Saturday, September 20, 2014

KELUAR JALUR ITU SAKITNYA "DISANA"


Assalamu’alaykum, Pembaca yang dirahmati Allah. Bagaimana kabar Anda sekalian? Insya Allah dan semoga selalu dalam kondisi terbaik, dalam kondisi bersyukur saat sehat maupun sakit, dalam kondisi fit untuk melakukan seluruh list kebaikan yang telah direncanakan dalam 1 hari ini. Mungkin Pak MTGW akan mengucapkan 2 kata super memotivasi, super menghargai usaha kita, super membuat kita untuk selalu menjadi super, ya Anda “Super Sekali” (sembari menyodorkan secuil jempol tangan kanan). Salah satu guru saya juga pernah bilang bahwa saat kita bangun tidur usahakan langsung memikirkan hal baik dan perbaikan selama sehari ini, waw, how about kita saat bangun tidur? Mungkin yang terbesit pertama adalah “masih ngantyuuuuk, bubuk agy aaaah” z_z. Pembaca yang terhormat, memang benar alangkah baiknya kita membuat list kebaikan yang sebisa mungkin kita lakukan dalam 1 hari ini: mengucap salam, menanyakan kabar, membantu teman nyelesaiin tugasnya, membantu agenda organisasi, silaturahim, banyakin baca dan memahami Al-Qur’an, ikut pengajian dan kajian ilmu, nraktir orang se-kampus (what???), de el el, sesuai kemampuan, syarat dan ketentuan yang berlaku. Cukup “super sekali” kan list tersebut? Melakukannya untuk kebaikan diri sendiri, mengucap salam dan menanyakan kabar teman dekat kita. Membantu teman menyelesaikan tugasnya karena ingin dianggap pintar, baik hati, tidak sombong, suka menabung atau mungkin karena dia yang (ehm) menjadikan hidup kita “terasa” spesial bila, haha. Membantu jutaan agenda organisasi biar tidak dicap mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Belain ikut pengajian dan kajian karena ada si dia, dia, dan dia atau biar terlihat alim oleh ribuan pasang mata. Mentraktir orang se-kampus karena ingin update, gahooool, biar gak dibilang cupu, kudet, atau apalah sebutan hinanya. Benar begitu Pembaca??? Bila iya, Anda dapat 100 poin karena Anda jujur dan berani mengakuinya tapi -100 poin bila Anda bangga melakukannya. Bila tidak, selamat Anda mendapat 1 dikali X poin karena mungkin ada alasan lain untuk itu.


Pembaca yang saya banggakan (eh tapi jangan Ge’eR ya), salah satu guru saya pernah mengingatkan saya dengan sangat halus melalu 3 kata “Karenanya atau karena-Nya”. Beda font size saja padahal, yang satu n (normal) satunya N (capslock), namun interpretasi dan konsekuensinya itu lhooo. Ya, kriminolog nyebutnya motif, kalau motivator nyebutnya motivasi, kalau Penulis normal saja deh “NIAT”. Apapun yang kita lakukan pasti diawali sebuat niat, “sesuatu” yang ingin kita dapat/ capai/ tuju, sekalipun perbuatan tersebut kurang baik juga diawali oleh niat. Guru saya yang lain juga pernah cerita tentang seorang pemuda yang ikut hijrah Rasulullah SAW karena niatnya ingin bersama seorang perempuan, alhasil hijrah yang kebaikan dan besar (pahala)nya sungguh luar biasa tidak didapatnya, melainkan hanya seorang perempuan yang sedari awal dia inginkan. Coba flashback pada list kebaikan yang telah kita buat atau bahkan telah kita lakukan. Sudah benarkah niat kita? Sudah luruskah niat kita? Sudah konsistenkah niat kita? Kita menyapa, bersosialisasi, dan sebagainya hanya untuk mencari teman, hanya ingin dikenal orang, hanya ingin mencari kesenangan ngobrol ngalor ngidul etan kulon? Kita kuliah, sekolah, hanya ingin mendapat nilai A/100? Masihkah kita mencontek saat ujian? Kita bekerja, hanya ingin mendapat uang gaji bulanan? Masihkah kita memaksa meminta kenaikan pangkat dan gaji? Kita ikut pengajian dan kajian hanya untuk dikenal dan dicap sebagai orang “benar”? Masihkah kita ngaji dan belajar sendiri kalau tidak ada yang mengajak atau menemani?


Pembaca yang dirahmati Allah, Penulis pribadi masih sering keluar dari jalur utama niat. Masih sering terbesit cabang-cabang niat yang tidak jelas, ya itu semua mungkin karena niat yang belum murni, kalaupun niat kita murni mungkin belum berdifusi merata ke hati, dan bisa jadi karena titik titik hitam yang sering muncul menjadi kompetitor niat baik sejalan dengan dosa yang kita lakukan setiap hari, setiap saat, bahkan setiap detik. Menakutkan sekali lho kalau kita melenceng dari niat, niat karena Allah tiba-tiba melenceng menjadi niat karena ingin dikenal dan terkenal, melenceng menjadi niat ingin terlihat gaul, melenceng menjadi niat untuk mendapatkan harta, jabatan, atau pasangan, Penulis takut sakitnya itu lho disana (mikir ketika diakhirat piye). Oleh karena itu yuuuuk selalu berusaha memperbaiki niat kita, bukankah semua yang didapatkan sesuai niatnya? Kalau bisa berniat hanya pada Allah SWT, Mahapencipta, ngapain susah-susah niat untuk makhluk ciptaan-Nya. Penulis mohon maaf bila banyak tulisan yang kurang berkenan dihati Pembaca, semoga bermanfaat, dan wassalamu’alaykum.