Assalamu’alaykum,
Pembaca. Syukur alkhamdulillah atas
nikmat yang diberikan oleh Allah ta’ala
hingga bulan Februari tahun 2016 masehi ini. Postingan edisi Februari, kiranya sudah bisa ditebak. Februari
identik dengan 1 peringatan yang disukai muda-mudi kekinian. Suatu peringatan
yang menguntungkan bagi pembuat coklat, penjual bunga, penjual surat dan kertas
unyu-unyu, hingga pengusaha villa dan hotel sekelas kamboja *if you know what I mean. Ya, Valentine Day atau yang disalahartikan
sebagian masyarakat sebagai hari Kasih Sayang.
To the point,
masyarakat Indonesia yang semakin kritis tentu tidak segan sejenak searching makna dari Valentine Day, sejarah Valentine, perkembangan kekinian, dampak
sosial maupun budaya, dan sebagainya, setuju? Tidak perlu tersipu malu untuk
membuka wawasan, membuka pintu kelam masa lalu (atau mungkin sekarang), dan membiarkan seberkas cahaya berbalut
hawa sejuk mengisi rumah yang kelam ini.
Terlepas
dari momen tersebut, muda-mudi Indonesia, bahkan dunia, kini sudah move on. Ketika hari Kasih Sayang
dimaknai dan disikapi dengan tepat oleh para muslimah, say good bye to Valentine Day and welcome GEMAR! GEMAR atau yang
akrab disapa “Gerakan Menutup Aurat”, merupakan contoh nyata kasih sayang
muslimah terhadap Indonesia, kini dan nanti. Sebuah gerakan yang berusaha
menyelamatkan kita dari api neraka? (wih,
ekstrem bahasanya!). Sebuah gerakan yang berusaha menggulung
dagangan-dagangan “kurang kain” nan jahiliyah? (hmm, jahat sekali ya?). Ketika ada yang beranggapan seperti itu,
cukuplah pahami GEMAR sebagai “gerakan yang berusaha memuliakan saudarinya,
berusaha menjaga kehormatan saudarinya, berusaha menjadikan diri ini sebagai
saudari yang seutuhnya”, bukankah kita bersaudara?
Tidak
perlu heran ketika kelak saat hari Valentine
ada agenda penggalangan hijab, bagi-bagi hijab laik pakai secara masif,
bagi-bagi bunga, stiker unyu, kaus kaki antidingin, mengadakan seminar dan training hijab syar’i *tsaahh, mengadakan aksi di
tempat-tempat yang tak terduga, dan sebagainya. Tidak perlu menganggap agenda
seperti ini buang-buang waktu, tenaga, dana, bahkan perasaan. Toh semua yang
terbuang itu bakal diganti oleh Allah dengan yang jauuuuuuh lebih baik dan
banyak, kini maupun kelak, itu kalau Anda percaya sih. Tidak perlu beranggapan
ini ajang cari perhatian untuk parpol, organisasi masyarakat, gerakan-gerakan yang
berbasis islam (bukan yang ngaku-ngaku
islam lho) karena itu sudah tugas utama mereka sehidup-semati, amar ma’ruf nahi munkar, itu kalau Anda
paham sih. Tidak perlu malu untuk mulai mengenakan hijab, berpenampilan laiknya
muslimah seutuhnya. Bila ada yang berpendapat bahwa memperbaiki sikap atau
sifat lebih utama dari sekedar berhijab, rasanya justru setelah berhijab,
kekuatan dan semangat untuk memperbaiki diri, bersikap-bersifat sewajarnya
muslimah akan jauh lebih besar.
Overall,
masyarakat kini semakin pintar, memaknai segala hal dengan lebih baik. Muslimah
melihat potensi kebaikan yang bisa diwujudkan sebesar mungkin, menimbang
besarnya mudharat yang akan
berkembang bila suatu trend absurd
dibiarkan, mengingat sudah kewajiban seseorang yang berbekal rahmatan lil’alamin untuk mengingatkan
akan suatu kebenaran, dan menetapkan bahwa diri ini muslimah yang “siapa lagi kalau tidak dimulai dari diri
sendiri, siapa lagi kalau bukan saya, saya harus ambil bagian dalam kebaikan
ini”. Inilah kasih sayang yang nyata. Bukankah wanita itu pilar suatu
negara? Saling menguatkan antar pilar adalah hal yang utama, yo po ra?
Akhirnya,
penulis mohon maaf atas segala tulisan yang kurang berkenan bagi Pembaca
sekalian. Kritik dan pendapat selalu dinanti untuk perbaikan pemahaman penulis
pribadi. Kesadaran, keikutsertaan, dan support
Pembaca dalam segala kegiatan GEMAR yang hadir di kota Anda juga dinanti
lho. See you at 14 Februari, Hari
Menutup Aurat *Cowok juga lho!!!..
Wassalamu’alaykum,
Pembaca tercinta.
No comments:
Post a Comment