Wednesday, September 7, 2011

GELAR ABADI DI DUNIA

Pembaca, berapakah usia anda? Sudahkah anda bekerja? Jika sudah, anda lulusan pendidikan apa? Apakah anda sudah menyandang gelar? Jika sudah, gelar apa sajakah itu? Banggakah anda dengan gelar itu semua?....

Berbicara soal gelar, gelar sendiri adalah suatu bukti tertulis yang mana menunjukkan kedudukan atau jabatan, pekerjaan, tingkat sosial maupun ekonomi maupun tingkat pendidikan seseorang tersebut. Ada yang bergelar sarjana (S.) yang sering dikenal lulusan tingkat S-1 seperti sarjana pendidikan (S.Pd.); sarjana keperawatan (S.Kep.) sarjana ekonomi (S.E.) dan lain-lain,  begitu juga master (M.) dikenal dengan lulusan S-2, adapun slanjutnya adalah doktor (DR.) lulusan S-3. Ada juga gelar sesuai pekerjaannya seperti dokter (Dr.), insinyur (Ir.) bagi seorang arsitek atau teknisi, Kepala bagian (Kabag.), Jendral (Jend.), mayor (May.), komisaris (Kom.) dkk yang biasanya pada satuan keamanan negara. Ada lagi karena suatu hal yang pernah dicapainya seperti Haji (H.) atau Hajjah (Hj.) bagi muslim atau muslimah yang sudah menunaikan ibadah haji, profesor (Prof.) bagi yang sudah benar-benar ahli dalam bidangnya dan masih banyak gelar-gelar yang mungkin tidak kita ketahui.

Pernahkah kita jumpai seseorang yang gelarnya sangat banyak, sampai-sampai apabila ditulis dalam papan nama mungkin hampir 1 meter panjangnya??... Hal ini sangat jarang, namun tidak menutup kemungkinan tidak ada yang seperti ini. Mari sejenak kita lihat, untuk apa gelar banyak-banyak? Apakah biar jadi pusat perhatian seseorang karena panjangnya? Atau menunjukkan betapa hebatnya ilmu yang kita miliki? atau betapa banyaknya uang yang kita keluarkan untuk mendapat gelar seperti itu?.... Entah karena itu tergantung individunya.

Pembaca, gelar memang paling berguna untuk mencari pekerjaan, bahkan suatu pekerjaan yang tingkatannya tinggi atau jabatannya tinggi membutuhkan gelar yang tinggi pula. Di saat inilah gelar baru dibutuhkan. Mulai dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain bisa kita coba bermodal gelar ini asalkan masih sejalan dengan gelar yang kita miliki. Betapa bangganya kita jika sudah seperti ini, memang tak bisa dimungkiri. Namun pernahkah terbesit bagaimana dengan mereka-mereka yang tak punya gelar? Bisakah mereka mendapat pekerjaan yang layak, yang pantas, yang sesuai? Lalu bagaimana mencari mencari nafkah tanpa bekerja selayaknya?.... Dari sini dapat berarti gelar juga penentu status ekonomi seseorang, mereka yang bergelar banyak pasti sudah menghabiskan banyak biaya demi tercapainya itu semua, lalu bagaimana dengan yang tidak bergelar? Berarti mereka tidak cukup ekonomi karena tak mampu membiayai ini semua?.... Naudzubillah, jangan sampai kita punya pemikiran seperti ini akan seseorang yang mungkin statusnya dibawah kita. Karena belum tentu kita tau dan mengerti untuk apakah sebenarnya kita mencari gelar.

Bagi mereka yang tak bergelar, jangan khawatir, sesungguhnya semua manusia di dunia ini akan mendapat gelar yang sama pada akhirnya. Bolehlah kita bangga dengan gelar yang terpampang di depan atau belakang nama kita. Boleh kita bangga telah menyelesaikan berbagai studi atau berbagai hal sehingga mendapat suatu gelar. Namun ingat, jangan terlalu bangga. Gelar yang wajib dimiliki seseorang adalah “ALMARHUM (Alm.)” bagi kaum laiki-laki atau “ALMARHUMMAH (Almh.)” bagi kaum perempuan. Suatu gelar yang tak akan terpisahkan saat waktunya. Suatu gelar yang PASTI dihibahkan kepada kita tanpa memandang tingkat pendidikan, sosial, ekonomi, pekerjaan, jabatan dan lain-lain. Suatu gelar hitam yang tertera diatas putih dan tidak tertera lagi pada papan nama atau pakaian kita melainkan tertera pada nisan batu maupun kayu kita. Pembaca, inilah “GELAR ABADI” di dunia. Inilah puncak pencapaian seseorang di dunia. Inilah gelar penutup yang pantas dan sepantasnya kita dapatkan. Jika gelar ini telah kita sandang, masih bisakah kita tersenyum puas akan semua yang kita peroleh? Masih bisakah kita menunjukkan semua kemampuan kita pada siapa saja? Masih sanggupkah kita melanjutkan studi untuk mendapat gelar lain?.... Gelar Abadi ini adalah pemberian Tuhan, bukan gelar sementara hasil penetapan manusia….

Pembaca, inilah hidup, serba sementara.. Pastilah ada yang abadi kelak dikemudian hari.. Gelar boleh beragam, boleh panjang boleh pendek, bahkan tanpa gelar sekalipun. Semua yang kita miliki sebenarnya juga pemberian Tuhan yang diwakilkan pada seseorang untuk memberikannya pada kita, jangan lupa bersyukur atas pencapaian kita, jangan juga terlalu bangga, yang terpenting adalah gunakanlah gelar tersebut sebaik mungkin, gunakanlah pemberian Tuhan ini sebaik mungkin untuk kemaslahatan umat manusia di dunia ini, Insya Allah sekalipun gelar abadi telah kita raih, gelar-gelar duniawi kita tetaplah membekas sebagai bekas yang baik, sebagai contoh yang bagus untuk generasi-generasi berikutnya, amin amin Allahuma amin.