Tuesday, December 23, 2014

SETIDAKNYA KEMARIN SEMPAT INGAT... IBU


Assalamu’alaykum, Pembaca. Syukur alkhamdulillah selalu kita ucapkan kepada Allah swt. Atas ijin-Nya kita masih berkesempatan menikmati secuil nikmat dunia hingga akhir tahun masehi ini. Dan alkhamdulillah kemarin telah kita peringati Hari Ibu nih yang disebut-sebut menjadi trending topic di dunia maya, dunia nyata, dan mungkin dunia lain. Berbicara tentang Hari Ibu nih, pasti kemarin Pembaca sudah memberikan hal terbaik untuk ibu, mulai dari ucapan lisan “terima kasih ibuk, selamat hari ibu, ibu baik deh!” (pasang wajah memelas), “Love u Mom, you’re my everthing!” (iklan susu deh), dan sejenisnya, hingga yang berbentuk hadiah spesial berupa hal-hal yang disukai ibu mulai dari masakan spesial dari anak tercinta, membantu pekerjaan rumah, dan sebagainya dengan harapan yang berbeda pula, berharap senyum spesial seorang ibu, pelukan hangat dari ibu, ridho dan do’a seorang ibu, pokoknya bukan berharap uang saku ditambah saja #ups. Sungguh hebat kalau Pembaca memanfaatkan momen kemarin dengan meminta maaf, do’a, dan ridho ibu. Tak jauh berbeda dengan mereka yang sudah ditinggal terlebih dahulu, pastinya do’a paling spesial-lah yang mereka ucapkan. Overall setidaknya kemarin kita sempat ingat pada ibu kita, bukan begitu?


Sempat ingat”? Ya, kemarin kita “sempat” ingat ibu kita. Seakan-akan kita jarang ingat kepada ibu kita, benar? Seolah kita ini anak yang jarang memikirkan ibu kita, setuju? Bagi yang serumah dengan ibu, tidak jarang lho kita bangun pagi lalu teringat tugas-tugas yang menanti kita, bergegas mandi, ganti pakaian, makan pagi, lalu cusss ke sekolah atau tempat kerja. Kita tidak begitu peduli siapa yang memasak makanan yang membuat kita siap sedia menjalani hari demi hari. Kita pulang dari sekolah atau tempat kerja, rumah sudah begitu cantik dan rapinya, dengan kasur dan makanan yang siap memanjakan kita. Dan alhasil kita mungkin lupa siapakah behind the scene kenyamanan yang kita rasakan. Bagi Pembaca yang berstatus perantau kos-lover jauh dari ibu, berapa kali dalam 1 tahun Anda memberi kabar pada ibu tanpa beliau hubungi dahulu? Berapa kali dalam 1 bulan Anda memberi kabar bahwa dompet Anda sudah tidak berpenghuni sebelum ibu Anda yang bertanya? Berapa kali dalam 1 minggu terbesit dalam pikiran Anda keingintahuan akan kabar ibu? Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah berkeluarga? Yang sudah berbeda rumah dengan orang tua #ehm, apalagi yang sudah tidak bisa dipertemukan kembali untuk saat ini, seberapa ingatkah kita sebelum akhirnya kelak dipertemukan? Bukan bermaksud buruk sangka lho.


Pembaca yang terhormat, dengan momen Hari Ibu kemarin, yuk yuk yuk kita selalu bersyukur kepada Allah swt atas segala kebaikan yang Allah berikan melalui ibu kita. Allah memberikan berkah makan makanan buatan ibu, Allah memberikan berkah pakaian yang bagus yang dibelikan oleh ibu atau bahkan ibu kita yang membuatnya untuk kita, Allah memberikan sebuah berkah yang insyaaAllah tidak bisa kita dapatkan untuk kedua kalinya dan pasti tidak didapatkan oleh anak lain yaitu nikmat lahir dengan selamat ke dunia ini melalui rahim ibu atas ijin Allah meskipun pada saat itu kita sebagai bayi tidak tahu bagaimana apa yang dirasakan ibu kita. Ibu hanya berpikir dan pasti berbaik sangka, bangga bisa melahirkan seorang generasi penerus bangsa dambaan umat, berusaha menepis rasa sakit yang saya sebagai laki-laki tidak tahu seberapa sakit itu. Pun ketika seorang ibu ketika melahirkan harus dijemput oleh Pemilik Kehidupan, insyaaAllah surga lah balasannya. Masih adakah alasan untuk tidak memikirkannya sedetik saja? Masih adakah alasan untuk tidak membuatnya tersenyum sekali saja? Masih adakah alasan untuk tidak menyisipkan nama ibu kita dalam setiap lantunan do’a? Betapa Rasulullah Muhammad saw menegaskan untuk menghormati ibu 3x melebihi hormat kita pada bapak. Pembaca, sadarlah setetes air susu ibu tidak akan terbalas oleh dunia seisinya bila kita persembahkan untuk beliau. Namun bukan berarti tidak ada gunanya apa yang kita berikan pada beliau. Justru harusnya membuat kita semakin memperbanyak berbuat baik pada ibu. Guru saya pernah berkata bahwa ridho Allah ridhonya orang tua (termasuk ibu). Dan ketika ibu kembali pada Penciptanya, hilanglah ridho tersebut, selamanya. Oleh karena itu yuk sama-sama ingat sembari bersyukur atas hadirnya ibu dalam kehidupan kita. Jangan sampai beliau sedih ataupun kecewa atas tingkah laku kita. Terlebih jangan sampai beliau menyesal kelak di akhirat atas tingkah laku kita. Karena penulis tak lebih baik dari Pembaca, penulis mohon maaf atas kata-kata yang kurang berkenan di hati. Terima kasih dan wassalamu’alaykum. (mw)