Saturday, December 29, 2012

SEMERBAK HEDONISME TAHUN BARU MASEHI


Assalamu’alaikum Wr. Wb., Pembaca. Sebentar lagi kita akan berpisah dengan tahun 2012 dan siap-siap say hello untuk tahun 2013. Seperti biasa, tentunya akan ada Event untuk merayakan Tahun Baru ini. Banyak orang-orang yang pastinya sudah siap-siap. Siap-siap apa? Mari kita lirik tempat-tempat perbelanjaan, sebut saja Supermarket dan Mall, berbagai gebrakan tidak baru yang diadakan pihak tempat tersebut. Seringnya adalah diskon yang pasti akan menghipnotis banyak orang untuk datang membeli barang-barang yang telah didiskon, membeli ini itu, segalanya diambil bahkan karena hebohnya diskon sampai 90% mereka rela berebut dan datang setiap hari. Kita lirik juga supermarket level menengah sebut saja market (Pasar) untuk memeriahkan, disini dilengkapi juga penjual terompet, kembang api, petasan, bahkan lebih ekstrem lagi petasan berdaya ledak nuklir *yang jual teroris*. Semuanya serba dihiasi kesenangan, kemeriahan, kehebohan bersama akan datangnya tahun baru. Itu sisi yang mungkin dianggap baik oleh sebagian besar masyarakat, namun ada juga yang menghiasi perayaan tahun baru dengan kesenangan yang negatif, Sebagai contoh pesta miras, pesta narkoba, konvoi motor “knalpot jebol”, clubbing dan lainnya, Naudzubillah bila masih ada yang seperti itu. Pembaca, apakah anda merasa Perayaan Tahun Baru pantas kalau hanya dibuat bersenang-senang?? Untuk pembaca yang muslim, apakah anda pernah melihat perayaan Tahun Baru Islam semeriah itu?? Lalu sebenarnya apa makna Tahun Baru beserta perayaan-perayaannya itu?....


Pembaca, mungkin “hampir” semua Negara di dunia ini merayakan Tahun Baru, ya memang karena ada sistem penanggalan. Dalam bahasan ini adalah sistem penanggalan Masehi, yaitu berkaitan dengan revolusi bumi terhadap matahari. Sejauh yang penulis dengar dan ketahui, penanggalan Masehi itu buah karya pemikiran bangsa Romawi. Dan kaitannya dengan Perayaan Tahun Baru itu adalah salah satu wujud penghormatan bangsa Romawi terhadap Dewa (kalau tidak salah, Dewa Janus, Dewa pembuka tahun). Disitulah berbagai macam kesenangan duniawi terjadi, pada intinya perayaan tersebut hanya bersenang-senang saja. Maka tak perlu kaget lagi ketika Tahun Baru identik dengan pesta, serba meriah, kesenangan bersama, entah itu dalam hal baik maupun buruk. Sebagai seorang muslim saya bandingkan juga dengan ajaran islam.


Dalam Islam juga ada tahun baru, yaitu Tahun Baru Hijriah. Kalau masehi berdasar Matahari, kalau hijriah insyaAllah berdasar Bulan *kalau salah tolong koreksi :)* Penulis sering bingung, mengapa perayaan tahun baru islam tidak semeriah tahun baru masehi?? Salah dua dari Hari Besar Islam yang Identik dengan Perayaan adalah Idul Fitri dan Idul Adha. Disitulah perayaan bagi Islam. Sebagai pembanding adalah Tahun Baru biasa mungkin penuh dengan senang-senang semata, namun dalam islam lebih dari itu. Senang dan bahagia memang harus, namun perayaan dalam Islam lebih mengutamakan kekeluargaan dan kebersamaan demi keutuhan dan kebaikan masyarakat sendiri. Idul Fitri dan Idul Adha sudah pasti menunjukkan kebersamaan yang sebaik-baiknya, sebagai contoh saling meminta maaf dan memaafkan, saling silaturahim dengan kerabat serta tetangga, saling berbagi serta makan-makan bersama, dan terutama adalah Ibadah bersama. Sangat jelas tujuan Allah akan adanya 2 perayaan ini.


 Cukup kontras bila dibandingkan dengan Tahun Baru masehi yang tujuannya samar-samar. Berkaitan dengan itu apa tidak sebaiknya kita merubah paradigma kita akan Perayaan Tahun Baru yang akan kita lakukan? Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ya lakukan secara wajar. Senang akan pergantian Tahun itu wajar, namun tetap harus dibarengi dengan pemahaman dan perbaikan pribadi. Jangan sampai kita larut dalam kesenangan semata, atau bisa disebut hedonisme. Jangan sampai di awal tahun itu kita awali dengan maksiat, mabuk, mengganggu ketentraman dan keamanan, berbuat yang tidak sesuai syariat agama. Seringnya masyarakat sekarang rela tidak tidur, rela keluar malam hanya untuk hal yang telah penulis sebutkan, padahal banyak hal yang masih bermanfaat. Contoh mudah adalah tidur, setidaknya tidur lebih baik daripada melakukan hal yang kurang bermanfaat. Atau lebih baiknya tidur lalu bangun malam dibarengi ibadah shalat malam serta muhasabah (evaluasi diri) yang mana insyaAllah lebih disukai Allah, lebih bermanfaedah, dan yang terpenting diri juga lebih aman. Atau mungkin dengan dzikir, memohon ampun pada Allah atas kesalahan-kesalahan kita selama setahun ini. Serta mulai berfikir apa saja tujuan kita ditahun berikutnya, apa saja planning kedepannya, dengan harapan itu menjadi titik start kita tentunya dibarengi dengan berdo’a memohon agar tercapai.


Menurut penulis, “Jangan sampai kita tergoda dengan kesenangan semata, jangan sampai tergoda oleh orang-orang diluar sana, itu adalah propaganda sifat senang-senang samata (Hedonisme). Kita harus mempunyai pendirian yang tegas, harus punya pandangan yang jelas, punya pemahaman yang jelas akan apa yang dilakukan orang lain. JANGAN BIARKAN SEMERBAK HEDONISME TERHIRUP MASUK QOLBU KITA UNTUK MENGAWALI TAHUN. Disinilah sebenarnya peran keyakinan akan ajaran agama yang benar!! Diakhir jaman ini tentunya tantangan hidup lebih sulit, manakala kita tidak memiliki pondasi agama yang jelas dan kuat, bersiaplah roboh aqidah kita. Bagi siapa yang mampu menangkal dan menjauhi godaan-godaan tersebut, itulah mereka yang beruntung!!”. Awali Tahun 2013 ini dengan sesuatu yang telah PASTI manfaatnya. Penulis mohon maaf apabila setahun ini banyak salahnya *pasti*, mohon maaf bila posting saya Sungguh Terlaaaaaalu…. Semoga bermanfaat, jazakumullah khoiron katsiron wa jazakumullah ahsanal jaza’, akhirul qalam Wassalamu’alikum Wr. Wb. 

No comments:

Post a Comment