Monday, May 20, 2013

MASALAH ITU WAJIB HADIR


Assalamu’alaikum, Pembaca. Sekian lama tidak nge-post sesuatu, yah karena bingung juga mau nge-post apa. Berhubung barusan bilang kata “bingung”, ada sebuah kisah singkat yang saya kutip berikut ini. Sesingkat-singkatnya sebuah cerita manakala berisi setidaknya satu hal penting, kisah singkat tersebut akan terngiang selalu dipikiran kita (lha kok kisahnya? Apa bukan pesannya?). Banyak versi ceritanya kok, tapi ini versi yang tiada duanya di dua dunia.

“Kisah yang hadir dari seorang bapak, anak beliau, serta keledai peliharaan beliau. Suatu hari si bapak hendak pergi mengajak anaknya jalan-jalan ke suatu tempat. Beliau memutuskan juga membawa keledainya. Bapak yang baik ini juga menyuruh anaknya untuk naik diatas keledai agar tidak lelah. Diawal perjalanan, bertemulah mereka dengan seseorang Mr.X1 (nama kami samarkan menjadi tanpa nama). Seseorang tersebut berkata kepada anak tadi bahwa betapa tidak sopannya anak tersebut karena membiarkan bapaknya jalan kaki. Mendengar pendapat seperti itu, si anak langsung turun dari keledai lalu si bapak lah yang naik keledai. Perjalanan berlanjut hingga bertemu dengan orang lain Mr.X2 (nama tetap kami samarkan). Orang tersebut mengatakan bahwa betapa tidak baiknya bapak tersebut membiarkan anaknya jalan kaki hingga lelah. Mendengar pendapat itu  si bapak lalu mengajak anaknya untuk bersama-sama menaiki keledainya. Lanjut meeeen, perjalananpun berhenti kembali manakala bertemu Mr.X3 (berasa praktikum kimia analisis zat X deh, sekali lagi nama disamarkan). Orang tersebut berpendapat bahwa betapa tidak berperikehewanan bapak dan anak tersebut membiarkan keledainya membawa beban yang terlalu berat. Akhirnya si bapak dan si anak langsung turun dari keledai dan melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Tamat, eeeits belum! Perjalanan dilanjut hingga pada akhir dari yang terakhir sebelum hari akhir yaitu saat bertemu dengan tanpa nama (nama tidak kami samarkan karena tidak punya nama). Orang ini berpendapat bahwa betapa tidak bersyukurnya bapak dan anak tersebut, diberi keledai untuk dinaiki tapi justru tidak digunakan dengan baik. Coba bagaimana respon bapak dan anak pada pendapat orang ke-empat ini?? Tamat deh, hahaha”….

Apa sih yang kita dapat dan pahami dari cerita tersebut??
1)      Siapakah empat orang tanpa nama tersebut? Hehehe ^_^
2)      Jalan-jalan bawa anjing oke kucing oke, nah ini bawa keledai?? Oh meeeen
3)      Akhir cerita setelah ketemu orang ke-empat? Nah ini versi penulis ya, versi (1) setelah bertemu orang ke-empat, bapak dan anak tidak memberi tanggapan, justru keledainya yang merespon, sehingga sekarang perjalanan diteruskan dengan keledai yang menaiki bapak-anak tersebut. (Emansipasi hewan).
4)      Versi (2) akhirnya si bapak dan anak frustasi lalu pulang ke rumah, nangis gulung-gulung, ngelus dada, mbatin, wes pokok e trauma jalan-jalan bawa keledai. Sedangkan keledainya tetap lanjut jalan-jalan, aseeek keledai yang bijak, sabar menghadapi masalah ^_^

(Nah lho), coba kalau kita menjadi bapak dan anak (keledai gak yaaaa) pasti kita mengalami yang namanya “bingung”, padahal disuguhi masalah yang sama namun dengan pembawaan yang berbeda-beda. Bingung yang ini lebih tepatnya “belum, kurang, maupun tidak mempunyai pendirian yang tetap”. (Nah kalau pendiriannya tetap terus tak mau berubah dan tak mau diubah??) Keteguhan pendirian seseorang biasanya tergantung apa yang diyakininya. Tentunya harus keyakinan akan hal yang baik. Sehingga kita yakin 1000% saat kita menghadapi SATU masalah yang SAMA, dan kita mendapat 1000 opsi, kita tidak akan mencoba semua opsi tersebut lalu diambil yang paling baik (capek lah naik turun keledai diomelin orang pula, hehehe). Kita perlu diam sejenak, lalu tarik nafas, tarik nafaas, tarik nafaaas, tak perlu dikeluarkan!. Sejenak kita berfikir diantara 1000 opsi, manakah 100 opsi yang logis dan realistis untuk dilakukan? Manakah 50 opsi paling solutif? Manakah 10 opsi yang paling efektif efisien? Manakah 1 opsi yang puuuuuwaaaluwing logis realistis, solutif, efektif efisien :)

(Nulis toh gampang! Bicara mah gampang!! Melakukannya wooooe susah!!!)
Pembaca, hidup itu adalah pilihan, (1) memilih untuk tetap hidup dan menerima berbagai masalah atau (2) memilih untuk mengakhiri semua masalah sekalian mengakhiri hidup??. Padahal memilih nomor (2) itu tidak mengakhiri justru masalah akan kita  hadapi di hari akhir lebih besar, so pilih nomor (1) tetap jalani hidup dan menerima segala masalah yang ada. Ada pepatah “Hidup monotone tanpa masalah”,”orang hidup tapi gak berfikir masalah hidupnya itu sama saja orang mati! Ups kasar sekali ya”….

Apa sih dampak dari adanya “masalah” jika kita “membingungkan diri” dalam memahaminya?
Sekali lagi ini versi penulis
1)      Hidup itu tak lepas dari namanya permasalahan
2)      Permasalahan apapun itu dimulai dari hal terkecil
3)      Hal terkecil itu sudah kita rasakan semenjak bangun tidur
4)      Semenjak bangun tidur kadang kita sudah membuat masalah
5)      Masalah yang kita perbuat berdampak pada fisik dan jiwa, bahkan orang lain
6)      Fisik yang bermasalah akan mengganggu aktivitas kita
7)      Aktivitas terganggu kita tidak akan produktif dalam hidup
8)      Saat kita tidak lagi produktif, apakah yang dapat kita lakukan? (Nganggur gak jelas)
9)      Lanjut saat jiwa ikut bermasalah, galau terus, orientasi hidup kita akan kacau
10)  Orientasi hidup yang kacau juga akan mengganggu aktivitas kita
11)  Masalah bertumpuk, ditindih masalah, dilempari masalah, serba bermasalah deh
12)  Pada saatnya akan terjadi Distress dan lagi-lagi itu masalah buat kita juga buat orang lain
13)  Frustasi, depresi, tak mau makan, mudah lelah, mudah marah, sakit-sakitan
14)  Lupa diri, lupa orientasi hidup, lebih-lebih jadi lupa ibadah
15)  K.O. dunia akhirat

Sebenarnya sangat tidak nyambung penjelasan saya itu tadi kan ya (Banget) ^_^ Pada intinya, berfikir positif, sebatas tidak terlalu fatal mudhorotnya, semua masalah pasti ada hikmahnya sekecil apapun itu, dan mungkin keyakinan kita masih lemah pada kalimat berikut “Dibalik kesusahan, ada kemudahan, Allah memberi COBAAN TIDAK MELEBIHI KEMAMPUAN umat-Nya, Allah gak mungkin bohong lho”. (Ngomongnya panjang kali lebar kali tinggi, kesimpulannya cuma itu??@!*!?)….
Hal sekecil mungkin yang bisa diambil manfaatnya akan tumbuh menjadi hal besar yang lebih bermanfaat lagi, semoga bermanfaat, semoga kita bisa menjadi orang yang senantiasa berfikir dan bersabar dalam mengarungi samudra kehidupan di dunia ini, jakumullah khoiron katsiron wa jazakumullah ahsanal jaza’, mohon maaf lahir batin, wassalamu’alikum. ^_^

No comments:

Post a Comment