir sekali saja, berapa detikkah yang dibutuhkan?? Hehe. Dan penulis yakin bahwa Pembaca mengerti dzikir itu untuk apa tujuannya.. Lalu korelasi antara perjalanan dan dzikir??.. Apakah Anda takut kalau berdzikir tiba-tiba Anda tidak konsentrasi dalam perjalanan? Apa Anda berpikir bahwa saat berdzikir kita bisa mengantuk di perjalanan? Apakah dengan berdzikir kita menjadi tertidur pulas di tengah jalan, nah!?.. TIDAK! Justru dengan berdzikir selama perjalanan, inshaAllah hati lebih tenang sehingga perjalanan lebih santai dan waktu lebih dimanfaatkan sebaik mungkin!


Ketika naik kendaraan dan berhenti di persimpangan jalan menunggu lampu merah dengan 3 digit (ratusan detik), saat orang lain lelah letih lesu lunglai lungset mulai mainan klakson menggerutu gak jelas ingin cepat-cepat, kita yang berdzikir inshaAllah akan tenang (keep calm and stay cool) menikmati hitungan mundur dari ratusan hingga nol, setiap detiknya adalah dzikir. Pun teriknya matahari tak terasa meskipun kulit dan rambut kita sudah terbakar. Juga tak terasa lampu merah yang berganti hijau telah berganti merah lagi dan kita masih menikmati diam ditempat, wooow jangan sampai ya. Dan yang terpenting, perjalanan pun inshaAllah terasa lebih cepat, nyaman, tenang, damai, asri, teduh, tentram, kondusif, apalah itu.


Atau saat perjalanan malam dan hujan deras, dengan dzikir kita tetap tenang menikmati berkah yang melimpah ruah (hujan kan berkah!). Dingin cuaca justru tak membuat mengantuk karena hati dan pikiran kita stay ON. Tapi kalau sudah mengantuk ya harus tidur! Daripada dzikirnya ngelantur gak karuan diikuti juga kendaraan kita yang ngelantur gak karuan, bahayanya sampai tumpeh-tumpeh tuh! Safety first.


Ketika perjalanan yang ditempuh perjalanan antar rumah, RT, RW, perumahan, desa, kota, provinsi, pulau, negara, benua, planet, bahkan antar galaksi yang notabene sangat jauh, nah betapa banyak waktu yang kita habiskan diperjalanan apabila tidak kita manfaatkan sebaik mungkin. Perjalanan sama halnya waktu luang yang mungkin kurang kita sadari sehingga dengan wajah innocent kita memikirkan berbagai “hal” yang mungkin penting. Kalau bukan memikirkan hal yang tidak penting, minimal mulut kita komat-kamit (baca mantra kali ya) alias lipsinc sampai dukun yang lewat didekatnya minder gara-gara komat-kamitnya yang lipsinc kekuatan magisnya lebih powerful dibanding dukun. Kepala mengangguk-angguk gak jelas mengikuti irama musik. Lalu kedua tangannya mulai gerak sendiri sampai pengguna jalan didekatnya kena jotos, upper-cut, smash, smack-down (parah!). Kakinya ikut-ikut pula alhasil berapa mobil bahkan truk terguling dan terpental masuk gawang akibat tendangan mautnya bahkan membuat seluruh striker sepak bola di dunia migrasi ke planet lain karena tendangan mereka sudah kalah telak. Pada akhirnya mendeklarasikan diri sebagai The Next Raja Dangdut! The Next Mentalist pun kalah pamor -_-


Pembaca, yuk sama-sama memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Ketika pikiran mulai tidak terarah, ketika pikiran kita mulai kosong, sesegera mungkin mengingat Allah via dzikir. Selain untuk mengisi kekosongan pikiran lebih-lebih menambah ibadah. Kuantitas dzikir memang tak terbatas, tetapi kita harus tetap menjaga kualitas dzikir kita, minimal sesuai tuntunan sunnah Rasul maupun yang tertera pada Al-Qur’an. Sedikit-sedikit, yang penting istiqomah. Semoga bermanfaat, mohon maaf bila yang penulis sampaikan bertentangan dengan pemikiran Pembaca semua. Penulis tak lebih baik dari yang membaca. Terima kasih dan wassalamu’alaikum.