Assalamu’alaikum wr. wb., Pembaca. Selamat datang
dibulan Februari, sebuah bulan dalam penanggalan Masehi yang tanggalnya paling
sedikit. Ya, Februari lebih dikenal dan diingat karena jumlah harinya kisaran
28 atau 29 hari dalam satu bulan. Namun Februari juga identik dengan suatu hari
yang special, lebih-lebih bagai mereka yang telah memiliki pasangan, entah
suami, istri, pacar, pasangan terang (gelap sudah terlalu mainstream) dan
sejenisnya dan lebih-lebihnya lagi bagi orang luar (biasanya orang Barat). Kata
anak muda dan Gahuuul jaman sekarang “Valentine Day”. Jangan dikira hari
spesialnya Valentino Rossi lho ya. Valentine Day alias “Hari Kasih Sayang” kata
orang ndeso, yang jatuh pada tanggal 14 Februari, kok bisa? Ya gak tahu,
hehehe. Nah jangan dikira penulis mau bahas masalah Valentine Day, ya karena
sudah terlalu sungguh sangat biasa. How about this, “Hari Menutup Aurat
Internasional”?? jujur lho baru tahun ini penulis kenal dengan peringatan
tersebut. Kapan? Sesuai isu yang beredar adalah tanggal 14 Februari, untuk
menyaingi Valentine Day, namun insyaAllah tujuannya lebih dari itu, lebih-lebih
untuk mengembalikan kesadaran manusia akan pentingnya menutup aurat secara
syar’i. Kalau mereka-mereka punya Valentine Day yang notabene berbau kasih
sayang cinta-cintaan *mungkin*, orang muslim juga punya hari istemewa dong yang
insyaAllah lebih bermanfaat *Bangga!! Meskipun isu, tapi semoga terealisasi*.
Ada akibat pasti ada sebab, pasti ada hubungannya, lalu apa hubungannya dengan
menutup aurat? Urgensi menutup aurat? “Menutup”? khususnya yang perempuan....
^_^
Pembaca yang saya hormati, pernahkah terbesit dalam
fikiran “kenapa kok bisa ada isu Hari Menutup Aurat? Apa hanya mencari sensasi
tebar pesona? Atau bahkan sok suci?”. Apa yang saya jabarkan setidaknya adalah
subjektifitas saya. Nah menurut pribadi penulis, Hari Menutup Aurat
Internasional merupakan salah satu langkah untuk mengembalikan manusia sesuai
aturan yang baik dan benar, khususnya berhubungan dengan aurat dan pakaian.
Sesuai fakta yang tidak diragukan lagi, sadar atau tidak manusia jaman sekarang
(termasuk penulis) pasti pernah melihat yang namanya aurat *jangan anggap
vulgar ya, hehehe*. Sadar atau tidak, lihatlah masyarakat lingkungan sekitar,
masyarakat tetangga, tetangga kota dan provinsi, Negara tetangga atau bahkan
Negara-negara pembesar di dunia. Yang paling krusial adalah masalah PAKAIAN.
Simpel saja, pakaian digunakan untuk melindungi
anggota tubuh kita dari lingkungan, sinar matahari, panas, dinginnya udara,
kotoran, bahkan mata-mata liar manusia *Wow*. Ada benarnya kata seseorang
“jaman dahulu manusia tak berpakaian, lambat laun mulai mengenal pakaian,
mengenal rasa malu, akhirnya mereka berusaha menutup tubuh mereka dengan kain
atau benda apapun yang menutup, dibuatlah pakaian yang munutup, namun lambat
laun kembali pakaian tersebut berkurang porsinya, semakin pendek, semakin
tipis, bahkan hampir tak menutup, parahnya hal itu disengaja bahkan
diperlombakan”, miris sekali kan bila kita ternyata kembali pada jaman dahulu,
alias jadi orang JaDul. :P
Sebelumnya saya mohon maaf bagi kaum perempuan yang
akan menjadi hal krusial nomor dua, ya kalau mau bahas laki-laki kayaknya gak
ada apa-apanya hihihi. Hal ini justru lebih mengena pada perempuan soalnya.
Pakaian yang digunakan perempuan berbagai macam modelnya, ada yang mengikuti
mode ter-up to date, ada yang berpenampilan apa adanya, ada juga yang tetap
berpakaian secara syar’i Alhamdulillah. Yang dikhawatirkan adalah yang
mengikuti mode, mode pakaian terkini makin menjajah kaum perempuan. Sebut saja
contohnya “Celana Pensil”, celana yang tidak terbuat dari pensil, hanya
konotasi belaka yak arena semakin kebawah semakin runcing seperti pensil,
semakin ketat pula. Senasib dengan yang bawah, yang atas juga, pakaian yang
cukup ketat sehingga tak jarang memperlihatkan lekuk tubuh *Ups*, bajunya tak
berkerah atau bahkan terbuka lebar dibagian atasnya, apalagi kalau kainnya
tipis atau minimal tembus pandang *Eeaaak*. Next bagi yang ngakunya muslimah,
memakai kerudung ataupun jilbab yang tidak menutup bagian dada, memakai jilbab
yang menunjukkan bentuk rambut (biasanya terlalu menonjol kebelakang atau
keatas), atau isu tentang “Candi dan Tumpeng Berjalan” coba tebak model hijab
apakah itu? Hehehe. Ada juga yang menggunakan baju setengah lengan (tidak
sampai pergelangan tangan), menggunakan rok atau celana panjang yang tidak
sampai pergelangan kaki ditambah tidak mengenakan semacam kaus kaki untuk
menutupinya sampai mata kaki. Apa yang saya uraikan bukan fiktif belaka tapi
sudah menjadi fakta dan sering saya jumpai (jangan dikira curi-curi pandang
yaaaa, hihihi).
Wahai para muslimah yang saya cintai (wah) lebih
tepatnya muslimah yang disayangi Allah, pernahkan kalian berfikir sedetail itu?
Kami para laki-laki terkadang prihatin lho atas hal ini meskipun tidak menutup
kemungkinan laki-laki suka yang begituan. Bagaimana bisa sesuatu yang kecil itu
kurang diperhatikan?. Tak perlu banyak ceramah, ada baiknya para muslimah
sekalian paham. Berikut adalah pakaian yang sekiranya baik, benar, tepat dan
pantas bagi kalian khususnya para muslimah:
1. Pakailah
kerudung atau jilbab yang sederhana namun syar’i, tidak menampakkan bentuk
rambut, berusaha tidak menampakkan sehelai rambut pun, usahakan kerudung tidak
membuat kepala berkeringat dan lembab (supaya rambutnya awet, heheee) dan
gunakan kerudung yang agak panjang sampai menutupi bagian dada.
2. Pakailah
baju berkerah (tidak terbuka dibagian dada, bukan juga kaus) meskipun tertutupi
jilbab atau kerudung, baju jangan ketat, baju longgar sehingga tidak membentuk
lekuk tubuh (juga untuk sirkulasi udara, kalau pakaian ketat kasihan kulitnya),
dan harus lengan panjang sampai pergelangan tangan atau lebih (bukan setengah
lengan).
3. Pakailah
bawahan yang juga tidak ketat, kalau celana ya jangan celana pensil, harus
celana (No legging please!!) yang juga agak longgar sampai pergelangan kaki atau
lebih. Kalau mau lebih feminin bisa juga memakai rok panjang tak ketat (No rok
mini please!!) sampai pergelangan kaki. Ditambah juga kaus kaki dan sepatu yang
cocok.
4. Intinya
jangan ketat, jangan tipis, dan harus menutup auratnya perempuan.
5. Kalau
ingin bersolek alias ber-rias jangan “menor-menor” istilahnya jangan terlalu
mencolok lah (kalau pakai lipstick merah banget dikiranya badut deh, hahaa),
jangan menggunakan perhiasan berlebih apalagi yang Nampak dengan mata, memakai
wewangian jangan yang terlalu memikat kaum laki-laki dan jangan juga memikat
bangsa lalat.
6. Pakaian
jasmani sudah so pakaian rohani bisa didukung jaga pandangan, banyak-banyaknya
menahan bicara yang tidak perlu, berbicaralah bila dibutuhkan dan usahakan
mengena tujuannya, jaga ucapan, jangan teriak-teriak, jangan mengGOSIP gak
jelas daaaan lain-lain. *masih banyak sih, males nyebutinnya* :)
Wahai para muslimah yang insyaAllah dirahmati Allah,
bagaimana? Tertarik untuk memperbaiki penampilan anda? Sudah siapkah menjadi
seorang muslimah sejati mulai dari segi penampilan?.... jangan takut ketika
anda ingin menutup aurat dan menjaga kehormatan anda, jangan takut bila kelak
dibilang tidak gaul, jangan takut bila dibilang sok beriman, jangan takut bila
kelak disebut teroris atau bahkan pengikut aliran sesat…. Pada dasarnya kita
berda di lingkungan yang tidak menentu, sedangkan kita berusaha menegakkan
kebenaran, bahkan kita mengajak pada kebenaran, mengajak kembali sesuai aturan
yang wajar yang sesuai aturan yang syar’i…. Disitulah letak ujian kita yang
mengaku taat pada Allah, tak perlu khawatir, dengan menjalankan perintah-Nya
insyaAllah kita pasti ada dalam lindungan-Nya dimanapun kita berada. Wahai para
muslimah sejati jangan mau apabila kalian kembali pada jaman dahulu, jangan mau
disebut perempuan JaDul yang sesungguhnya. Menutup diri dalam artian menutup
aurat sama dengan menghormati, menjaga serta melindungi diri para perempuan.
KEINDAHAN YANG SEBENARNYA TAK SELALU NAMPAK, JUSTRU TERTUTUP DAN TERSEMBUNYI
DARI HAL-HAL YANG MERUSAK DAN MENGANCAM KEINDAHAN TERSEBUT.
Bismillah, semoga sedikit *banyak padahal* tulisan
ini dapat menginspirasi umumnya untuk penulis sebagai seorang laki-laki dan
khususnya pada anda semua perempuan serta para muslimah yang saya cintai (lagi)
dan (sekali lagi) disayangi oleh Allah :) Jazakumullah khairon katsiron wa
jazakumullah ahsanal jaza’, akhirul kalam wassalamu’alaikum wr. wb., Pembaca.
Maaf kalau terlalu panjang, hehehe ^_^