Friday, July 22, 2011

NAFSU VS PUASA


Alhamdulillah, insyaAllah sebentar lagi kita akan memasuki suatu bulan kemenangan bagi umat islam. Suatu bulan yang sangat spesial dimata umat muslim, suatu bulan penuh pengampunan bagi siapapun kapanpun dimanapun yang mau bertaubat. Yaa, Bulan suci Ramadhan akan hadir diranah kehidupan kita, dan pastinya selalu hadir selama 1 bulan penuh kita berpuasa, menahan segala hal buruk yang kemungkinan sering kita lakukan manakala tidak sedang berpuasa, khususnya menahan nafsu kita. 

                Siapa yang tak suka datangnya bulan puasa?? Atau katakan berpuasa sebagaimana puasa biasa??.... Tentu suka kan, tak ada yang tak menyukai puasa, kecuali mereka-mereka yang memang nuraninya sudah tertutup. Padahal dengan puasa, saya yakin nurani kita, hati kita, fikiran kita, dan tentunya akhlak kita akan menjadi lebih baik. Mengapa demikian???....

FIKIRAN. Berpuasa, puasa berfikir, dengan artian fikiran kita yang biasanya berfikiran yang tidak-tidak, fikiran kita yang selalu memunculkan ide-ide yang mungkin buruk, fikiran kita yang mungkin ‘tidak terjaga’ bisa menyebabkan banyak kesalahan yang disengaja. Tanpa puasa, fikiran kita masih berhubungan erat dengan nafsu, karena nafsu itulah fikiran kita bertindak macam-macam. Disini diartikan nafsu dalam konotasi buruk. Namun, dengan puasa kita senantiasa menjaga fikiran kita, mengurangi atau bahkan menghentikan fikiran kita yang biasanya bertindak tak sewajarnya, karena ditakutkan puasanya tidak maksimal hasilnya atau bahkan takut puasa kita batal, hehehe. Alhasil, dengan puasa kita dipacu untuk lebih berfikir positif, lebih banyak mengingat Allah tatkala kita merasa bingung dengan apa yang kita fikirkan, senantiasa mengingat Allah setiap waktu, apalagi kalau berpuasa dan mau memperbanyak hal2 yang berguna seperti bekerja, belajar, banyak berdzikir, banyak melakukan ibadah disiang hari maupun malam hari intinya,, insyaAllah semakin berkurang dosa-dosa kita.

HATI dan NURANI. Bagi yang merasa selalu melakukan banyak perbuatan yang tak berguna, bagi yang merasa hidupnya sering dilanda kebingungan akan menentukan pilihan hidupnya, bagi yang merasa hidupnya sudah laiknya tidak terurus atau bahkan laiknya orang yang tak lagi hidup. Hal2 di atas tadi menunjukkan bahwa hati dan nurani seseorang mulai tertutup oleh titik-titik dosa yang menumpuk, menggumpal, menggenangi hati, nurani dan fikiran anda. Sekali lagi nafsu buruk menguasai kita. Kali ini lebih pada intinya, yaitu hati dan nurani. Sungguh bila keduanya tertutup, tak akan ada lagi namanya rahmat Allah, berkah Allah, ridha Allah untuk kita. Sungguh tak akan dapat ditembus oleh Nur Ilahi. Sungguh kuat kediktatoran nafsu akan tubuh kita saat itu. Kecuali, jika orang tersebut harus memaksa dirinya untuk lebih mengendalikannya. Jangan berkecil hati, biasa berubah kok dengan sedikit resep, berpuasalah lagi J. Sama halnya dengan fikiran, dengan puasa  kita dilatih untuk menjaga hati kita, lebih2 untuk kembali membuka hati nurani kita. Tentunya sama saja bertaubat namanya. Alhamdulillah bila disaat2 kritis tersebut kita masih mampu mengingat Allah, mengingat siksanya kelak, mengingat segala sesuatu yang akan terjadi pada  kita entah kapan dan dimana, InsyaAllah hati kita, nurani kita berfungsi dengan baik lagi. Nurani kita butuhkan saat kita ingin melakukan sesuatu namun kita tak tau dasarannya, yang mana nurani akan mengantarkan kita khususnya pada kebaikan saja. Jadi tiada namanya nurani yang mengarahkan pada kejelekan, kecuali kalau nurani kita benar2 telah terkalahkan oleh nafsu kita. Begitu juga hati (perasaan) yang juga harus kita jaga.

 Jangan sampai nafsu buruk mengalihkan pandangan kita dari pintu surga-Nya. Jangan sampai nafsu membelokkan jalan kita menuju Allah. Jangan sampai nafsu merusak semua akhlak kita, menurunkan derajat kita dimata Allah. Nafsu itu kuat, terbukti saat nafsu diuji Allah tatkala dimasukkan neraka berkali-kali nafsu tetap berpegang teguh pada pendiriannya meskipun itu salah, itu karena nafsu tidak berfikir, itu karena nafsu mengutamakan dirinya sendiri, mengutamakan kepuasan sendiri. Dan nafsu baru menyerah saat diperintah Allah untuk berpuasa. Itulah intinya, puasa dapat mengendalikan nafsu. Bersyukurlah saat datang bulan puasa. Syukur lagi jika kita tak hanya berpuasa saat bulan ramadhan, namun juga berpuasa sunnah, minimal puasa senin kamis insyaAllah berfaedah J. Jangan takut berpuasa, jangan takut kelaparan, jangan takut jatuh sakit. Sesungguhnya bagi  orang-orang yang sadar, puasa itu menyehatkan jasmani, menyegarkan ruhaniah. Puasa itu tak hanya puasa makan dan minum,, tapi juga berpuasa dari keburukan, berpuasa dari perilaku tak berfaedah, dll. InsyaAllah, dengan berpuasa, hati, nurani & fikiran kita pasti berada dilindungan Allah SWT, alhamdulillah....

Saturday, July 16, 2011

LOWONGAN : DICARI ORANG JUJUR

Satu kalimat penuh makna kutipan dari buku berjudul "Tuhan, Maaf, kami sedang sibuk" karya Ahmad Rifa'i Rif'an. Lowongan: Dicari orang jujur, kalimat tersebut tepat sekali menggambarkan keadaan sebenarnya masyarakat era modern sekarang. Yah, kejujuran menjadi hal yang sangat langka, bahkan lebih langka dari BBM yang kabarnya mulai habis dari bumi ini ataupun hewan2 langka yang makin terancam hidupnya. Begitu juga supply orang jujur yang kian hari stocknya juga kian berkurang. 

Tanpa kita sadari, majunya era ini, menjadi awal kemunduran mental manusia. Ketatnya pendidikan dan pekerjaan, ekonomi, strata sosial, hukum dkk lah salah banyak faktornya :) Alhasil manusia jaman sekarang memiliki semboyan yang wajib digunakan dalam keadaan darurat "HALALKAN SEGALA CARA". Disini, saatnya agama berkomentar dan bertindak.
                                      

PENDIDIKAN. Pembaca setia, persaingan sudah dimulai sejak dini. Pekerjaan menuntut pendidikan yang serba tinggi, serba mahal, serba segalanya jika mau pekerjaan yang laik dan satu lagi hal yang tak kalah penting "pokoknya bisa mapan, punya istri anak, rumah mewah, tambah mobil oke!". Pendidikan yang sewajarnya mendidik, bisa jadi merupakan lahan subur tumbuhnya ilalang ketidakjujuran. Banyak sekolah2 yang bisa dikatakan menyeleweng akan garis2 pendidikan dan agama.
Contoh umum oleh oknum sekolah adalah dengan melakukan pungutan liar yang mana maksud, tujuan maupun manfaat penarikan tersebut sangatlah tidak jelas, tidak bermanfaat, bahkan tak berguna bagi pelajar. Alhasil akibat ketidakjujuran ini banyak juga wali siswa yang menuntut pada sekolah tersebut namun pada kenyataannya hal itu tak kunjung ditanggapi positif. Seperti kasus di Surabaya, wali murid melaporkan kecurangan, namun malah dianggap merusak nama baik sekolah. Alhasil wali murid dan anaknya mendapat cemooh dari pihak sekolah bahkan dari wali murid lainnya. Nah, apakah kejujuran itu harus dipertanyakan kebenarannya???....
Contoh umum oleh pelajar saat ujian, para siswa yang umumnya tidak yakin akan kemampuannya, pasti akan ragu dengan jawabannya, alhasil mereka mencari kejelasan atau bisa dibilang menyontek jawaban teman lain. Begitu juga dengan mereka yang takut akan hasil pas2an atau hasil kurang, pasti akan melakukan hal yang sama. Mereka takut tidak mendapat nilai bagus, takut tidak mendapat ranking, yang mana itu semua menentukan tingkat pendidikan selanjutnya. Itu hal yang wajar namun kurang ajar :). Bila setiap siswa seperti itu, tak khayal bila ujian yang sewajarnya tenang, bisa menjadi tempat barter, tiada lain adalah saling tukar jawaban. Ini contoh hal kecil yang wajar dilakukan namun itu SALAH BESAR. Disini mereka telah mengambil hak yang bukan miliknya. Kasihan melihat siswa-siswi yang memang murni dan benar2 berusaha jujur dengan semuanya. Mereka yang terbawah tidak karena curang. Mereka yang terhina karena kebenaran mereka. Kami menuntut kejujuran!!!....
Hal ini berlanjut bahkan sampai jenjang pendidikan sebelum angkatan kerja. Yaa, untuk yang lanjut ke universitas. Banyak yang ingin mengenyam pendidikan di universitas ternama di Indonesia. Saat penerimaan mahasiswa baru, jika kita kritis, maka akan terlihat lagi satu kebobrokan sistem pendidikan kita. Yang mana juga terjadi kecurangan umumnya pada keadministrasian. Saat mendaftar, tak sedikit oknum yang curang, dengan menyogok atau memberi uang pelicin agar calon mahasiswa dapat masuk dengan mudah. Padahal andaikata tidak melakukannya, masih mungkin ada jalur lain yang lebih baik. Namun lagi, lagi, dan lagi, pun saat tes hal itu juga terulang. Mereka yang tidak lulus tes dengan mudahnya ‘meluluskan’ diri, umumnya bagi mereka yang beruang. Jika hal ini terjadi, beruntunglah mereka2 yang tidak begitu beruang, karena mereka tak akan melakukannya. Tapi sekali lagi, kapan dan dimanakah kita tak lagi menemukan ketidakjujuran ini???....


            PEKERJAAN. Selangkah lebih maju dari  pendidikan, selangkah lebih maju pula ketidakjujurannya. Dunia pekerjaan penuh persaingan, yang mana tak juga peduli satu sama lain, “cuek, gapeduli kalian sukses ehh bangkrut, apa adanya, yang penting diri sendiri sukses!!”. Mungkin ada beberapa orang yang berfikiran seperti ini, sampai2 juga mencoba berbuat yang tidak seharusnya. Pekerjaan yang rawan kejujuran adalah pekerjaan dimana rupiah bisa mengalir bebas pada suatu oknum, sebut saja bea cukai, perpajakan, perbankan dkk. Mereka2 yang berjiwa Gayus Tambunan, berhati Nazarudin, bernadi siapa lagi lahh buanyak contohnya yang melakukan penyelewengan. Kejujuran seperti lenyap termakan jaman. Sadarkah mereka2 memakan uang rakyat? Mengambil hak rakyat? Jelas2 di jelaskan pada Al-Qur’an bahwa kita dilarang keras mengambil hak orang yang membutuhkan!!!...
 Korupsi Kolusi Nepotisme sudah gencar2nya mencari anggota baru kayak NII aja dehh, bahkan pihak berwajib kewalahan menampung mereka2 itu. Akal bulus mereka tak henti kog, oknum polisi pun ada yang masih saja mau menerima gaji buta korupt2 tersebut. Tidak malu ya? Aparatur negara kok tunduk pada tahanan negara? Dimanakah kewibawaan anda? Tidak bermaksud menyinggung, namun kenyataan dan kejujuran yang sudah membeberkan contoh vitalnya ke publik. Kecil tidak jujur, dewasa juga tidak jujur, kita tunggu saja masa tuanya….


STRATA SOSIAL, EKONOMI & HUKUM. Ingat kasus nenek disidang setelah dilaporkan oleh pihak penggugat akibat beliaun mengambil buah yang jatuh dari pohonnya tanpa ijin pemilik?? Ingat kasus kakek yang didakwa hanya karena mencuri anak ayam?? Ingat kasus Prita Mulyasari yang didakwa karena pencemaran nama baik RS Omni?? Daaann ketidakjujuran juga beranak dibidang hukum, namun lebih tepat dibilang ketidakadilan. Yaa lihat saja 3 kasus diatas, mulai dari ibu Prita sampai kakek nenek pun didakwah hanya karena persoalan sepele. Dilihat dari strata sosialnya, mereka hanyalah orang2 biasa dengan pendidikan seadanya, bahkan mereka mungkin kurang tahu banyak seluk beluk hukum yang sebenarnya. Alhasil mereka dipermainkan hukum itu sendiri. Bagaimana mereka yang status ekonominya pas2an akan menyewa seorang pengacara yang konon katanya biayanya tak kalah mahal? Bahkan saksi yang dihadirkan tak kuasa membantah keputusan hakim ketua?? Sungguh malang mereka2 itu….
Jujur dari dulu saya memang tak mengerti hukum bahkan tak menyukai hukum karena ketidakadilannya itu. Kalau fikiran mereka bisa jujur, pasti perbuatan kecil itu tak akan diadili dengan pasal yang sangat membebani, karena bisa kita bandingkan mereka yang didakwa karena hal kecil, dengan mereka yang memang pantas didakwa karena hal kecil (ketidakjujuran) yang menjadi sangat besar, terhadap individu, kelompok, masyarakat bahkan negara. 


Pembaca, sebenarnya sungguh menyesal saya hidup di dunia yang tak adil dan tak jujur, lihatlah saat kejujuran dipertaruhkan demi segalanya. Mulai dari bangku pendidikan, pekerjaan, bermasyarakat dll. Padahal kejujuran itu enak, dengan jujur hidup tak akan ada perasaan tidak tenang akibat kejujuran kita. Dengan jujur kita mampu melatih diri kita memahami sesuatu dengan lebih tegas, lebih sesuai kenyataan dan tentunya lebih bermakna. Begitu juga kebalikannya, dengan ketidakjujuran kita senantiasa diliputi perasaan cemas, ragu dalam berbuat, khawatir akan ketidakjujuran kita, khawatir akan ketahuan semua tipu daya kita dll. Saya hanya ingin suatu saat tak ada lagi berita2 miring akibat kejujuran yang terkalahkan oleh manusia itu sendiri. Namun saya tak akan menyesal karena sesungguhnya keadilan dan kejujuran pasti, pasti dan pasti dapat dipertanggungjawabkan nantinya, kelak, di akhirat, saya yakin J

Semoga pembaca dan admin sendiri dapat mengambil hikmah dari sedikit post diatas, insyaAllah dengan KEJUJURAN yang terjaga, terjaga pula kita dari siksa Tuhan kelak, amin amin Allahuma amin 

Thursday, July 14, 2011

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, blog ini akan menjadi blog kedua saya. Sekilas tentang blog ini mungkin isi atau posting2nya biasa2 saja. Jadi jangan bingung dengan apa saja yang akan saya posting. Mungkin saya juga mengutip dari buku2, internet, alhamdulillah kalau mengutip fikiran sendiri. Nah, semoga blog ini bermanfaat, tentunya buat siapa saja yang mau membaca, alhamdulillah kalau komentar juga, tapi jangan berkomentar aneh2 yaa.... Dan satu lagi, kesamaan nama, tempat, tanggal dll bukanlah rekayasa :)

 Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
 Admin....