Tuesday, August 28, 2012

ANAK, "POSISI MENENTUKAN PEMAHAMAN"


Assalamu’alaikum, Pembaca. Sudahkah anda saling meminta maaf saat Idul Fitri kemarin? Khususnya pada keluarga sendiri, bapak ibu adik kakak? Anak ke orang tua, juga anak ke anak :)… Posting kali ini sedikit banyak membahas tentang diri kita sebagai seorang ANAK, ini bukan berarti karena ingin punya anak yaa, tapi ini untuk menambah pemahaman dan tambahan pemikiran saja, hehehe.

Salah satu masalah yang sering saya hadapi adalah posisi seorang anak, dalam artian “anak keberapa kah kita??” dikaitkan dengan hak, kewajiban, tanggung jawab, pemahaman diri dan lain-lain. Seringkali perbedaan pendapat antara si sulung, si bungsu, dan si tengah-tengah. Sebelumnya mohon maaf apabila ada yang tidak sependapat yaaa karena ini pendapat penulis pribadi :).


Anak Pertama alias si sulung…

“Kenapa aku tidak punya kakak?” pasti tidak asing dengan pertanyaan tersebut, ya biasanya terpikirkan apabila kita mempunyai masalah, biasanya untuk kita yang kesulitan dalam belajar bahkan masalah pribadi, mereka ingin bertanya pada kakak/mbaknya yang seharusnya lebih paham. Lalu juga untuk orang-orang yang merasa terbebani bila anak pertama mempunyai seorang adik yang notabene tanggung jawab ada pada anak pertama.

Oke, berhubung penulis juga anak pertama, menurut saya bila kita menjadi anak pertama dan kita mempunyai adik, seharusnya kita harus tetap bersyukur, karena apa?? Karena kita telah dijamin dan dipercaya oleh Tuhan untuk bertanggung jawab pada adik kita, hitung-hitung bentuk tanggung jawab kita itu adalah ibadah juga kan, bukankah Tuhan memberi cobaan tidak melebihi kemampuan kita?? :).

“Kenapa aku harus punya adik yang ekstra baweeel??” untuk kakak/mbak yang tersiksa oleh hadirnya seorang adik. Suka jahilin, kalau adik menangis target ceramah orang tua adalah anak pertama, nakalnya tak bisa diatur, dan lainnya. Menurut saya ya, tetap bersyukurlah apapun bentuk adik kita itu, ada 2 hal yang insyaAllah akan menyemangati kita. Pertama adalah ADIK seperti TEMAN paling SETIA saat kita kesepian, untuk yang galau di rumah tak ada teman, adiklah solusi paling aman, ya hitung-hitung bisa diajak main, diajak komunikasi, diajak makan-makan juga bisa asal jangan diajak yang aneh-aneh bin ekstrem binti berbahaya yaaa. Apalagi kalau adiknya baik, nurut, lucunya masyaAllah, saya jamin kita di rumah itu lebih betah!! ^____^…
Kedua adalah ADIK sebagai pengubah POLA PIKIR, POLA HIDUP, juga KEPRIBADIAN kita. Kok bisa?? Seringkah berbagi makanan dengan adik? Sering mengajaknya komunikasi? Sering membimbingnya? Saya rasa jawabannya haruslah sering :). Juga kepribadian, bisa menjadi pribadi yang lebih ramah, halus, pengertian, bertanggung jawab, yang paling penting adalah sabarnya itu harus mantap :) :) Jadi sebenarnya tak seburuk itu menjadi anak pertama kan!!! Jangan mencari kekurangan kalau sangat banyak kelebihannya ^_____^V


Anak Terakhir a.k.a si bungsu…

Biasanya anak terakhir itu lebih diperhatikan orang tua, sekolah bisa dibayarin sama kakak/mbaknya, daaan masih banyak keuntungan lainnya, iya apa iya? Sungguh enak mungkin ya? :) ohh jangan salah, derita seorang adik biasanya seperti ini…
“Kenapa ya kok aku sering disuruh-suruh sama kakak/mbak??” pasti pernah, seenggaknya disuruh ambilin ini itu, disuruh beliin, disuruh nemanin, ya? :) memang disuruh itu rasanya tidak enak, apalagi kalau yang disuruh sudah besar pula, mungkin penolakan itu ada. Apakah disuruh-suruh itu takdir seorang adik? Tidak!! Itu sebuah kewajaran, siapa sih yang tak mau membahagiakan kakak/mbaknya? Bukankah kakak/mbaknya seenggaknya sudah banyak berkorban juga seperti pada pembahasan anak pertama?? ^_____^…

“Kenapa ya mesti jadi kalah-kalahan, dijahilin, diapain lah??” menurut saya sekali lagi itu adalah sebuah kewajaran, maklum kan seorang kakak/mbak jahilin adiknya, bukan karena ingin menyiksa, saya yakin itu bukti rasa sayang dan “care”nya seorang kakak/mbak pada adiknya, kecuali kalau memang dijahatin ya si adik terkena wajib lapor pada orang tua!! :) dilain hal, itu lho bisa melatih diri kita juga untuk lebih mengerti keadaan, mengerti akan pribadi kita sekarang seperti apa dan seharusnya seperti apa… Juga dilatih untuk menghormati… So? Masih betah menjadi seorang adik?? Kalau tidak betah, jangan protes pada orang tua yaaa ^_____^V


Anak Pertengahan (sesudah anak pertama sebelum anak terakhir)…

Kalau anak pertama susah, anak terakhir senang, asumsi orang biasanya anak pertengahan itu seimbang antara hak kewajiban susah senangnya itu sama alias gabungan dari 2 penjelasan sebelumnya mungkin gitu. Hehehe, jujur saya belum pernah ada pengalaman anak tengah-tengah punya masalah kompleks selain gabungan dari 2 posisi anak sebelumnya :). Tapi tetap ya, harus bisa hormat pada kakak/mbaknya juga harus bisa menjadi pribadi yang baik untuk adiknya, balance semua ^_____^


Anak Tunggal bin home alone…

Tak punya kakak, tak punya adik, ada sisi baiknya lho, dapat uang saku dari orang tua leeeebih, perhatian orang tua benar-benar focus pada 1 anak saja, WARISAN TUNGGAL!! dan lain-lain. Hanya itu? Kita lihat yang tak enaknyaaa…
“Kesepian rek :’(…“, “Hee ayo keluar bareng”, “Tanya siapa ya iki tugas susah-susah?”, “(Dan masih baaaanyak keluhan lainnya)”… Kesepian, siapa yang tak butuh komunikasi sekalipun itu sebentar? Apalagi dilingkup keluarga apabila bapak dan ibu kerja, apa kita tak butuh teman untuk sharing? Mungkin seorang kakak dan adik adalah jawabannya, tapi yang sangat mungkin adalah adik, ya karena kita sudah pasti anak pertama. Sosialisasi itu penting lebih penting dari harta kan, pengembangan diri, sikap mental, pola pikir, pola hidup, itu semua sebaiknya berkembang kan, atau kita ingin menjadi seorang individualis nonsosialis?? :)… Sekalipun tak punya adik, ya bersyukur berarti Tuhan telah mempersiapkan segalanya untuk pemenuhan segala kebutuhan materiil dan nonmateriil itu, dan juga harus tetap berusaha bersosialisasi dengan baik dengan tetangga atau teman diluar rumah… Nah, bangga jadi anak tunggal?? ^_____^V


Cukup banyak hikmah dari diciptakannya kita entah menjadi anak keberapakah dari orang tua kita :) yang pasti semua ada baik dan buruknya, namun optimalkanlah untuk mencari segala kebaikannya… tetap sabar, tetap baik sangka… ANAK, POSISI MENENTUKAN PEMAHAMAN… terimakasih, wassalamu’alaikum ^_____^